Nasib Ya Nasib

8 0 0
                                    

Entah, sudah berapa kawanan sakit menakut-nakuti. Semenjak dua bulan aku menjadi pengangguran diri. Tidak tahu mau apa. Sebab, ketakutan masih saja menghampiri segalanya. Andai saja aku boleh berandai untuk meminjam tubuh semesta sebagai kawan hampaku. Barangkali, aku tak akan sesepi ini. Rasa kalut yang menghampiri pasti bisa kuatasi. Kadang, kerincing rindu harus kutelan habis-habisan di antara  barisan kesakitan. Tak bisa mengelak perihal nasib. Nasib ya nasib. Mau undur-unduran begini pun tetaplah nasib. Dan aku? Tak mungkin rela jika mimpi-mimpi besarku dibawa orang lain. Begitulah hidup, nasib ya nasib.
9 Mei 2020

NEGERI DONGENGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang