O1

372 48 38
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Seongmin anjing."

Air pods yang menyumbat telinga tidak sepenuhnya bisa memendam suara di sekitarnya, sehingga makian itu masih dapat terdengar di telinga Seongmin— anak yang sedari tadi damai menikmati satu cup ramyeon-nya di kafetaria sekolah.

'brak!'

Gebrakan meja sama sekali tidak mengusik ketenangan laki-laki bersurai hitam itu. Telinganya masih setia menikmati alunan musik ballad favoritnya, mulutnya sama sekali tidak berhenti mengunyah. Sangat tenang, seolah gebrakan meja itu hanyalah angin lalu.

"Lo ngomongin gue yang nggak-nggak ke Hyeongjun, kan?!" Kali ini lelaki bersurai cokelat. Seperti kehabisan kesabaran, Dongpyo berbicara dengan nada tinggi di sebelah telinga Seongmin. Untung saja kafetaria sedang sepi, karena sekarang kbm sedang berlangsung. Dengan kata lain, mereka membolos.

"He'em." Seongmin mengangguk, melepas salah satu air pods-nya, lalu mendongak menatap orang di depannya itu. "Terus lo mau apa?"

Kali ini, Dongpyo benar-benar hilang kesabaran, dia tidak bisa menahannya lagi. Lelaki itu membuka tumbler-nya, lalu menyemburkan infused water yang ada di dalamnya ke muka Seongmin.

Apakah Seongmin marah? Tidak. Dia hanya mengusap mukanya sekali, lalu melanjutkan menyeruput kuah ramyeon-nya.

"Aneh lo. Gue gatau apa-apa tiba-tiba Hyeongjun ngatain gue sok suci, ngatain gue muka dua, lo pikir lucu? Salah gue dimana coba gue tanya."

"Gue gasuka lo masuk circle gue sama Hyeongjun, ganggu tau ga. Lo norak." Jawaban Seongmin itu sukses membuat Dongpyo tertawa tidak percaya.

"Gitu doang?!" Dongpyo mendengus, "Lo ini kelas berapa, sih? Udah gede, kan? Bukan waktunya nyelesaiin masalah kaya anak TK lagi. Malu sama titit!" bentak Dongpyo sambil mendorong kepala Seongmin dengan jari telunjuknya.

Seongmin tertawa, "Kalo ga kaya gini flat dong. Seenggaknya ngadu domba lo berdua tuh bikin gue sedikit puas, meskipun kurang seru karena Hyeongjun terlalu bego buat dibegoin," jawabnya lalu lanjut menyeruput ramyeon-nya.

Dongpyo sama sekali tidak membayangkan kalau Seongmin sejahat dan sekurangajar ini. "Dia sahabat lo, Bego!"

"Gue manfaatin dia doang. Lo mau apa?" jawabnya dengan tatapan tajam ke arah Dongpyo.

Seolah kehabisan kata-kata, Dongpyo tidak bisa menjawab lagi. Dia menyisir rambutnya ke belakang, lalu mendecih, "Ternyata lo sesampah ini, ya."

Seongmin tersenyum miring, lalu meneguk americano-nya sekali. Tiba-tiba, air mukanya berubah datar ketika menatap americano-nya itu. Sedetik kemudian, dia menyemburkan segelas americano itu ke seragam Dongpyo.

Dongpyo? Jelas kaget. Hampir dia berteriak, tetapi Seongmin lebih dulu menendang perutnya hingga tersungkur ke lantai kafetaria.

Seakan tidak memberi ampun, Seongmin menumpahkan sisa ramyeon ke kepala Dongpyo, sekaligus melempar cup-nya kesana. Dongpyo ingin teriak. Matanya hampir tidak bisa dibuka karena terkena kuah ramyeon yang pedas. Tetapi seolah tersihir, Dongpyo sama sekali tidak bisa mengucap sepatah katapun.

"Sekarang lo yang lebih mirip sampah." Seongmin tersenyum miring, lalu pergi meninggalkan Dongpyo sendirian di kafetaria.












" Seongmin tersenyum miring, lalu pergi meninggalkan Dongpyo sendirian di kafetaria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/N.

Hellooo.
Ini first work aku, so hope y'all like it^^

Oh iya, semua sifat dan karakter tokoh disini fiksi ya. Tolong jangan dibawa sampai ke real life si tokoh. Once again, it's just a fanfiction. Makasih udah jadi pembaca yang bijak.

Jangan lupa leave some trace ya kalau kalian baca ceritaku, aku bakal semangat buat nulis. Makasih yang udah paham cara menghargai penulis><

Pull Through °GONGTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang