Selamat malam teman-teman. Gimana kabarnya hari ini?
4 hati libur, kalian pada liburan kemana nih? Kalau aku sih tetap di atas kasurnya, mumpung di rumah dibuat santai aja sebelum balik jadi anak rantau lagi dan diserang tugas kuliah apalagi bentar lagi mau UAS.
Nih ada lagi buat menemani hari libur kalian yaa.
Jangan lupa vote dan komen ya.
Happy Reading...
**
Sebulan yang lalu, Fakultas Ekonomi membuka rekrutmen panitia untuk acara tahunan paling bergengsi mereka: Ekonomi Fair (E-Fair). Alena dan Aureen, dua sahabat yang selalu kompak, turut mendaftarkan diri demi merasakan pengalaman menjadi bagian dari jantung kegiatan mahasiswa.
Hari ini adalah hari yang dinanti—pengumuman nama-nama yang lolos seleksi panitia E-Fair akan diumumkan melalui akun Instagram resmi fakultas.
“Hari ini pengumuman siapa aja yang lolos jadi panitia E-Fair, kan, Len?” tanya Aureen, suara lirihnya menyiratkan ketegangan.
"Iya, katanya diumumin via IG fakultas,” sahut Alena sambil memainkan ujung lengan jaketnya.
“Deg-degan gue, takut nggak lolos,” lanjut Aureen, pandangannya menerawang ke arah papan tulis kosong di depan kelas.
Mereka tengah duduk di kelas, menanti dosen mata kuliah kedua datang. Tadi pagi mereka sudah mengikuti kelas pertama, dan kini tengah menunggu jam kuliah berikutnya.
“Len, lo ikut seleksi E-Fair juga, ya?” sapa Putri, teman sekelas mereka yang baru masuk ke ruang kuliah.
“Iya, Put. Lo juga, ya?” Alena tersenyum kecil.
“Iya. Aduh, deg-degan banget nunggu hasilnya,” kata Putri sambil duduk.
“Sama, gue juga takut banget nggak lolos,” Aureen menimpali.
“Soalnya ini acara penting banget buat anak FE. Rasanya sedih banget kalau sampai nggak kepilih,” Putri menunduk, nada suaranya mengandung harap.
“Dan tahun ini kan terakhir bareng kating. Tahun depan mereka udah lulus,” tambah Alena, suaranya terdengar sendu.
“Eh iya, baru kepikiran. Tahun depan kita udah nggak satu acara lagi,” Aureen ikut termenung.
“Pak Dion datang,” ujar salah satu mahasiswa, memecah suasana.
Seketika, suasana kelas berubah. Para mahasiswa cepat-cepat duduk rapi, dan Pak Dion pun mulai mengulas materi kuliah yang sebelumnya tertunda.
Seusai kelas, Alena dan Aureen bergegas keluar. Alena hendak pulang, namun Aureen memutuskan ikut.
“Gue ikut lo deh pulang. Bosen banget di rumah,” kata Aureen ringan.
“Yaudah, yuk,” jawab Alena.
Saat mereka berjalan menuju parkiran fakultas, suara seseorang memanggil.
“Ren!” sapa seorang mahasiswi dari kejauhan.
“Eh, hai,” balas Aureen ramah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alena & Arka
Ficção AdolescenteAlena dan Arka, dua remaja yang baru saja memasuki dunia perkuliahan, ternyata sejak lahir sudah dijodohkan oleh orang tua mereka. Meskipun merasa terpaksa dan enggan, mereka tak bisa menghindari kenyataan bahwa takdir mereka sudah ditentukan. Seiri...