Penjelasan

8.3K 780 30
                                    

Karena masih banyak yang belum paham mengenai oneshoot ini, biar aku jelaskan yaa.

Ngomong-ngomong, cerita ini udah lama bersarang di draftku, dari sekitar 17 Oktober 2019. Disini, aku hanya ingin berbagi mengenai pikiranku terhadap kehidupan.

So, jadi karakter Lisa di oneshoot ini adalah seorang gadis yang dulunya periang dan penuh ambisi. Ia ingin menjadi sempurna untuk semua orang. Ia ingin menjadi sesosok gadis yang bisa berguna untuk banyak orang. Ia tidak ingin orang lain memandangnya dengan sebelah mata. Ia hanya percaya kalau ia bisa melakukan semuanya dengan baik.

Tapi ternyata, karakter seperti itu yang menghancurkan dirinya sendiri. Lisa tertekan, sebab pada hakikatnya semua manusia memang tidak ada yang sempurna. Lalu Lisa mulai diserang rasa sepi dan kekosongan. Ia selalu berpikir, apakah ia sudah menjadi sesosok manusia yang baik untuk orang lain? Apakah mereka semua menyukai semua tindakannya yang seperti ini?

Lisa selalu bahagia ketika mendapatkan ungkapan penuh rindu dan kasih sayang dari orang lain. Dia ingin selalu menunjukkannya pada dunia kalau ia juga pantas untuk disayangi. Dia juga ingin memberitahukan kalau ternyata masih ada orang lain yang merindukan kehadirannya.

Tapi sayangnya, sikapnya yang seperti itu hanya di cap sebagai 'pencari sensasi' atau 'pencari perhatian'. Lisa mulai merasa kalau beberapa orang mulai benar-benar tidak menyukainya. Diawali dari pemikiran kecil, yang lambat laun terus bercokol didalam kepala dan menolak untuk pergi.

Tekanan demi tekanan ia terima. Ia selalu menempa dirinya sendiri untuk menjadi seseorang yang lebih lebih lebih baik daripada sebelumnya agar semua orang tetap menyayanginya, agar semua orang tidak pergi meninggalkannya, agar mereka juga berhenti untuk membencinya.

Terkadang, Lisa mendengar sebuah kalimat seperti, 'Fokus saja pada orang-orang yang mencintaimu. Abaikan mereka yang membencimu.'

Iya, Lisa juga inginnya begitu. Tapi sayangnya ia tidak bisa. Satu ucapan negatif bisa membuatnya sangat terpuruk dan sedih.

Kemudian semakin lama, Lisa menjadi semakin sulit untuk mengendalikan dirinya sendiri. Ia menderita depresi berat yang membuatnya melakukan selfharm untuk melampiaskan sesuatu yang tak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata. Dan yang terparah adalah, ia mencoba untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Itu sebabnya dia berada diruang perawatan Rumah Sakit Jiwa.

Yang patut digaris bawahi adalah tidak semua orang yang berada dirumah sakit jiwa benar-benar kehilangan kewarasan mereka. Penyakit mental itu memiliki banyak cabang, beberapa diantaranya adalah gangguan kecemasan, OCD, PTSD, depresi, dan yang terparah ada Skizofrenia (Gangguan ini menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi, delusi atau waham, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku). Bisa dibilang, penderita Skizofrenia pada tingkat tertinggi itu mereka sudah kehilangan akal sehat, seperti orang gila yang berkeliaran dijalanan. Mereka tidak bisa membedakan mana kenyataan dan halusinasi.

Nah aku tekankan sekali lagi, tidak semua orang yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa adalah mereka yang menderita Skizofrenia atau gangguan jiwa berat.

Kalau seorang penderita mental illness itu sudah melukai diri sendiri atau orang lain, bahkan mencoba membunuh dirinya sendiri dan tidak bisa dibiarkan sendirian tanpa pengawasan ketat, maka dia diharuskan untuk menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.

Sama kasusnya dengan Lisa dicerita ini. Kalau kalian baca dengan teliti, disana Lisa dan Jungkook beberapa kali mengungkapkan kalau Lisa berusaha membunuh dirinya sendiri beberapa kali dengan menekan cutter di nadinya lebih dalam agar ia benar-benar berhenti bernapas, bukan hanya sekedar selfharm.

Dia mulai bisa mengendalikan dirinya sendiri, sedikit demi sedikit berhenti melukai lengannya sejak ia dirawat dirumah sakit itu. Tapi sayangnya, Lisa malah terlalu takut untuk keluar dari sana. Ia berpikir kalau ternyata dunia itu jahat dan keras, sementara dirinya terlalu lemah dan kelelahan sampai tidak sanggup bertahan.

Fyi, dari salah satu video yang aku tonton, gak semua rumah sakit jiwa itu berisikan 'orang gila' yang udah bener-bener kehilangan kewarasan mereka. Ada juga orang-orang penderita depresi berat seperti karakter Lisa disini, ataupun mereka yang emang membutuhkan perawatan karena menderita cabang mental illness yang lain.

Kalau ada info yang salah, mohon diperbaiki. Sejujurnya, aku juga memang belum terlalu banyak tahu tentang ilmu kesehatan mental. Aku baru tertarik untuk mendalaminya sejak 2 atau 3 tahun yang lalu. Itupun hanya dengan bermodalkan artikel dan video di internet.

Tapi percaya atau engga, belajar mengenai kesehatan mental bikin aku lebih bisa memahami orang-orang disekelilingku.

Secara garis besar, poin penting yang berusaha aku sampaikan dalam cerita ini adalah tentang betapa berpengaruhnya sebuah kalimat untuk kehidupan seseorang.

Kalau kau mengungkapkan kasih sayangmu pada seseorang, hal itu akan membuatnya merasa lebih berarti dan berharga daripada apapun. Tapi kalau kau sedikit saja mengungkapkan kebencianmu terhadap orang lain, itu sama saja kau telah membantunya untuk menghancurkan diri mereka sendiri.

Be careful with your mouth.
Be careful with your fingers.

Aku memublikasikan cerita ini setelah menonton MV IU ft Suga - Eight. Dan aku teringat pada sahabat baiknya, Choi Sulli💛

 Dan aku teringat pada sahabat baiknya, Choi Sulli💛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
the other side of me✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang