Chapter 3 : Karena Luka

1.5K 254 122
                                    

MELEPASKAN orang yang kita cintai memang menyakitkan. Namun ternyata, berpura-pura tidak mencintainya adalah hal yang lebih buruk dari sekadar perpisahan. Bahkan tak hanya itu, Naruto juga harus bersandiwara dengan berpura-pura tidak mengenalnya.

Pedih memang. Tetapi, hanya itu yang bisa Naruto lakukan demi menjaga hatinya agar tidak kembali jatuh pada dekapan Uchiha Sasuke.

"Tak apa jika kini aku memang terlihat asing di matamu. Tapi, kau harus tahu satu hal ...

..., kau masih kekasihku, Naruto. Selamanya hanya akan menjadi milikku."

Dulu, Sasuke pernah mengucapkan hal serupa ketika Naruto hendak meninggalkannya karena mengetahui bahwa pernikahan mereka akan dibatalkan bersebab Sasuke harus bertanggung jawab kepada Sakura. Dan saat itu Naruto masih memberi kesempatan, menerima Sasuke kembali dan bertahan menjalani hubungan mereka yang sangat rumit hingga pada akhirnya Naruto benar-benar memutuskan untuk pergi.

Tapi kini, Naruto sungguh tak bisa menerima Sasuke kembali, apalagi mempertahankan hubungannya yang selalu tak luput dari masalah. Naruto tak ingin keluarga Sasuke semakin membencinya.

Maaf. Bukan aku sudah tidak mencintaimu, Sasuke.

Hati Naruto bergumam lirih seiring dengan pelukan Sasuke yang terlepas. Pria itu bangkit berdiri sebelum berbungkuk, mencium dahi sang kekasih dan menyelimuti tubuhnya hingga sebatas bahu.

🌹

Sasuke yang tak kunjung keluar dari kamar, membuat Hikari dan Hinata memutuskan untuk menunggunya di ruang tengah.

"Bu, sebenarnya ada hubungan apa pria itu dengan Kak Naru?" tanya Hinata sembari memberi pijatan lembut pada kedua bahu Hikari. Ia sungguh penasaran, pasalnya Sasuke begitu gigih untuk bisa membawa Naruto pulang.

Hikari diam sejenak, "Ibu tidak sempat bertanya tentang itu. Tapi, dia sangat mengenali Naruto. Mungkin dia teman dekat atau kerabatnya."

Raut wajah Hinata sedikit menunjukkan kecemasan dan kesedihan. "Kalau itu benar, berarti dia akan membawa Kak Naru pulang?"

Hikari tersenyum tipis. Dia paham perasaan anak gadisnya. Hinata sudah sangat menyayangi Naruto, dan mengetahui ada seseorang yang ingin membawa Naruto pulang sudah pasti membuat hati anaknya sedikit kecewa. "Tentu saja jika pria itu memang keluarganya."

Wajah Hinata tertekuk sendu. Dia sungguh tak rela bila harus berpisah dengan Naruto. Karena Hinata sudah menganggap Naruto sebagai kakak kandungnya sendiri. Sungguh, Hinata akan benar-benar sedih bila Naruto pergi dari mereka.

"Apa Naru sudah tidur?"

Atensi Hinata teralihkan oleh sang ibu yang melemparkan pertanyaan kepada Sasuke yang baru saja keluar dari kamar.

Sasuke hanya tersenyum samar. "Sepertinya begitu," jawabnya bohong. Ia jelas tahu bahwa Naruto tidak tertidur, Naruto hanya berpura terlelap karena tak ingin melihatnya atau pun berinteraksi dengannya.

Kehancuran hubungan ini tak pernah sekali pun Sasuke bayangkan. Wanita yang dulu begitu mencintainya. Kenapa kini justru seperti berbalik membencinya?

Sasuke tiba-tiba saja tertegun kala tersadar akan sesuatu.

Jika Naruto memang kehilangan ingatannya. Lalu, kenapa dia selalu menatapku dengan ekspresi yang berbeda-beda? Seolah-olah dia tengah mengendalikan berbagai macam emosi dalam hatinya.

Pemilik Hati [SasuFemNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang