CHAPTER 1 - CERITA SANNY

58 30 23
                                    

Sanny sedang bersandar di kursi. Tangannya sedang berlomba diatas tuts keyboard laptop. Matanya yang tengah fokus dengan apa yang sedang sibuk dia kerjakan.

Suasana dirumah ini sedang hening yang terdengar hanya suara tuts keyboard yang Sanny tekan. Kira-kira apa yang tengah dilakukannya? Bermain piano? Teng. Salah, Sanny tengah melakukan kegiatan mengetik.

Kenapa Sanny mengetik? Apa dirinya sedang mengerjakan tugas? Atau dia sedang menyelesaikan skripsi? Bukan keduanya, Sanny sedang menulis cerita novel.

Yap, benar Sanny adalah seorang penulis. Penulis cerita romance yang saat ini tengah digadang-gadang anak kaula muda. Sanny menyukainya karena itu hobi dan sekaligus pekerjaan yang membuatnya bahagia. Sanny berusaha menulis cerita semanarik mungkin untuk pembaca setianya agar bukunya menjadi best seller.

Alasannya menjadi seorang penulis selain sebagai hobi karena menurut Sanny dia dapat mencurahkan isi hatinya disetiap goresan-goresan kata-kata cantik yang dia rangkai menjadi sebuah kalimat yang sangat memabukkan untuk dibaca. Sanny dapat sesuka hati menggambarkan seseorang yang sedang dia deskripsikan. Dengan menulis Sanny juga dapat menghasilkan uang tentunya.

Self healing yang begitu Sanny sukai. Dia dapat mengobati semuanya dengan menulis di novel yang dia buat.

Selain menjadi hobi inilah pekerjaannya. Pekerjaan yang dapat membuat dirinya lelah, stres, apalagi ketika sudah dikejar deadline. Apalagi jika sedang buntu buntunya dan tidak memiliki ide untuk dituangkan kedalam ceritanya. Sanny bisa sampai tidak tidur untuk waktu beberapa hari hanya dengan memikirkan cerita apa yang akan dia tulis selanjutnya.

Sanny Bae adalah anak mama yang manja. Sejak dari kecil apapun yang diminta harus segera dipenuhi. Jika tidak mendapatkan apa yang tidak didapatkan dia akan mengusahakan untuk mendapatkannya sampai dapat.

Dari kecil mempunyai cita-cita yang bisa dikatakan berubah-ubah. Hingga Sanny tak tau alasannya kenapa. Mungkin karena dia mempunyai banyak impian. Sangatlah banyak.

Saat memasuki Chodeunghakgyo-Sekolah Dasar Sanny mempunyai cita-cita menjadi seorang dokter. Dan itu adalah pilihan klise anak kecil dan banyak sekali yang mencita-citakan seperti itu. Alasannya ingin menjadi dokter karena saat mamaya sakit Sanny ingin merawatnya. Kala itu menjadi dokter adalah cita-cita paling banyak dipilih. Cukup simple kan.

Tapi saat memasuki Junghakgyo-Sekolah Menengah aku sudah merubah cita-citaku. Saat itu aku gampang sekali merubahnya, dari yang awalnya ingin menjadi fotografer. Karena saat itu sedang maraknya kamera-kamera.

Tak butuh waktu lama aku sudah mengganti lagi cita-cita ku menjadi seorang pengacara, karena menurut ku menjadi pengacara sangatlah sesuai denganku. Aku yang pintar bicara dan ingin melindungi orang-orang yang lemah. Menjadikan kebenaran bukan rekayasa.

Disaat aku sudah memasuki Godeunghakgyo- Sekolah Tinggi qku sudah bertekad kepada diriku sendiri. Aku memutuskan untuk memilih menjadi sutradara.

Kedengarannya cukup hebat. Aku bisa membuat film, menjadikan film ku terkenal. Dan itu bertahan hingga aku lulus dan aku masih menjadikannya sebagai cita-citaku.

Dimulailah saat aku sudah di perguruan tinggi aku dibuat goyah saat itu. Karena aku yang bingung dengan jurusan apa yang harus aku pilih. Sehingga aku salah memilih jurusan menjadi jurnalis. Begitu bodohnya aku saat itu.

What? Aku menjadi seorang jurnalis? Sangatlah tidak mungkin. Dari kecil aku sudah menghindari dengan yang namanya menulis. Aku anti dengan sastra. Alasanku karena aku tidak menyukainya karena pelajaran itu begitu membingungkan.

Aku down saat itu, aku begitu hancur sekali. Hingga aku sempat mogok untuk pergi ke kampus. Dan yang seharusnya disalahkan adalah diriku. Kenapa sampai tidak teliti ketika dulu mengambil jurusan. Dengan cerobohnya aku memilih hal yang tidak aku sukai.

Tapi akhirnya aku mulai memotivasi diriku untuk menjalaninya. Menguatkan diriku untuk menyukai apa yang tidak aku sukai walau kenyataannya itu berat.

Sehingga aku mulai mempelajari jurnalis. Aku mempertahankannya hingga aku lulus dan mendapat gelar S1 jurnalis. Beri applause untuk ku.

Setelah lulus aku sudah mematenkan diriku untuk menjadi penulis. Aku tak tau kenapa aku bisa memutuskan seperti itu. Tapi akhirnya aku mulai menikmatinya hingga akhirnya menjadi hobi bagiku.

Aku begitu menghargai apa yang sedang aku kerjakan. Berusaha menyukainya walau itu berat, tapi aku berpikir lagi dari sini kita tau apa hikmah yang dapat diambil.

Aku memotivasi diriku untuk menjadi kuat. Mencoba menerima karena aku sadar aku sudah sejauh ini berjuang. Kadang ada yang belum tentu seberuntung ini seperti aku. Yakan.

Menjadi penulis itu berat, harus tahan mental. Setiap hari harus memikirkan ide-ide baru untuk ditulis ke novelnya. Harus memiliki imajinasi yang tinggi. Kreatif dalam menuliskan kata-katanya agar menarik.

Impian ku saat pertama kali menulis aku ingin mempunyai buku sendiri. Dan mungkin itu juga keberuntungan ku. Aku menuai hasil yang tak bisa kupercaya. Bukuku laris dipasaran dan menjadi best seller.

Itulah cerita diriku yang mempunyai banyak impian dan harapan. Sekarang aku masih bersandar di kursi, masih berkutat dengan laptopku. Mungkin sudah sepuluh jam lamanya aku duduk di depan laptop.

"Huftt, aku capek." Aku mulai meregangkan tubuhku karena kelelahan. Kupejamkan mataku untuk merilekskan tubuhku sejenak.

Kuambil nafas dalam-dalam kehembuskan perlahan. Aku beranjak menuju ke dapur untuk mengambil minum. Kutuangkan kegelas dan keteguk sampai habis sampai tak menyisakan bekas sedikit pun.

Aku mulai berkutat dengan alat-alat dapur. Hal yang sedang kulakukan adalah membuat makan malam untuk diriku sendiri. Kusantap karena aku begitu lapar tak terasa sudah kinclong di piringku.

Kubersihkan dapur, aku melihat jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Ku matikan laptopku dan bergegas menuju kamar untuk merebahkan tubuhku yang lelah.

Menarik selimut dan kupejamkan mataku. Aku mulai tak merasakan kesadaran yang artinya aku sudah terlelap dan sedang menjelajahi mimpi. Aku ingin bermimpi lagi untuk sementara.

Karena aku masih punya banyak sekali harapan-harapan yang harus aku wujudkan satu persatu.

***




Gimana Sanny nya? Banyak kan cita-citanya ♥️♥️

Cita-cita kalian apa nih??

Semangat buat yang sedang mengejar cita-citanya semoga segera kekejar. Jangan menyerah aku selalu mendukungmu. Cccc-cieeee 😁😁😘

S
|
E
|
E

U
|

WHISLIST (Keinginan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang