The Telekinesis

THE TELE #1

Hari-hari berjalan seperti biasa, hanya saja Edi menyimpan sebuah rahasia yang sangat besar yang dia rahasiakan dari orang-orang disekitarnya.

Beberapa minggu setelah kejadian yang menggetarkan tersebut, Edi telah bisa mengendalikan kekuatannya berkat hasil latihannya diwaktu kosong. Tapi, Dijah mempunyai kecurigaan kepada tingkah Edi yang sedikit berbeda yang kadang-kadang memberikan alasan tidak jelas kepada Dijah.

Pagi hari Edi berajalan menuju kelas dan dia dikejutkan kedatangan seseorang.

" DOARRR."

"eh kamu toh, terkejut kaka hampir-hampir copot jantung kaka"

"hehehe. maaf ya ka, udah bikin kaka terkejut"

"iyah2. ga apa apa ko de."

"eh, kemaren sore kaka kemana?, aku coba hubungi handphone kaka tidak bisa dihubungi."

"emmm aaaaa, kemaren kaka bantu ibu pergi ke super market beli keperluan dapur." Edi berbohong kepada Dijah, padahal dia kemaren sedang melatih kekuatannya di hutan belakang rumah.

"rajin yah kaka bantu orang tua."dijah tersenyum.

"iyadong, kaka........"

Mereka berduapun berjalan bersama menuju kelas yang kebetulan arahnya sama antara kelas Edi terus ada tangga dilantai dua adalah kelas Dijah.

Sambil jalan mereka ngobrol, ''ka, entar sore kita jalan-jalan yuks ?"kata Dijah sambil memandangi wajah Edi yang masih sayup, mungkin karena tadi malam dia bergadang nonton bola.

"hah. jalan ? emangnya mau jalan-jalan kemana?"

dijah menjawab "ya, kemana aja boleh. aku bosan nih ka dirumah aja."Edi pun terdiaam sebentar dan berpikir. 

"kaka sibuk yah?" tutur Dijah lagi-lagi.

Padahal Edi ingin melatih kemampuannya dan dia sudah ngerencanakan apa yang akan dia lakukan, yaitu mengangkat ember yang berisi penuh dengan air. 

Tapi karena ini permintaan seseorang yang dia sayangi, melainkan pacarnya sendiri. "Iya bisa ko, bisa banget. Nanti sore kita ketemuannya dimana, De?" wajah Dijahpun seketika itu berubah menjadi sangat senang karena nanti sore mereka akan jalan-jalan. 

"kita ketemunya ditempat biasa aja ka, di cafe deket rumah aku jam 4 sore ya ka."melihat Dijah senang Edi pun juga ikut senang "iya baiklah, tunggu kaka ya disana!", "oche boos...".

Dan mereka pun berpisah untuk masuk kedalam kelas masing masing "dadah, kaka Edi.."

"iya, daaaahhh."

Didalam kelas Edi sedikit bermain main dengan kekuatannya, iya mengerjai teman-temannya dengan menjatuhkan barang kepunyaan temannya, seperti polpen, pencil, penghapus, dan sebagainya, lebih parahnya lagi dia juga mengerjai guru bahasa indonesia yang terkenal pemarah. Tanpa ketahuan siapapun dia melakukan hal tersebut.

Tapi tanpa dia sadari Yuda memperhatikannya, Yuda bingung dengan kelakuan yang dilakukan oleh Edi, Yuda melihat Edi senyum-senyum sendirian dan juga menggerak-gerakkan tangannya.

Yuda orangnya sedikit penyendiri, dan dia juga sedikit tidak suka dengan Edi yang menurutnya Edi itu sok pinter, padahal memang pintersih, dan Yuda juga banyak mempunyai problema dalam hidupnya dari orang tuanya yang sering bertengkar, dia sering dijauhi teman-teman di sekolahnya, dan dia juga sering dibully orang-orang.

Yuda pun semakin memperhatikan Edi yang membuatnya semakin penasaran, tanpa dia sadari Edi masih asik dengan kenakalannya yang diperhatikan Yuda.

(waktu istirahat telah tiba)

bel istirahatpun telah berbunyi, sementara teman-teman Edi keluar dari kelas untuk jajan, Edi masih senyum-senyum sendirian dikelas mengingat yang telah iya lakukan.

"Dhummm."Yuda memukul meja Edi dengan keras

"eh, apa yang tadi loe lakuin saat mata pelajaran bahasa indonesia, dan kenapa loe ketawa tawa sendirian?"

Edipun bingung dan dia masih terkejut.

"ya gue ga ngapa ngapain." Edi berpikir apakah dia tau yang gue lakuin tadi.

"ya, terserah gue lah mau ketawa, senyum, nangis dan sedih itu urusan gue."Yuda masih menatap tajam dengan Edi.

 "OK." Yuda masih tidak percaya dengan Edi dan mulai hari ini dia akan terus memperhatikan apa yang akan dilakukan Edi dan membongkarnya.

Baiklah mulai sekarang aku akan berhati hati mengeluarkan kekuatanku.

***

next>>>comennya kaka-kaka biar kedepannya bisa lebih baik lagi kka..