BAB 3: Happy Anniversary (2)

637 76 19
                                    

Tok.. Tok..

"Seokjin Hyung, buka pintunya!" teriak Jimin sambil mengetuk pintu dengan brutal.

Ceklek!

Jimin tersenyum lebar menatap Seokjin yang membukakan pintunya, tentu saja dengan umpatan yang terus keluar dari bibirnya.

Bagaimana tidak, sudah jam 1 malam ada tamu. Belum lagi mengetuk pintu dengan brutal, bagaimana jika pintunya rusak? Memikirkan keadaan pintunya yang akan rusak lama-lama membuat Seokjin bertambah kesal.

Saat melihat siapa pelaku yang membangunkannya, Seokjin hanya bisa memendam amarah.

"Ngapain ke rumah ku? Gak ada kerjaan apa, malem-malem ke sini ngerusuh. Besok aja kenapa sih?"

Jimin hanya tersenyum, "Bantuin aku dong."

Seokjin memutar matanya malas, "Kenapa? Lupa sama aniv sendiri? Udah beberapa tahun sih lupa terus, pasti datengnya ke sini."

Jimin terkekeh pelan, "Ayolah hyung, bikinin kue dong. Masa kamu tega liat temen mu ini berantem sama pacarnya?"

Dalam hati Seokjin, kenapa pacar temannya ini bisa bertahan dengan pria yang lupa dengan hari jadi mereka. Kalau yang jadi pacarnya Seokjin, pasti Seokjin sudah mengajak putus sejak lama.

"Yaudah masuk.."

Jimin tersenyum cerah, memasuki rumah Seokjin yang tak besar maupun tak kecil. Sederhana, namun terasa nyaman dan hangat.

•••

Ting.. Tong..

Terlihat seorang pemuda bersurai hitam yang membukakan pintu, melihat siapa yang datang pemuda itu tersenyum lebar.

"Jiminie Hyung, ada apa? Kenapa malem-malem gini datang? Cari Namjoon Hyung, ya? Dia ada di kamar hyung masuk aja."

Jimin tersenyum menatap adiknya Namjoon,"Thanks, Kook, aku mau ketemu Namjoon dulu. Maaf ganggu."

Adiknya Namjoon yang tak lain bernama Jungkook hanya tersenyum melihat kelakuan calon kakak iparnya.

•••

Ceklek!

Namjoon yang menenggelamkan wajahnya pada bantal mendongak, melihat siapa yang memasuki kamarnya.

Matanya membola menatap Jimin yang datang, dan Namjoon menghapus air matanya kasar.

"Ngapain kamu disini?" tanya Namjoon parau.

Jimin terdiam, berhenti tepat di depan Namjoon. "Happy Anniversary Joonie, maaf aku lupa lagi. Maaf, maaf, maaf, aku memang bodoh. Ini untuk kamu."

Namjoon terdiam, iris matanya menatap Jimin yang berlutut di depannya. Tanganya memegang kue yang terhias cantik, sedangkan yang satunya memegang bunga mawar.

"Namjoon, maafin aku yaa."

Perih sekali, rasanya sudah lama Jimin tidak memperlakukannya dengan lembut. Bahagia? Tentu saja ia akan bahagia, tapi tetap saja rasa kecewa itu muncul di lubuk hati yang terdalamnya.

Namjooon tersenyum menampilkan dimple yang selalu membuat Jimin terpesona, "Terimakasih.."

Jimin tersenyum lebar, melihat Namjoon mengambil bunganya. Jimin meletakan kue di meja dan berdiri, duduk di samping Namjoon dan memeluk pujaan hatinya dengan sepenuh hati.

Hari ini, Jimin menjadi milih Namjoon. Tanpa ada Seulgi yang menganggu seperti biasa, memikirkan itu membuat rasa senang Namjoon membuncah dan melupakan rasa sedihnya.

Semudah itukah ia memaafkan Jimin? Namjoon selalu lemah dengan kekasihnya, yang bisa ia lakukan hanya menelan kekecewaan dan memendamnya sendiri.

Pelukan Jimin terasa hangat dan nyaman, rasanya sudah lama sekali. Lagi-lagi air matanya mengalir, Namjoon terisak. Bukan menangis bahagia, namun menangis karena memikirkan Seulgi yang selalu menempel pada Jimin. Membuatnya gelisah kekasihnya akan meninggalkannya.

Takut, rasanya sangat tak rela membayangkan jika itu benar-benar terjadi. Jimin hanya diam, memeluk Namjoon dengan erat. Sesekali ia mengucapkan kata-kata penenang.

"Maafin aku, aku datang sangat terlambat ya? Sampai buat Namjoon sedih?"

Namjoon di pelukan Jimin hanya menggelengkan kepalanya, "Tidak. Kamu tidak salah, bisakah kamu terus bicara?" karena aku takut gak bisa mendengar suara mu lagi jika yang aku pikirkan benar-benar terjadi.

Jimin mengangguk pelan, terus mengusap punggung Namjoon dengan penuh kasih. "Semuanya akan baik-baik saja sekarang."

Namjoon berhenti menangis ia fokus mendengarkan suara Jimin. Ya, semunya akan baik-baik saja sekarang.

"Aku akan tetap bersama mu.."

Karena Jimin bersama ku.

"Selalu.."

Selalu.

"Semuanya akan baik-baik saja."

Semuanya akan baik-baik saja.

Jimin menunduk menatap Namjoon, "Dia tertidur?"

Jimin mencium dahi Namjoon, "Kamu pasti sangat sedih, semuanya akan baik-baik saja sekarang. Aku tidak akan membuat mu manangis lagi, besok, ataupun selamanya."

•••

Hate Or Love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang