-prior

437 20 2
                                    

Fall - Justin Bieber

-

🎶 Whoa, ooh
Well, let me tell you a story
About a girl and a boy
He fell in love with his best friend
When she's around, he feels nothing but joy
But she was already broken, and it made her blind
But she could never believe that love would ever treat her right 🎶

Aku menghela nafas panjang ketika melihat gadis berambut platinum itu kembali menangis, tanpa suara. Yeah, sementara perempuan berlomba-lomba untuk menangis keras, dia berbeda, dia menyembunyikan kesedihannya. Ars Paddington, namanya.

"Look, A." Ars tetap bergeming, bahunya kecilnya naik turun menandakan dia masih menangis, mungkin tambah hebat, "dia sama sekali tidak berhak menerima air matamu, your tears is too precious for that asshole."

Perlahan getaran pada bahunya berhenti, Ars mendongak, matanya yang ber iriskan abu-abu tampak memerah, dan sudut bibirnya tertarik ke bawah, yeah at least dia tidak menangis, untuk saat ini tentunya.

"Bagaimana dengan satu mangkuk ice cream super besar di ujung jalan dekat perumahan milikmu?" Tawarku, senyumku mengembang diam-diam ketika melihat mata Ars berbinar, "kali ini aku yang traktir, kau boleh makan sepuas yang kau mau. Apakah tawaranku di-"

"Tentu saja!" Ars memekik kecil, pipinya yang agak tembam nampak memerah karena begitu semangat, dia menggemaskan, salah satu kata dari seribu-atau lebih kata untuk memujinya, "kau memang sahabatku yang terbaik, Niall Horan!"

Bisakah kau menganggapku lebih dari sekedar label sahabat, Ars?

°

🎶 Did you know that I loved you or were you not aware?
You're the smile on my face
And ain't going nowhere
I'm here to make you happy, I'm here to see you smile
I've been wanting to tell you this for a long while 🎶

"Aku rasa aku akan membengkak dalam hitungan mundur," keluhnya, lucu, di saat mengeluh Ars tetap memakan mangkuk ice cream ke empatnya, "tapi aku tidak perduli, hidup itu hanya sekali, benar 'kan? Lagi pula jika membengkak aku bisa memaksamu untuk menggedongku kemanapun aku mau."

Aku tersenyum geli. "kenapa aku harus menggendongmu?"

"Jika tubuhku membengkak otomatis aku akan malas jalan."

Aku kembali tergelak, entah apa yang membuatku begitu cinta mati kepada gadis berambut platinum yang selalu menomer satukan makanan. Ars terkejut ketika aku mengusap ujung bibirnya dengan tissue, sial, pipiku ikut-ikutan memerah.

"What you've done?"

Aku terdiam sejenak lalu tertawa kecil. "mengelap sisa ice cream yang menempel pada ujung bibirmu. Oh, Ars kau sudah berapa kali pacaran sih? Sampai-sampai hal seperti itu saja sama terkaget."

"Hum, aku tidak pacaran sampai dua puluh kali kok." Ars meringis memperlihatkan deretan giginya yang rapi, "yah setidaknya bulan ini tidak dua puluh kali. I swear to god! This ice cream is amazing! Can I have one scoop again? Please?"

Aku mengangguk dan kembali tergelak, seorang wanita datang dan memberikan segelas ice cream lagi kepada Ars. "dua puluh kali dalam bulan ini? Hm, aku saja yang tidak pernah pacaran, tidak akan sampai terkaget seperti dirimu itu."

"Hal yang seperti itu di banggakan," cibir Ars, "status lajangmu itu kapan akan kau buka, hm? Sampai
Semua rambutmu memutih alami dan gigi hilang semua? Oh, Niall kau bahkan tinggal menunjuk satu orang dengan mata tertutup dan bam! Kau akan mendapatkan pacar."

"Nope," aku menggeleng, lalu menatap mata Ars yang hanya tertuju pada ice cream-nya yang berwarna putih dengan cream stroberi di atasnya, "aku menunggu seseorang sadar, bahwa di antara ribuan mantan pacarnya akulah yang berhak mendaptkan dirinya, seutuhnya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stockholm Syndrome; one shotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang