Tak ada lagi harapan bagiku,
Semuanya tergantung orangtua~Maisha~
Pagi yang cerah namun sayangnya tak secerah hati maisha, angin sepoy-sepoy mengibarkan rambutnya yang terurai dengan rapi.
Hentakkan kaki ia gertakkan karena ia sangat kesal kepada orang tuanya.
Maisha harus bersekolah di sekolah favorit atas pilihan mama dan papanya.
Sebenarnya ia ingin belajar di sekolah SMA Banyuwangi bersama teman-temannya namun secara terpaksa Maisha harus menuruti kemauan orangtuanya sekolah di SMA Rajawali yang sangat terkenal akan siswa-siswi nya."Arrghhh... kenapa sih mereka tidak mau menuruti keinginanku" ucapnya ketika berjalan kaki sambil melemparkan batu ke jalanan yang sepi. "Coba aja aku sekolah di SMA Banyuwangi kan banyak teman" Maisha bicara sendiri. "gak seperti sekarang sekolah tanpa semangat, tanpa teman lama,yang ada aku malah tidur seharian di kelas" ucapnya lagi sambil mengerucutkan bibirnya.
🌸
Hari pertama sekolahnya ia jalani tanpa semangat. Kini Maisha berjalan menuju kelasnya yang ada di atas.
Ia berlari kecil menaiki tangga dan tiba-tiba bughhh... "Aww.. kalau jalan tuh liat-liat dong" Maisha mendongak ternyata ia telah menabarak seorang laki-laki. Namun laki-laki itu tak menanggapi ucapan Maisha sedikitpun ia hanya melihat sekilas kepada Maisha dengan tatapan dinginnya lalu melenggang pergi dengan jalan yang terburu-buru.
"Itu orang songong banget sih minta maaf kek ehh malah pergi" gerutunya.
Sudah habislah kemarahan Maisha ia kesal terhadap orangtuanya dan di tambah lagi ia menabrak seseorang yang dengan seenak jidatnya pergi begitu saja tanpa meminta maaf. Entahlahh ini salah Maisha yang berlari menuju tangga tanpa menatap ke depan atau salah laki-laki itu yang berjalan buru-buru tanpa lihat orang.🌸🌸
Jam menunjukkan pukul 14.30 WIB pertanda jam pelajaran telah berakhir. Satu persatu teman-teman Maisha yang ada di kelas keluar dengan wajah sumringahnya karena jam menunjukkan saatnya mereka pulang ke rumah masing-masing.
Siswa-siswi SMA Rajawali berhamburan keluar dari pintu gerbang sekolah, dan tak luput dari suara gerangan motor yang keras namun tak berhasil membangunkan Maisha yang terlelap tidur di bangku belakang. Benar saja, ternyata ia menghabiskan hari pertama sekolahnya dengan tidur di kelas. Ia tidak kepergok oleh gurunya karena duduk paling belakang.Perlahan Maisha membuka matanya lalu menguceknya, ia baru sadar dari tidurnya. Maisha melihat jam yang terpampang di kelasnya ia kaget ternyata jam telah menunjukkan pukul 04 sore lewat 20 menit pertanda hari telah sore. Tak ada satu orangpun temannya yang ada di kelas.
Ia buru-buru keluar dari kelasnya karena takut pintu gerbang sekolah sudah terkunci."Ya ampun kenapa sih gak ada yang bangunin aku, mana ini sudah sore lagi" gerutunya ketika berjalan di koridor menuju tangga.
Maisha terus berjalan menuju gerbang sekolah kali ini ia sangat bersyukur karena pintu gerbang belum dikunci oleh pak satpam."Ehh neng ko baru pulang, sekolah sudah sepi lohh, tumben jam segini masih ada siswa" sapa pak didin selaku satpam di sekolah SMA Rajawali.
"Duhh iya pak tadi Sa.. saya ada ke..keperluan iya keperluan" ujarnya terbata-bata seraya mencari alasan.
Sedangkan jauh di sebrang sana seorang laki-laki menyaksikan perbincangan di antara mereka berdua.Maisha keluar dari pintu gerbang, dan bodohnya ia lupa menghubungi supirnya sedangkan sore sudah semakin larut. Ia duduk di kursi yang ada di pinggir depan gerbang sekolah kemudian Maisha mengambil Handphone nya untuk menghubungi supirnya pak Dirman, ia minta dijemput. Sudah beberapa menit ia menunggu namun pak Dirman belum juga datang. Tiba-tiba sebuah motor berhenti di depan Maisha, ia merasa heran kenapa motor itu tepat berhenti di depannya.
"Heii ngapain lo berhenti di sana" ucap Maisha yang mulai heran sekaligus emosi.
Laki-laki itu menatap Maisha dengan mata tajamnya dan tatapan yang dingin lalu ia mengegas kembali motornya, ia pergi tanpa bicara sepatah kata pun.
Sedangkan Maisha membuka mulut ia melongo menatap kepergian lelaki itu.
"Anehh banget sihh" gumamnya.
Maisha tidak mengenali seseorang itu karena lelaki itu mengenakan helm dan tepat ketika berhenti di depan Maisha ia tidak membuka helmnya bahkan tidak bicara sepatah kata pun, yang Maisha dapatkan hanya tatapan tajam dan wajah dinginnya.🌸🌸🌸
Assalamu'alaikum...
Hai Readers
Ini cerita pertama aku lohh🤗
Semoga Kalian suka❤️Jangan lupa di vote,comment and share yaaa...❤️
Kritik dan sarannya juga..~SalamLiterasi
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Dia?? Dear,Maisha
Подростковая литератураMaisha Andraina, Orang yang tidak suka di atur-atur oleh siapapun. Namun orangtuanya selalu saja memanjakannya, ia tidak bisa mengambil keputusannya sendiri karena hal apapun harus saja orangtua yang menentukan. Yaa Maisha sangat benci hal itu. Keti...