#1 Mendekap Duka

6 0 0
                                    

Seperti biasanya, hari senin menjadi awal paling menyengat. Terik mentari mulai menusuk di sekat kulit, keringatpun meneteskan dirinya tanpa ragu. Kepala Sekolah tengah berorasi mencurahkan segala harapannya, juga bertutur terima kasih dan selamat kepada para peserta didik baru yang akan menyelami dalamnya lautan ilmu.

Akhirnya, aku menjajaki bangku SMA. Masa dimana yang konon katanya menjadi ladang cerita, taman bahagia, kebun duka, hingga dipetiklah buah kenangan yang didambakan masa depan kelak.

Aku dan beberapa temanku melangkahkan minatnya di sekolah yang sama. Aku bukan sosok yang ingin mengenal banyak karakter, dan beruntungnya aku masih berada di ruang kelas yang sama dengan temanku. Jadi aku tak perlu direngkuh canggung untuk bertukar cerita. Kelas X IPA 3. Kelas tingkat terakhir dari lima tingkat yang ada di jurusan IPA.

Kelasku terletak di lantai dua, gedung belakang. Aku senang dengan hal ini, lokasi paling strategis untuk berhuru-hara, melepas haru tawa, bahkan mengisak tangis. Tak banyak guru yang berlalu lalang, bahkan ruang BK (Badan Konseling) terletak di bagian depan sekolah.

Oh iya, aku lupa satu hal. Masa ini juga konon kabarnya menjadi masa yang tak kalah romansanya oleh Romeo-Juliet, Habibie-Ainun, Aku dan Dia. Di masa ini lah, sejarah baru tercatat di kalbuku tuk pertama kali. Sebab, sekali pun aku belum pernah merasuk ke zona kasmaran. Segitu labilnya aku, hingga aku jatuh pada satu titik di mana sesosok gadis mulai menampakkan pesonanya.


ig : eyd.muhammad


Mendekap DukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang