The Room (1)

35 2 0
                                    

Raline memandangi rumah barunya yang terlihat tua menjulang tinggi dihadapannya dengan menghembuskan nafasnya secara perlahan. Rumah itu tampak tua dan tampak suram di bawah cerahnya sinar matahari senja bak malam hari.

Dengan perlahan Raline berjalan memasuki perkarangan rumahnya, menelusuri tapak jalanan berbatu menuju rumahnya. Raline bergidik ngeri memperhatikan rumahnya, ia merasa seakan-akan rumah itu sedang memperhatikan dirinya. Raline jadi teringat dengan sebuah film animasi yang menayangkan sebuah rumah yang seakan-akan bernyawa.

Raline menatap ke arah lantai dua rumahnya, ada dua jendela kamar disana. Berkilau oleh cahaya matahari senja, seolah sedang menatap dirinya.

"Oh ayolah Raline, ini hanya rumah tua" gumamnya lirih.

"Rumah ini terlalu jelek dan kumal, makhluk halus tak akan tertarik" lanjutnya lagi dengan tak yakin.

Raline memutar anak kunci pada pintu dengan perlahan. Ia memandangi sekitarnya, ada ruang tamu ditengah. Ia memasuki ruang tamu dan mulai terasa gelap, lembab dan beraroma khas rumah yang sudah lama tidak ditempati, khas rumah tua.

Ia mulai merasa tak nyaman

krettt...

Pintu tertutup secara perlahan.

Raline tersentak, mulai membayangkan hal-hal yang terjadi difilm horror.

Oh ada apa ini, jangan terlalu drama. Raline menghardik dirinya.

Ia berjalan menuju dapur dan mengambil kotak susu kemasan di dalam kulkas dan menuangkannya ke dalam gelas. Ia jadi teringat ketika pertama kali datang ke rumah ini. Itu sekitar 3 minggu yang lalu.

Ia heran, kenapa orangtuanya tertarik dengan rumah tua ini. Bahkan pemilik rumah menceritakan kisah aneh atau lebih tepatnya misteri tentang rumah ini. Itu terjadi ketika ia melihat sebuah kamar yang dihalangi kayu besar yang menyilang di depan pintu kayu minimalis itu. Itu berada di ujung lorong rumahnya, lebih tepatnya di dalam ruangan di ujung lorong itu.

Waktu itu hari mulai petang, ketika dia dan kedua orangtuanya beserta pemilik rumah menelurusi lorong rumah itu, terdapat beberapa kamar. Di ujung lorong terdapat sebuah gudang, terasa lembab dan pengap. Pada saat itu mereka menemukan sebuah pintu yang terlihat terkunci rapat dengan penghalang kayu menyilang di depannya.

Ada apa di dalamnya? Mengapa pintu itu dihalang dengan kayu? Berbagai pertanyaan muncul dibenak Raline.

Pemilik rumah sempat mengatakan jika pernah ada kejadian menarik di dalamya. Tentu saja orangtuanya akan semakin tertarik dengan rumah ini mengetahui ada kisah menarik di dalamnya.

Entah harus percaya atau tidak, pemilik rumah itu mengatakan jika pernah ada kejadian pembunuhan di dalamnya. Itu terjadi ratusan tahun silam. Ingin sekali Raline membujuk orangtuanya untuk tidak membeli rumah ini, tapi sudah pasti permintaanya ditolak.

Entah mengapa ayahnya tetap mau membeli rumah ini, padahal ayahnya tau ada kejadian mengerikan di rumah ini. Ayahnya hanya mengatakan jika cerita lama seperti itu tidak perlu dipikirkan, karna semakin lama cerita itu semakin tidak lengkap dan semakin dibesar besarkan.

Pemilik rumah itu mengajak orangtuanya meneruskan pengenalan rumah itu. Raline masih terdiam di gudang itu.

Raline berjalan mendekati pintu itu.

"hahhh"

Apa itu?

Suara apa itu?

Seperti helaan nafas seseorang?

Tapi siapa?

Ouu tidak, tidak, tidak.

Ia pasti salah dengar.

Ia bergerak menjauhi pintu dan bergerak keluar meninggalkan gudang itu.

👻👻👻

Disunyi gelapnya malam, Raline berusaha memejamkan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disunyi gelapnya malam, Raline berusaha memejamkan matanya. Dari tadi ia berusaha untuk tidur, namun matanya tak bisa diajak bekerjasama.

Raline memutuskan untuk menonton televisi di ruang keluarga. Suasana terasa gelap dan sunyi.

Brakkkk

Seperti ada suara jatuh di ujung lorong. Raline berusaha untuk mengabaikannya.

Brakkkk!

Lagi, suara itu terdengar lagi. Bukan untuk pertama kalinya Raline mendengar suara aneh itu. Dan ia selalu berusaha mengabaikan suara itu.

Brakkk! Brakkkk! !

Suara itu semakin terdengar jelas dan nyaring. Apakah ada sesuatu yang terjatuh di gudangnya itu?

Dengan amat ketakutan Raline berjalan menelusuri lorong dalam keadaan gelap. Ia membuka pintu gudang itu.

Hawa dingin dan mencekam menyambutnya.

"Halo.." Raline bersuara lirih.

Hanya ada keheningan.

Raline menghembuskan nafasnya perlahan. Ia bergerak untuk menutup pintu kembali.

Drapp.. Drapp..

Raline terpaku, ia seperti mendengar suara langkah kaki. Diurungkan niatnya menutup pintu.

Pandangannya terpaku pada pintu itu, pintu misterius menurutnya. Ia mendekati pintu itu. Diperhatikannya pintu itu.

"Tolong.."

to be continued

The Room [Short Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang