Setelah kejadian tadi sore di RTH, Dijah seakan menaruh kecurigaan kepada Edi.
Dengan semua keanehan selama ini, dan diperjelas dengan kejadian sore tadi.
"Apa ada yang dirahasiakan ka Edi dengan ku?" itu pertanyaan yang saat ini ada dikepala Dijah.
Keesokan harinya Dijah dijemput Edi untuk berangkat kesekolahan bareng, dalam perjalanan Dijah diam saja sambil memikirkan kejadian kemaren. Edi merasa tak biasa, biasanya Dijah saat diperjalanan selalu mengajak bicara Edi. Ada yang berbeda dengan Dijah hari ini, Edi pun tetap memacu kendaraannya sampai kesekolahan.
Sesampainya disekolahan Edi bertanya kepada Dijah, "Kamu kenapa, De?" tutur Edi memecah keheningan."Dari tadi kamu diam aja, ada apa sih?. Ada yang kamu pikirkan?" Edi sambil nyubit kecil hidung Dijah.
Dijah menjawab "engga papa ko, ka." Dengan senyuman yang sedikit dipaksakan.
"Ka Edi, waktu istirahat nanti kita kekantin bareng yah."
"Boleh. Tumben ngajah kekantin bareng waktu istirahat?." Edi sedikit bingung, tidak seperti biasanya.
"Ya. Ada yang mau Dijah omongin juga dengan kaka." Sambil tersenyum manis.
Sampai didepan kelas Edi, merekapun berpisah. Dijah pun langsung menuju kelasnya dilantai 2, sebelum itu Dijah berkata kepada Edi, "Jangan lupa ya, kak !"
Edi membalas ucapan Dijah dengan acungan jari jempolnya sambil tersenyum.
Jam istirah sesuai janji Dijah langsung menuju kantin, Edi terlihat sudah menunggu di pojokan kantin. Dijah langsung menghampiri Edi disana.
"Hai, Kak."
"hai juga tuan putri" balas Edi
"iih. apaan sih kak, kan malu kalu didengar teman-teman yang lain." Sedikit malu
"Ya ga papa. Biar semua orang tau bahwa kaulah tuan putri ku." Sambil tertawa
"Tuh kan. Kambuh lagi deh penyakit kaka." Dijah Tersenyum manis.
Dengan wajah penasaran Edi bertanya,"Eh. Tadi katanya mau ngomongin sesuati, mau ngomong apa sih, De?" .
"Eh, kaka udah mesan belom, Dijah mau mesan dulu. Kaka sekalian mau dipesanin?" sambil meralihkan pembicaraan.
"Kaka udah pesan dari tadi. Kamu pesan dulu gih sama Acil Alus!"
Dijahpun mesan minum sama Ibu kantin yang biasa mereka panggil Acil Alus
"Acil Alus, Dijah mesan es jeruk ya satu !"
Acil Alus membalas, " Iya tuan putri, nanti acil antar ",Dijah terkejut.
"Iiiih, Acil alus malah ikut-ikutan seperti ka Edi."
"Iyakan gitu. kata De Edi manggil De Dijah." Tutur Acil Alus sambil tersenyum.
"Yaudah, Acil Alus panggil nama aku biasa aja ga usah ikut-ikutan yah, kan aku jadi malu sama teman-teman." Sambil tersenyum manis.
"Iya. Siap De Dijah"
Sementara itu Edi mencoba menebak apa yang akan dibicarakan Dijah kepadanya, apa ada masalah dengan mapel disekolahan lagi, atau ada masalah dengan orang tuanya, atau yang paling terburuk dia minta putus, Edi menampik pikirannya kalau Dijah ingin minta putus, soalnya hubungan akhir-akir ini, masih baik-baik aja.
Dijah sudah kembali ke tempat duduk didepan Edi, " Jadi...?"
"Jadi apa, ka? Sambil bingung.
"iyakan, katanya kamu tadi mau ada yang diomongi dengan kaka, kaka kan jadi kepo nieh."
"ooohhhh. Gini loh kak, soal yang kemaren sore." Tiba-tiba suasananya menjadi hening.
"iya. kenapa dengan kemaren, kan kemaren kita jalan-jalan." Edi sudah tau arah pembahasan tersebut, dan diapun mencoba mengalihkan pembahsan tersebut.
"Itu loh kak. kan kemaren kita hampir kejatuhan ranting besar, tapi kenapa ada yang aneh. Padahal rantingnya aku liat persis jatuh tepat diatas kita, tapi kena jatuhnya lumayan jauh dari kita?" Dijah bertanya dengan serius.
"Ahhh engga ko. memang jatuhnya disana, perasaan kamu aja kali." Edi mencari cara mengalihkan pembicaraan tersebut
"Apa ada hubungannya dengan kejadian yang dulu, waktu aku hampir ditabrak mobil?" tutur Dijah lagi.
Edi berpikir keras bagaimana cara menjawab pertanyaan tersebut.
"Ehh. De Edi sama De Dijah serius Amat ngobrolnya, ngobrorin apa sih ?" Acil Alus muncul ditengah pembicaraan memecah keheningan sambil menyodorkan es jeruk pesanan Dijah.
"Ehhh engga papa ko, Acil alus. biasalah orang lagi pacaran, kaya ga pernah muda aja acil Alus." Edi Sambil tertawa kecil. Dalam hati Edi, "terimaksaih. Acil alus. sudah jadi penyelamat ku"
"Makasih, Acil alus." Kata Dijah sambil tersenyum kepada Acil Alus.
"Ngagetin aja Acil Alus, Yah De?"
"Iyah kak."
"Gimana hari ini. ada ujian Bahasan Indonesia kan, udah siap?" Edi mencoba mengubah objek pembicaraan.
"Udah siap ko, kak. Tingal eksekusinya aja entar jam terakhir" Dijah tanpa sadar terbawa pembicaraan. Seakan dia tak ingat dengan pertanyaan sebelumnya.
Sampai bel masuk kelas berbunyi, Dijah tak menanyakan hal itu lagi, entah keberuntungannya Edi jadi sampai terselamatkan oleh kehadiran Acil Alus yang tiba-tiba.
***
Apakah Dijah akan mengetahui semuanya?
Atau
Edi akan menceritakannya kepada Dijah?
Tunggu kelanjutannya>>>>>
***
Jangan lupa komen untuk penyajian cerita dan penulisan yang lebih baik kedepanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/46594138-288-k883648.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Telekinesis
Romancesebuah kejadian yang membuat seorang pemuda mempunyai sebuah kemampuan TELE..