.4. ketika dapet jamkos, dan lo anak baru.

63 10 6
                                    

Apa jadinya kalo kalian jadi anak baru dan langsung dapet jamkos? Pasti masih jaim gitu kan? Oh tentunya tidak untuk cewe cewe bangsat ini, mereka malah ngejajah, nyeletuk seenak jidat, nyuruh nyuruh, dengan bermodalkan ngomong. "Lo mau gue nyuruh Fina buat ngeluarin Lo?" Ya gada yang berani lah, gilak apa.

"Mo langsung ke kelas masing masing, apa mau ke roftop?" Tanya Fina.

Buset nak baru kok lagaknye kek yang udah tahunan sekolah disitu, astaghfirullah.

"Koyy." Sahut sabil.

"Eh, enak aja lu dua, Fina sini Lo gue gandeng enak aja Lo kalo taunya ga masuk kelas mah mending tadi pagi gue ga bangun aja anjeng." Cerocos Thia.

"Iya mak iya, astaghfirullah."

"Tadi mana si cewe yang kita suruh buat naro tas?" Tanya Tata.

Lia ngakak. "Cewe yang tadi? Pfftt, gue kalo inget mukanya ngakak njir, kek ketakutan gitu bangsat, WKWKWKWK."

"Iya njir, tadi siapa ya? Kasian itu anak di omong boncel sama mulut penuh dosanya Lia." Via lagi ngebayangin muka anak cewe itu, kasian sih, tapi bikin bengek juga.

Oke tadi mereka kan abis dari lapangan, kan? Nah mereka mau kekantin, teros Tata ngomong.

"Ini kita bawa bawa tas gitu kekantin?"

Mari kita berteloportasi ke beberapa menit yang lalu.

Flashback.

"Ga tau iya juga ya? Eh apa nyuruh orang aja, tuh cewe yang lagi baca mading." Usul Via.

Emang Via kalo ngusul ga jauh jauh dari kata bangsat.

"Boleh yok gess." Ajak Sabil.

"Lu ya Na yang ngomong." Suruh Thia.

"Koq gue baby?"

"Lu kan anak yang punya sekolah astaghfirullah." Ucap Tata.

"Males woy."

"Tinggal ngmong ae, cuman ngomong Fifina Sanjaya, lagian ga bakal di tolak elah." Ucap Lia, menekan kan nama Fifina Sanjaya.

"Iya iya elah."

"Woy, bisa tolong bawain tas gue sama temen temen gue."

"Nyuruh?" Jawabnya, wah mencari masalah rupanya.

"Bukan nyuruh, ini perintah boncel, udah deh tinggal langsung laksanain, terus selese." Celetuk Lia.

"Emang kalian siapa?" Masih aja nanya bangsat.

"Sini sini gue jelasin. Ni anak namanya Fifina Sanjaya, anak orang yang punya ini sekolahan, jadi otomatis ini sekolahan juga punya dia, kalo Lo ga mau di perintah sama Fina, mending pulang aja dah, ga guna soalnya." Balas Thia, panjang lebar.

"So, mau di keluarin camtik?" Ucap Sabil.

"O—h o–ke, mana tas kalian, kelas nya juga yang mana aja?"

"Fina sama Thia 10 Ipa 1, Tata sama Lia 10 Ips 3, dan gue sama sabil 10 Ipa 3." Ucap Via dengan jari menunjuk Sabil, karna orang terakhir yang di sebutin kan Sabil.

"Oke, permisi."

°Flashback, off.

"Najiz banget tadi Sabil ngomong cantik wkwkwk." Ucap Fina.

Sabil muter bola matanya males. "Gue juga ga sudi ya tadinya, btw gue masih terhina sama celetukan Lia."

Lia mendelik. "Kok gue anying?"

"Tadikan Lo ngomong boncel, gue nya tersindir bangsat."

"Kalem dong, gue kan ngga bermaksud nyindir elo, kalo Lo ngerasa berarti emang iya, wkwkwk."

TCWO story.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang