1

497 7 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Those dimple on your face,
don't work the same these day
Its clear we both had enough.



///


"Hai!" Mark mendatangi sang kekasih yang terlihat menunggunya dicafe. Mereka sudah janji, untuk bertemu disini.

Mark duduk didepan Herin. Wajahnya cerah.
Tapi tidak dengan wajah cantik kekasihnya.

"Kenapa babe?" Mark menggenggam tangan Herin yang terletak diatas meja.

Herin tersenyum lalu menggeleng, menarik tangannya kembali.

"Ada apa hm?" Mark berusaha untuk membuat Herin bicara.

"Kamu... gak bosen sama hubungan kita?" Herin, yang sedari tadi menunduk itu mengangkat kepala.

Mark tampak bingung, menatap langit langit. Lalu menggeleng.

"Beneran?" Herin masih bertanya

"Iya, beneran sayaaaang. Kamu kenapa sih akhir akhir ini? Kecapean lagi? Kalo kamu ada masalah bilang sama aku, cerita. Aku bakalan selalu ada buat kamu" Mark Terus menatapnya. Tatapan yang meyakinkan pacarnya.

"masalahnya ada dikamu" Ucap Herin kembali menunduk.

Mark tertawa gemas. Mencubit pipi Herin "Kamu lucu, kalo lagi khawatirin aku gini. Aku bakalan terus sama kamu kok. Aku gabakalan ninggalin kamu. percaya deh"

Sepulang dari cafe, Mark langsung mengantar Pacarnya pulang. Pedahal Mark ingin menghabiskan waktunya dihari Minggu ini dengan Herin.
Tapi Herin menolak, dengan alasan sedang tak enak badan.






~~









Mark berlari menyusuri koridor sekolah, pada saat jam istirahat.
Ia gelisah, pasalnya sang kekasih tak memberi kabar dari kemarin mereka bertemu. Dan sikapnya sedikit aneh.

Lalu ia berhenti setelah melihat adik kelasnya. Juga teman sekelas Herin.

"Maaf, kamu liat Herin gak?"

"Tadi katanya ke toilet sih kak" Jawaban dari perempuan itu membuat Mark pergi menuju arah ke toilet.

Ia berhenti, setelah melihat sosok yang baru saja keluar dari toilet.

Sosok itu menatapnya. Lalu setelah itu Mark diabaikan.

"SEO HERIN!" Mark berteriak kencang membuat gema dilorong itu.

Herin terdiam, terkejut. Mark berlari kearahnya.

Lalu Mark menarik tangan Herin, membawanya ke taman belakang.
Herin tidak melawan atau apapun, dia hanya kekurangan tenaga dan juga pasrah.

"Kamu kenapa? aku ada salah apa hm?" Mark menyimpan kedua tangannya diatas pundak herin. Menatapnya dengan tatapan yang amat tulus. dan suara yang rendah.

"Stop it, Mark." Herin menyingkirkan kedua tangan Mark.

"Aku gatau ada apa" Kata itu membuat Herin terhenti.

"Aku gak yakin kamu benar benar gak tau," Perempuan berambut coklat itu mengangkat kepalanya.

Kedua netra itu bertemu.

Mark diam.

"Aku gapapa."

"H-Herin, kita omongin ini baik baik ya?" Mark terus meyakinkannya.

"Aku bingung Mark. Bener bener bingung. Aku ngerasa hubungan kita udah kaya dulu lagi,"

"Aku udah bilang ini kemarin, kamu gaperlu khawatirin ini semua. Aku bakalan terus disisi kamu,"

"Janji ya?."

Herin menahan tangisannya.
Mark hanya tersenyum mengangguk,  lalu menarik tubuh Herin ke dekapannya yang hangat.
U

ntuk membuat ketenangan didalamnya.

Entah kenapa akhir akhir ini Herin punya firasat buruk tentang hubungannya dengan Mark.
Ia menjadi banyak fikiran dan stress.

Mencoba untuk menjauh dari sang pacar, tetapi tak ada hasilnya. Karna ia sadar, ia terlalu sayang pada lelaki itu.

 Karna ia sadar, ia terlalu sayang pada lelaki itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Between ; Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang