BAB 4: Jimin itu tidak baik!

634 71 7
                                    

Ada banyak hal yang tidak di sukai Jimin, salah satunya saat ia sedang sibuk dan di ganggu. Jimin sangat benci jika itu terjadi, seperti sekarang.

Jimin menggertakan giginya, menatap Seulgi yang seenak jidatnya datang ke kantornya dan menempel padanya. Padahal ia sedang sibuk berkencan dengan berkas-berkas ini, tidakah Seulgi tahu dirinya pusing dan sekarang?

Namjoon yang pacarnya saja jarang ke kantornya karena tahu Jimin sibuk dan sangat tak suka di ganggu, sedangkan wanita murahan ini? Dengan beraninya menginjakkan kakinya disini dan membuatnya bertambah pusing.

Jimin tertegun, jarinya yang memegang laporan perusahaan melemas. Namjoon lagi, ia selalu membedakan Seulgi dengan Namjoon. Ia tahu Namjoon seribu kali lebih baik daripada Seulgi, tapi dengan bodohnya Jimin mempertahankan Seulgi? Di mana otak mu, Jim? Namjoon jelas-jelas lebih sempurna daripada wanita murahan yang tengah mengganggu mu sekarang, tapi kamu masih tak bisa melepasnya?

Bodoh!

Satu kata yang pantas terucap untuk Jimin, betapa bodohnya dia menghianati kekasih manisnya hanya demi lekuk tubuh seorang jalang. Memikirkan itu membuat Jimin semakin merasa kesal. Kenapa dirinya tak bisa melepaskan wanita ini? Apa karena tubuhnya yang montok? Jim, Namjoon lebih montok dari wanita ini dan juga lebih menggoda, karena kecantikan? Namjoon lebih sempurna!

Jimin menghembuskan napas lelahnya, menatap Seulgi yang selalu memakai pakaian kurang bahan. Tak bisa di pungkiri Jimin mulai merasa jijik melihat penampilan Seulgi yang seperti ini, memang dulu ia beranggapan penampilan Seulgi yang sexy, tapi lama-lama ia juga jijik. Berbeda dengan kekasihnya yang selalu terlihat imut dan menggemaskan.

"Bisa gak kamu gak ganggu aku? Kalau kamu dateng kesini cuma buat ngerusuh, mending gak usah dateng sekalian." ucap Jimin datar.

Seulgi menghentakan kakinya kesal saat mendengar Jimin seolah mengusirnya, meskipun itu memang kenyataannya. "Kok kamu ngomongnya gitu sih?"

Jimin menghela napas kasar, menatap Seulgi tajam. "Tapi, kamu sangat menganggu! Inget posisi mu, kamu itu cuma wanita pemuas nafsu yang hadir di hubungan ku sama Namjoon. Jangan harap aku bakal terus mentoleransikan tingkah mu yang sangat memuakan ini!"

Tak ada lagi kata-kata manis yang terucap dari bibir sexy Jimin, ia sudah sangat muak dengan tingkah Seulgi. Seulgi mengepalkan tangannya dan berdecak kesal memikirkan Namjoon yang selalu lebih unggul darinya.

"Kan aku cuma mau lihat kamu aja, habisnya aku bangun kamu udah gak ada."

Jimin mengusap wajahnya kasar, harus dengan cara apalagi dirinya menjelaskan ia sedang sibuk dan tak ingin di ganggu?

Shit!

Sialan!

Jimin terus memaki dalam hatinya.

"Kamu tuli? Aku bilang aku sibuk! Mending pergi deh, kehadiran mu malah bikin aku tambah pusing!"

Seulgi memutar matanya malas, selalu saja begitu saat dirinya datang ke kantor Jimin. Ia tak pernah di sambut dengan hangat. Coba aja kalau Namjoon yang datang, bisa di pastikan Jimin akan memperlakukannya dengan lembut bak permaisuri.

"Yaudah, aku pulang aja kalau gitu."

Melihat Seulgi yang benar-benar pergi dari ruangannya membuat Jimin menghembuskan napas leganya, sekarang ia bisa terbebas dari jeratan wanita ular ini. Dan Jimin bisa fokus dengan berkas-berkas yang menumpuk di mejanya.

•••

"Joon..."

"Kenapa, Lis?"

Lisa memainkan minumannya dengan malas, ia sedang mengunjungi restoran Namjoon yang sudah memiliki banyak cabang juga terkenal ini.

Hate Or Love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang