5. Theater

72 54 7
                                    

Kata orang, bahagia itu sederhana. Cukup berada di sekitar orang yang kau sukai saja bisa membuat jantungmu meletup-letup kegirangan.

Itu yang dirasakan Yunji sekarang. Sungguh berada di sebelah Jungkook bukan sesuatu yang merugikan juga terlalu menyenangkan. Satu sisi ia senang sekali, namun di sisi lain dia justru gugup bukan main. Seperti itu selalu jika keduanya bersama. Yunji benar-benar tak kuat lagi merasakan hal ini. Sudah seperti kehabisan oksigen.

Berkali-kali menyerukan kalimat 'Menyayangimu sangatlah mudah, aku bisa melakukannya berulang kali tanpa pernah bosan. Yang sulit itu cara menunjukkannya'. sungguh Yunji semakin kesal mengingat ia sangat bodoh dan buta untuk menunjukan bagaimana rasa tertariknya pada Jungkook. Bagaimana dia bisa mengubah semuanya menjadi bukan hanya sebagai deskripsi belaka.

Tapi, yang dia lakukan malah selalu bersikap aneh saat Jungkook Mendekatinya. Mendorong pria itu kasar. Menjawabnya dengan kalimat ketus. Dan yang lebih parahnya selalu berdiam mengatur detak jantungnya dan tak menghiraukan Pria itu.

Padahal kalau masalah pelajaran ia lumayan jago. Tapi kenapa ia begitu bodohnya dalam urusan hati?

Perihal perdebatan mereka di Halte tadi, keduanya sudah berbaikan. Yunji mana bisa marah lama-lama? Apalagi, jika Jungkook sudah mengeluarkan segala macam rayuan maut miliknya.

Gadis itu memekik nyaris berteriak saking terkejut kala tubuhnya disandari dengan cukup keras. Si pelaku justru mengabaikannya dan sibuk sendiri menyembunyikan wajah pada lengan atasnya. Hal itu memutus kekesalan sang gadis. Yunji terkekeh melihat tingkah Jungkook.

Oh ayolah! Pria ini kenapa? Kalau takut dengan film horor kenapa juga harus memilih menonton?

" Aish! Hantunya kenapa tidak seram sekali? " gerutu pria itu.

Yunji tertawa mendengar rutukan pria itu. Apa yang dia bilang? Tak seram? Padahal pria itu bahkan tak berani mengangkat wajahnya.

Dia jadi mengingat ketika bertanya mengenai kenapa Jungkook memilih menonton film dengan genre horor padahal dia tidak meminta sedikitpun. Niat awal hanya ingin menemani Jungkook. Pria itu dengan tanpa dosa mengatakan, " Agar bisa bermanja padamu jika hantunya keluar. "

Astaga, itu benar-benar membuatnya malu dan bahkan menyembunyikan semburat merah yang sudah menghiasi pipi.

Yunji hanya terdiam tak menanggapi. Ia justru malah fokus pada film. Hantunya sedikit seram. Yunji sedikit takut sebenarnya. Tapi mau bagaimana lagi? Dia tak ingin Jungkook menggodanya setelah ini.

Yunji yang masih terpaku dengan filmya hingga tak menyadari Jungkook sedang menatapnya dalam diam.

Yunji kaget saat tangannya tergenggam. Tangannya terasa hangat. Ia segera menatap sang pelaku.

" Kalau takut bilang saja, " ujar Jungkook pelan.

Yunji membuang muka. Demi apapun wajahnya pasti memerah kendati Jungkook tak mungkin melihatnya di tengah intensitas cahaya yang minim ini. Dia takut pria itu menyadarinya.

Yunji benar-benar dibuat tak berkutik selama film berputar, Jungkook menggenggam tangannya tanpa melepasnya sama sekali. Melingkupnya dengan hangat.

Apa kabar jantungnya?

Sesekali pria itu mengusap punggung tangannya. Oh, bisakah Yunji berharap lebih?

Adakah pertemanan layaknya mereka berdua? Bukannya ini sedikit aneh? Orang awam pun pasti tetap akan mengira keduanya sepasang kekasih.

Entah kenapa juga keduanya begitu menikmati kesendirian mereka di tengah banyaknya pasangan yang juga sedang menikmati film itu.

Jungkook yang merasa Yunji tak nyaman pun hanya berdehem sekilas dan tetap bersikap tak peduli. Justru yang terjadi adalah dia yang merebahkan kepalanya pada pundak wanita itu.

PULVERATRICIOUS [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang