BAB 5: Seulgi dan Jungkook.

554 64 3
                                    

Seulgi berjalan menuju rumah sakit jiwa, memandang salah satu pasien di sana yang sedang memeluk sebuah foto. Seulgi tersenyum miris, melirik foto Namjoon yang di peluknya. Beralih menatap seorang pria yang berbicara dengan foto tersebut, seolah itu adalah Namjoon sendiri.

Seulgi berjalan ke arahnya, dan duduk di depan pria itu. Memegang pundaknya, namun pria itu tetap fokus pada foto Namjoon di pelukannya, mengabaikan sosok Seulgi yang tengah menahan tangis di depannya.

"Oppa, akan aku pastikan Namjoon membayar semuanya-" Seulgi menatap pria itu yang sedang tersenyum lebar menatap foto, "Dia, harus membayarnya karena telah membuat oppa seperti ini."

Seulgi mengepalkan tangannya, sudah tiga tahun berlalu, namun ia masih mengingat dengan jelas bagaimana Namjoon menolak pria ini dan memilih Jimin. Bagaimana pria ini yang depresi dan akhirnya menetap di tempat ini.

Seulgi tersenyum licik, "Aku pastikan dia akan menyesal. Aku akan merebut semua yang dia punya, seperti dia merebut mu dari ku dan mengembalikan mu dalam keadaan seperti ini."

Seulgi tersenyum lebar saat mendengar pria di depannya tertawa keras seolah mendukunya, membuat Seulgi semakin bersemangat melakukan rencana yang sudah tersusun rapi di otaknya.

•••

Tok.. Tok..

Jungkook yang sedang membaca buku tersentak, mengerutkan dahinya bingung. Menoleh menatap jam dinding di kamarnya, pukul 8 malam. Masih belum terlalu larut. Jungkook menutup bukunya dan berjalan ke pintu rumahnya, membuka pintu menatap tamunya dengan bingung.

"Noona Seulgi? Cari Namjoon Hyung, ya? Namjoon Hyung belum pulang."

Seulgi tersenyum, merapikan rambutnya sebelum menatap Jungkook serius. "Enggak ko, aku gak cari Namjoon."

Jungkook mengerutkan dahinya bingung, "Terus?"

"Aku cari kamu, kamu Adiknya Namjoon, kan?"

Jungkook mengangguk, lalu mempersilakan Seulgi masuk ke dalam rumahnya. Membuat minum dan membawa cemilan dari dapur. Jungkook duduk di depan Seulgi.

"Jadi, noona kenapa cari aku?"

Seulgi meminum minumannya dengan elegan, lalu tersenyum manis. "Ya, enggak kenapa-kenapa sih. Kamu sibuk gak besok?"

"Besok, aku kuliah."

Seulgi mengangguk mendengar ucapan Jungkook, menyenderkan tubuhnya di sofa dengan menatap cemilan di depannya seolah sedang berfikir sesuatu.

Seulgi mengangkat kepalanya, menatap Jungkook dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibir merahnya.

"Kalau minggu?"

Jungkook mengetuk meja dengan jarinya, berfikir ia ada acara atau tidak. Lalu Jungkook tersenyum sambil mengangguk, "Bisa kok, emangnya noona mau ajak aku kemana?"

"Aku ingin kau membantu ku membeli hadiah."

"Siapa? Pacar, noona?"

Seulgi menggeleng. "Bukan, dia oppa ku. Tapi, sayangnya dia lagi sakit."

"Sakit apa?"

Seulgi menatap Jungkook penuh arti, "Sakit mental."

Jungkook: "..."

Seulgi membuka tasnya dan mengeluarkan catatan kecil di atas meja, Jungkook melihatnya lalu memandang Seulgi bingung.

"Hubungi aku ya, udah malem. Aku pulang dulu, daahh."

Jungkook diam dengan catatan kecil di tangannya, memandang Seulgi yang keluar dari rumahnya. Lalu tersenyum tipis.

•••

Tak terasa hari Minggu tiba, Jungkook sudah bersiap dengan pakaian rapinya menunggu Seulgi menjemputnya.

Drrtt.. Drrrtttt..

Jungkook meraih ponselnya, lalu mengangkat panggilan dari Lisa.

"Hallo, Lis."

"Kookie, ayo keluar kita jalan."

"Maaf, ya. Aku udah ada janji nih."

"Sama siapa?"

"Noona Seulgi, temennya Namjoon Hyung."

Lisa: "..."

"Kookie, kamu udah siap?"

Jungkook menoleh menatap Seulgi yang sudah datang dengan pakaian minimnya.

"Beb, udah dulu ya. Noona Seulgi udah datang nih, bye."

Jungkook mematikan panggilannya, lalu berjalan mendekati Seulgi yang sedang duduk di ruang tamu.

"Noona, aku udah siap. Ayo."

Seulgi menangguk, lalu berjalan menuju mobilnya dan melaju dengan kecepatan sedang.

•••

Hate Or Love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang