Lima

25 11 0
                                    

Mobil melaju di jalanan jakarta, tak ada yang memulai pembicaraan setelah lima menit didalam mobil. Risya hanya menundukan kepala bingung, serta kikuk. Bayu yang melihatnya sekilas hanya tersenyum ia pun mencoba mencairkan suasana.

"Kamu gak ada niatan kuliah?" tanya Bayu menatap Istrinya sekilas.

"Ehhh boleh?" jawab Risya cengo.

"Ya boleh lah sayang, Kamu belajar juga buat anak kita nanti." goda Bayu membuat pipi Risya merona. Sepertinya mengoda Risya membuat pipi sang empunya merona akan menjadi kesukaan terbaru Bayu.

"Ehhh tapi Risya gak punya uang buat biayanya,  kan kuliah mahal." cicit Risya.

Sebenarnya ingin sekali Risya berkuliah, namun diaa urungkan karena sekarang ridho suaminya lebih Risya utamakan. .

"Insya allah, Aku akan menanggung semua biaya kuliah kamu. Karena semuanya sudah menjadi tanggung jawab Aku," ucap Bayu menyakinkan. Risya menatap mata Bayu sekilas,  tak ada kebohongan disana.

"Memang kamu mau kuliah jurusan apa? Mau masuk Universitas apa?"

"Aku gak terlalu ambisius berkuliah di universitas terbaik kak,  otak ku pas - pasan soalnya. Yang biasa saja,  paling dekat sama rumah biar enggak terlalu jauh. Aku juga kan harus ngurus rumah dan kakak." cicit Risya pelan diakhir kalimat.

"Buka ponsel Kakak," titah Bayu.

Risya pun menurut, yang dilihat pertama kali adalah walpaper foto keduanya saat mereka menikah. Ada rasa haru di hati Risya. Sebegitu menerimanya Bayu pada dia yang bahkan mungkin ada yang lebih dari sempurna darinya untuk dijadikan istri.

"Coba Search Universitas itu,  Swasta sih tapi bagus juga Akreditas dalam jurusannya nya sudah hampir semua A kalau kamu minat. Dan juga gak terlalu jauh dari rumah." jelas Bayu.

Risya meneliti jurusan yang ada disana dan Gotcha! Manajemen Bisnis ada dalam urutan ke tiga disana.

"Iya kak, Kalau kakak menginjinkan aku mau kuliah disini," ucap Risya dengan mata berbinar.

"Mau ngambil jurusan Apa? Biar besok Aku daftarkan."

"Manajemen Bisnis aja kak, boleh?" tanya Risya takut - takut Bayu tak mengizinkannya.

"Us with you babe."

Jawaban Bayu sungguh membuat Risya bahagia. Dia menjelajahi lebih banyak tentang informasi jurusan yang akan dia ambil. Matanya sungguh berbinar cerah membuat Bayu tersihir ikut tersenyum.

Mereka Akhirnya sampai,  namun karena keasyikan dengan ponsel karena terlalu semangat untuk kuliah membuat Risya tak menyadarinya.

"Hei, kita sudah sampai."

Risya mendongkang dengan wajah yang berbinar."Eh maaf kak, Sampe keasyikan gini."

"Gak papa, Ayo kita benahi dulu barang bulanan kita. Besok aku ajak kamu langsung jelajahi kampusnya mau?"tawar Bayu

"Memang boleh kak?" tanya Risya.

"Boleh, kenapa enggak."

"Risya mau,  makasih Kak Bayu."

Karena terlalu bersemangat Risya  memeluk Bayu dengan erat tanpa disadari. Seketika tubuh Bayu kaku, tak menyangka bahwa Risya akan memeluknya seerat ini. Karena tak ada balasan Risya yang ingin melepaskan pelukanya diurungkan karena Bayu membalas pelukan ini. Hati kedua insan ini membuncah bahagia,  tak ada yang bisa menggambarkan kebahagiaan keduanya. 

"Eh maaf Mas,  saya enggak liat apapun kok." ucap seorang tukang kebun  sembari menutup wajahnya. Mereka lupa,  bahwa ini masih berada di area basement. Dengan Kaku keduanya melepas pelukan itu,  Risya yang sudah terlanjur malu karena memeluk Bayu tanpa izin dan kepergok tukang kebun langsung berlari masuk meninggalkan keduanya.

Bayu hanya terkekeh pelan,  terlihat semburat merah dipipi sang istri tadi tanda dia malu.

"Eh maaf ya Mas. saya beneran gak tau,  tapi ngintip dikit." goda tukang kebun pada Bayu. Mereka memang akrab karena dari pertama bangunan ini dibuat tukang kebun inilah yang mendesain kebunnya.

"Gak apa-apa Mang,  soalnya lebih berbahaya kalau enggak ketahuan nih saya."

"Ck ck,  dasar pengantin baru." keduanya pun tertawa pelan.

My MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang