Wahai Para Readers yang baik hati, terimakasih udah mau baca cerita Lea yang masih berantakan ini.Author Lea, sedang bersedih karena karya Lea cuma di lihat:( Kali-kali kasih Vote satu kek:v atau komen, "Semangat Thor."
Terimakasih yang udah baca cerita SYAHADAT CINTA. Vote sama dukungan kalian sangat memengaruhi Lea untuk update tiap hari.
Happy Reading:*
.
.
.
.
Terpisah jauh darimu adalah rasa sakitku. Kembalilah, maafkan aku telah meninggalkanmu.
~Alexia Praditama~
Semua yang Alexia bangun seakan tidak berarti, setelah ia sadar bahwa cintanya tidak lagi berada di sisinya.
Sekarang, dia hanya merasakan penyesalan selalu menghantui dirinya. Rasa rindu, khawatir, tidak bisa ia utarakan secara langsung pada wanitanya.
Pekerjaan sialan yang tidak berarti itu penyebab dia kehilangan Natasya! pikirnya.
"Natasya ... Pulanglah, aku merindukan mu," ucap Alexia lirih.
Biarlah hari ini ia menjadi pria yang cengeng, menangis karena kehilangan kekasih.
Siapa pun akan merasakan kesedihan, saat orang yang paling kita sayangi tiba-tiba hilang tanpa meninggalkan jejak.
Tok tok tok
Pintu kamar Alexia diketuk oleh seseorang dari luar. Alexia mengabaikan suara ketukan pintu itu, jiwanya hilang separuh yang entah dibawa ke mana oleh Natasya.
Tidak, dia tidak boleh berdiam diri saja. Dia harus melakukan sesuatu agar bisa menemukan keberadaan Natasya.
Alexia meraih Jaketnya, lalu berjalan ke arah pintu. Ternyata yang mengetuk pintu kamarnya adalah Ibunya, Erica.
Alexia menatap wajah Erica sekilas, lalu melenggang pergi meninggalkan Erica yang masih mematung di tempat. Wajah datar tanpa semangat Alexia membuat Erica geram.
Pasti gara-gara wanita pembawa sial itu. Batin Erica.
"Alexi, tunggu!" cegah Erica.
Alexia pun menghentikan langkahnya, dan memutar balikan tubuhnya.
"Apa?" sahut Alexia, masih dengan wajah datarnya.
Erica menghembuskan nafas kasar. Bisa-bisanya wanita pembawa sial itu memberikan pengaruh besar terhadap putra tunggalnya."Ada Aurel di bawah. Dia ingin bertemu denganmu," ucap Erica, lalu melenggang pergi untuk menghampiri Aurel.
Alexia mengacak rambutnya prustasi, lalu kembali melangkahkan kakinya menuju ruang tamu.
Di sana terlihat ada seorang wanita sedang berbincang dengan Erica. Wanita itu tidak lain adalah Aurel.
"Lihatlah Aurel, anak Tante satu-satunya kini sedang dibuat pusing oleh wanita sialan itu," ucap Erica, sambil tertawa merendahkan anak dan menantunya sendiri.
Aurel berdiri, lalu memeluk Alexia dengan posesif.
"Ngapain pusing mikirin wanita kampungan kayak dia? Lihat lah Lex, lihat mataku. Ada orang yang lebih peduli sama kamu dibandingkan Istri kampungan mu yang tidak setia itu ...," hasut Aurel, sambil menempelkan telapak tangannya di dagu Alexia.
Bukannya mendengarkan, dan terhasut oleh omongan Aurel, Alexia malah merasa jijik dengan tingkah Aurel yang menurutnya adalah murahan.
Alexia melepaskan tangan Aurel yang menempel di wajahnya dengan kasar.
"Lebih baik Natasya yang berpenampilan kampungan, dari pada kamu yang bersikap murahan!" murka Alexia. Lalu pergi tanpa memperdulikan ucapannya barusan.
"Coba saja kamu cari istrimu itu, sampai ke benua Afrika juga gak akan ketemu," teriak Aurel, sambil tertawa sumbang dari dalam rumah.
******
Sekarang Alexia, sedang mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, melaju tanpa arah tujuan.
Tiba-tiba, ia mengerem mobilnya di sebuah tempat, yang baru pertama kali ia lihat. Lalu ia turun dari mobilnya, dan duduk di tepi Danau itu.
Ini indah sekali. Batin Alexia.
Allahu Akbar
Allahu AkbarSuara Adzan terdengar merdu dari seberang Danau, Alexia mendengarkan suara Adzan itu hingga selesai.
"Allahu Akbar," ucap Alexia, tanpa sadar mengulangi apa yang ia dengar barusan.
Lafadz cinta Allah yang mengalun indah di dalam mesjid barusan membuat hati dan jiwa Alexia lebih tenang dan damai.
Mengapa kalimat-kalimat itu membuat diriku menjadi lebih tenang dan damai? tanya Alexia dalam hatinya.
Bersambung...
Maaf, part pendek.
Uwu :*
KAMU SEDANG MEMBACA
SYAHADAT CINTA [On Going]
General FictionPerjuangan ini belum sampai pada batas akhir. Aku menemukannya, tetapi harus kembali berjuang agar mendapatkan hatinya, beserta juga Ridho-Nya. ~Alexia Praditama~