05.🥀

24 7 0
                                    

Hai guysss

gimana kabar nya sehat kan. Mudah mudahan sehat selalu ya.

Selesai baca jangan lupa buat vote ya biar kamu bisa tau cerita selanjutnya ya...

Happy Reading 🌹                                      

Tiba tiba handphone shasya bunyi.
Shasya langsung melihatnya dan ternyata itu Raka yang menelfon nya.

Shasya tak mengangkat nya tapi hanya membiarkan telfon itu berbunyi,dan meletakan kembali ke dalam tasnya. Shasya enggan untuk berbicara dengan Raka sekarang.

Iya sangat kecewa, iya marah dengan Raka,untuk apa Raka berjanji untuk apa rasa bersama nya selama ini jika seperti ini akhirnya.

Shasya berjalan dengan lemas ke arah kasur nya. Meletakan tas dan menjatuhkan badan nya ke arah kasur nya itu.

Ingin rasa nya shasya melepaskan Amarahnya pada Raka tapi itu tak ada gunanya. Raka hanya akan membela diri dengan berbagai macam alasan yang sudah sering shasya dengar.

Jadi selama ini Raka bersikap bahwa shasya bukan siapa siapa nya lagi itu karna wanita yang bernama Rosa itu, siapa wanita itu.?. Siapa??.

Kenapa iya mengganggu kebahagiaan shasya, kenapa harus Raka yang bersama nya, yang jelas jelas Raka itu pacar nya .
Apa mau wanita itu sebenarnya. Apa yang membuat dia melakukan hal ini..

Shasya langsung menangis mengingat semua ini iya tak tau harus bagai mana... Ingin rasanya shasya menangis dengan kuat melepaskan semua ini tapi shasya mengurung niat nya itu sementara ini karna kalau iya menangis seperti itu mama nya pasti khawatir dan marah pada Raka . Shasya tidak mau hal itu terjadi.

Mama nya dengan Raka sekarang ini sudah dekat shasya tidak mau membuat nama Raka jelek di depan mama nya.

Tapi bagaimana inii semua ini membuat nya sakit, apa yang harus di lakukan....

Pergi? Tapi shasya takut kehilangan Raka
Menetap? Tapi itu hanya akan menimbulkan sakit yang terus menerus untuk shasya.

"Ya Tuhan.......aku harus bagaimana, aku ngak sanggup kayak gini terus. Hikss... Aku lelah bertahan dengan orang yang menginginkan dua wanita sekaligus untuknya.." Shasya menangis tampa henti .

Bahkan shasya lupa kalau iya harus mandi dan makan karena shasya belum makan sejak pagi tadi.Shasya terus memangis tak henti henti nya. Tak lama handphone shasya kembali berbunyi. Shasya bergegas mengambil nya dan ternyata itu masih Raka.

Shasya melemparkan Handphone nya ke sembarang arah. Shasya kembali menangis hingga matanya bengkak. Bahkan sekarang sudah jam 19.25 dan shasya masih saja menangis.

Tak lama setelah itu shasya berhenti menangis iya ingin pergi ke kamar mandi saat berdiri iya tiba tiba pusing.

Pandangan nya gelap ,semuanya terasa berputar, tak lama shasya jatuh pingsan ke lantai kamar nya..

Author POV

"Kok shasya udah jam segini belom keluar juga dari kamar ya, padahal ini udah jam makan malam... Tunggu bentar aja deh. "
Pikir mama shasya yang menunggunya untuk keluar dan makaan.

"Udah 10 menit ini, kok shasya belom keluar kamar juga . Papa sama varo kok belum pulang juga ya..Shasya ngapain sih di kamar nya, kok perasaan ku ngak enak ya.. " Kata mama shasya khawatir..

"Bii siti.. Bibi.... " Panggil mama shasya pada bibi siti.

"Iya buk, ada yang bisa saya bantu buk? " Jawab bi siti sopan.

Cinta kecil ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang