Part 1

35 5 3
                                    


Hari ini adalah hari yang sangat mendebarkan, menyedihkan, dan mungkin juga membahagiakan. Yaitu hari KELULUSAN.

Sebagian dari mereka ada yg merasa mendebarkan karena hasil usaha yg telah mereka kerjakan. Ada juga yang menyedihkan karena akan berpisah dengan teman, guru dan mungkin ibu kantin hehe. Dan ada juga yang merasa bahagia karena mereka akan melanjutkan masa depan mereka ke jenjang yang lebih tinggi.

Pembagian hasil pun sudah dilakukan satu minggu yang lalu, dan sekarang adalah waktunya wisuda dan pelepasan murid2 di MTs.

"Arumi Nasha Razeta putri dari bapak....dengan predikat sangat memuaskan" ucap MC acara itu.

Arumi yang merasa namanya dipanggil pun berjalan ke atas panggung dan mulai bersalaman ke pada guru2 dan mengambil sebuah raport yang diberikan padanya.

"Khoirotun Nisa'us Zahra putri dari bapak Hanif dengan predikat sangat memuaskan" ucap MC itu lagi.

Dan Zahra pun menaiki panggung yang sudah disediakan untuk acara tersebut dan mulai melakukan sama seperti yang arumi lakukan tadi. Setelah mengambil raport Zahra pun turun dengan wajah yang tak bisa diartikan karena ia merasakan kebahagiaan dan juga kesedihan pasalnya ia akan berpisah dengan arumi dan yang lainnya.

Arumi yang mengetahui itu pun langsung mendatangi Zahra.
"Ra kamu kenapa?" Tanya Arumi.
"Rum aku gabisa jauh dari kamu hiks hiks" jawab Zahra sambil menangis kecil. Arumi pun langsung memeluk Zahra untuk menenangkannya. 

Tak lama Zahra memeluk Arumi dan ia pun merasa lebih tenang karena Arumi juga memberikan sedikit semangat.

Setelah tau Zahra sudah turun dari panggung ummah dan abi datang menghampiri Zahra dan Arumi.

"Assalamualaikum putri-putri ummah yang cantik" ucap ummah.

"Waalaikumsalam ummah abi" jawab Zahra dan Arumi bersamaan.

Dan Zahra pun langsung memeluk abi dan ummahnya secara bergantian dan lupa juga Zahra mencium punggung tangan orang tuanya.
Dan bergatian dengan Arum yang juga mencium punggung tangan abi dan ummah bergatian karena Arum sudah menganggap abi sama ummah sebagai orangtuanya sendiri.

(Arumi sudah memanggil ummah Hasna dan abi Hanif dengan panggilan umman dan abi karena mereka lah yang menyuruh Arumi untuk memanggil mereka dengan sebutan itu karena agar lebih akrab menurut mereka)

"Arumi setelah ini mau lanjut ke pesantren atau sekolah?" Tanya abi Hanif pada Arumi.

"Sepertinya Arum ke pesantren abi karena umi sama aba Arum punya teman kyai jadi Arum disuruh mondok di pesantren temannya aba abi" jawab arum sambil menunjukkan wajah kecewanya.
(jadi Arum manggil ibu sama ayahnya itu umi sama aba kalo ke orangtuanya Zahra manggilnya ummah sama abi)

"Arum gabole kecewa gitu, abi nyuruh Arum mondok juga pasti ada alasan yang baik. Orang tua tidak akan menyuruh anaknya untuk ke kejelekan Rum" jawab ummah.

"Iya ummah Arum bakal tetep semangat biar umi sama aba bangga ke Arum" jawab Arum dengan menunjukkan lengkungan di bibirnya dan membuat orang yang ada disekitarnya juga tersenyum.

Akhirnya mereka berbincang-bincang kecil yang mengundak gelak tawa dari mereka, dan tanpa sadar umi dan aba Arum datang menghampiri.

"Assalamualaikum semua" ucap aba ke semua. Karna aba sudah mengenal ummah dan abi dengan baik jadi sapaannya juga lebih akrab.

"Waalaikumsalam aba" jawab Arum dan langsung memeluk abanya dengan erat. Dan umi yang nerasa tak dihiraukan pun angkat bicara.
"Ekhem, umi disiniiiiiii" ucap umi sambil merentangkan tangannya dan Arum pun tanpa disuruh langsung memeluknya.

Zahra yang melihat ada umi dan aba Arum juga tak tinggal diam, Zahra langsung mencium punggung tangan mereka dengan sopan.

Dan umi pun tak diam saja, umi juga melontarkan pertanyaan kepada Zahra seperti yang abi tanyakan kepada Arumi.

"Kayanya Zahra mau masuk SMK deh umi" sambil memperlihatkan deretan gigi putihnya yang tertata rapi.

"Mau ambil jurusan apa Ra?" Tanya aba.

"Akuntansi aba" jawab Zahra.

"Hmm... Pantes deh Ra, kamu kan pinter di matematika, jadi ga sulit Ra buat belajar Akuntansi. Dan kamu juga dapat nilai tinggi Ra, jadi bisa masuk ke SMK favorit dan ambil jurusan Akuntansi deh Ra" jawab Arumi panjang lebar.

"Hish apa sih Rum, jangan gitu dah, kamu kan juga dapat nilai yang tinggi juga" jawab Zahra sambil menunjukkan ekspresi malunya dengan mimik yang sangat lucu dengan tambahan kacamata coklat yang menempel di kedua matanya.

"Udah-udah kenapa jadi gini, eh kita mau sampai kapan berdiri terus seperti ini?" Tanya abi Hanif kepada mereka semua.

"Ohh iya ya kita berdiri sejak tadi, karena terlalu asik berbincang sampai lupa kalau masih berdiri hehe, ayolah cari tempat duduk yang pas buat kita" jawab abanya Arum.

Akhirnya mereka pergi ke kantin, karena kantin lah yang mereka rasa pas karna meja yang panjang dan kursi yang panjang pula dan mereka duduk di meja yg bertuliskan angka 1 yang berarti berada di depan. Karena masih banyak meja yang lainnya di belakang.




Sorry kalo jelek, maklum masih belajar nulis hehe
Jangan lupa vote dan komentarnya yaaaa buat inspirasi juga hehe...
Terimakasih yang udh baca cerita abal2 ini

Author

Di Balik Gorden MTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang