BAB 1: Jimin, Namjoon, dan Seulgi.

1.2K 87 27
                                    

Hari ini Jimin, Lisa, dan Namjoon tengah berkumpul di rumah Namjoon. Di karenakan satu-satunya figur orangtuanya Sang Daddy Namjoon yang jarang pulang membuat rumahnya menjadi tempat berkumpul dadakan oleh temanya.

"Tumben banget Seulgi gak ikut kumpul?" tanya Namjoon sembari menuangkan minuman ke gelas ketiga temanya.

Jimin menggelengkan kepalanya, "Gak tahu. Sibuk kali."

Lisa hanya mengangguk, "Joon, adek mu kemana? Gak kelihatan dari tadi."

Namjoon mengerutkan dahinya, "Siapa?"

Lisa memutar matanya malas, "Siapa lagi kalau bukan Jungkook."

Namjoon mengangguk, "Gak tahu tadi keluar, kenapa? Kangen dia?"

Lisa hanya tersenyum malu mendengarnya. Namjoon hanya terkekeh pelan menatap Lisa, sahabatnya sekaligus pacar adiknya, Kim Jungkook.

Sedangkan Namjoon beralih memperhatikan kekasihnya, Park Jimin yang dari tadi bermain dengan ponselnya di sampingnya. Mengabaikannya, seakan Namjoon tidak ada.

Entah mengapa, Namjoon merasa Jimin berubah. Namjoon menghela napas dan menggigit bibir bawahnya, menatap Jimin.

"Jim.." panggilnya pelan.

Jimin menoleh menatap pria manis yang telah menjadi kekasihnya selama 3 tahun hampir 4 tahun ini, lalu tersenyum.

"Kenapa, hmm?" Jimin meletakan ponselnya di atas meja di depannya, menatap Namjoon dengan senyum yang tak pernah lepas dari bibir sexy nya.

"Udah lama enggak keluar, ayo jalan." Namjoon menatap Jimin dengan harapan kekasihnya mau keluar dengannya.

"Maaf sayang, aku ada janji nemenin Seulgi jalan. Kapan-kapan ya." Jimin menatap Namjoon dengan raut wajah bersalah.

Namjoon menunduk, entah kenapa ia merasa Jimin menyembuhkan sesuatu darinya, tapi itu tidak mungkin bukan? Apa Jimin selingkuh dengan Seulgi? Dengan cepat Namjoon menepis pikirkannya, mana mungkin Jimin selingkuh. Seulgi hanya sahabatan dengan kekasihnya. Ya hanya sebatas sahabat.

"Sayang, maaf. Aku janji besok aja ya jalannya."

Lagi-lagi hati dan pikirannya tak sejalan. Hati Namjoon mengatakan ada yang aneh dengan Jimin, bisa saja ia selingkuh, namun pikiranya mengatakan Jimin setia padanya. Memikirkan ini membuatnya merasa pusing.

"Hei, kok bengong."

Namjoon tersentak, menatap Jimin dengan senyum kikuknya. Lalu menggelengkan kepalanya, "Gak apa kok, jalannya kapan-kapan juga bisa. Kamu nemenin aja Seulgi kasian dia kan perempuan."

Jimin tersenyum, lalu mengacak rambut Namjoon hingga berantakan. "Thanks beb, aku pergi dulu ya. Kamu gak apa, kan kalau aku tinggal?" Jimin beralih menatap Lisa yang sedari tadi terabaikan, "Lis, jaga calon istri ku awas kalau kenapa-kenapa."

Namjoon hanya terkekeh lalu mengangguk dengan senyumannya. menyaksikan punggung kekasihnya yang perlahan menjauh.

Kenapa rasanya sakit melihat Jimin lebih mementingkan Seulgi dari pada dirinya? Meskipun ia tahu mereka hanya sahabat. Tapi, tetap saja hatinya berdenyut nyeri melihatnya.

Namjoon menunduk dengan senyum tipisnya, semoga sesuatu yang buruk tentang hubungannya tak terjadi. Pikirnya dengan tatapan sendu melirik pintu yang telah tertutup, tentu saja Jimin nya tak akan kembali.

Meskipun ia tahu ada sesuatu yang salah, namun apa yang bisa ia lakukan? Hanya diam dan percaya pada Jimin.

Sedangkan Lisa mengepalkan tangannya, menatap kepergian Jimin dengan tatapan tak terbaca, seolah dirinya tahu sesuatu.

•••

"Jiminnie~"

Jimin menoleh, menatap Seulgi yang sedang menggenggam tangannya dengan manja. Tersenyum tipis, ia membelai rambut Seulgi pelan. "Kenapa, hm?"

Seulgi cemberut menatap Jimin, kekasihnya. Yeah, atau bisa di bilang dirinya hanya simpanan, orang ketiga dari hubungan Jimin dan Namjoon. Oh, tidak, lebih tepatnya bilang saja dirinya hanya pemuas nafsu.

Tapi, apa boleh buat. Ia ada alasan melakukan ini, apalagi ia juga menikmatinya menjadi orang ketiga sekaligus pemuas nafsu Jimin Memikirkan itu membuat Seulgi tersenyum licik.

"Jiminie, jangan deket-deket sama Namjoon. Aku gak suka liatnya, kalian mesra terus aku cuma bisa jadi penonton." protes Seulgi menatap Jimin dengan manjanya.

Jimin terkekeh pelan, "Namjoon itu pacar aku, aku harus lebih peduli dengan dia dong, kalau aku peduliin kamu dan cuekin dia emang kamu mau dia curiga?"

Seulgi mempautkan bibirnya kesal, menghentakan kakinya pelan. Mendongak menatap Jimin. "Tapi, kamu bisa dong jangan terlalu mesra sama dia. Kamu gak peduliin aku yang cemburu setiap lihat kamu berduaan sama dia terus?"

Jimin hanya terkekeh pelan menatap tingkah Seulgi, "Udah, aku gak mau berdebat dengan mu. Kamu lapar? Ayo pulang, aku akan menginap di apartemen mu malam ini."

Seulgi menatap Jimin berbinar, menginap? Sudah sangat lama rasanya Jimin menginap di apartemennya.

"Benarkah? Ayo sekarang kita pulang ke apartemen ku." Jimin hanya mengangguk dengan santai melihat Seulgi yang menarik tangannya antusias.

•••

Ehe, maaf nih kalau cerintanya gaje dan gak menarik. Semoga aja kalian masih suka. Baru bab 1 loh. Jangan lupa vote+komen.

See yu 😉

Hate Or Love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang