Happy reading sahabat
Untungnya aku membawa lem serta gunting jadi tidak perlu repot meminjam atau membelinya,kebetulan disekolah masih agak ramai karena ada latihan PMR dan juga siswa yg menunggu jemputan orang tua atau abudeman mereka.
30 menit selesai sudah alat peraga ku itu,sambil membereskan dan menaruh barang barang ke tasku juan bertanya"maaf soal tadi pagi" ucap juan
"iya" ucapku
"kamu ndak papa?" tanya juan
"aku suka kamu" sahutku dingin sangat dingin
"aku juga suk..." jawab juan
"lupakan ucapanku tadi" ancamku
"kamu ya bisa tidak dengarkan dulu baru menjawab:)" ucap juan
"tolong lupakan kumohon,anggap saja kita tidak membicaraka apapun,aku pergi dulu,terimakasih bantuannya" sahut ku menahan malu
Tap,tap,tap "suara larian sepatuku"
"Anak itu kenapa sih padahal baru saja aku ingin menjawab perasaannya,dia malah begitu,apa benar aku harus melupakan ucapannya tadi,sebenarnya aku juga sangat menyukainya" ucap juan sambil menatap halin yg berlari itu
Halin tidak tahu kalau juan mau mengatakan kalau dia juga nenyukainya karna dipikirannya tadi hanya ada rasa malu setelah megungkapkan rasanya tadi, entah memang mereka ber 2 itu sulit sekali
Keesokan harinya
Jumat pagi saatnya jadwal senam karena meninggu lalu baru saja solat duha berjamaah dilapangan,laki laki berbaris didepan sedangkan perempuan barbaris dibelakang,kami senam mengikuti 2 orang contoh dipodium,siapa lagi kalau bukan anak kelas 9A resty dan mustofa.
45 menit senam selesai para siswa berhamburan untuk kembali kekelas masing masing,aku dan arranda berjalan menuju kelas lewat lapangan, kebetulan ada gadis centil yang senang mengganggu juan ngomong ngomong namanya itu zifa"eh zifa tadi ketua kelas lu dipanggil sama miss umi tuh" ucapku malas
"suruh ngapain mba?" jawabnya
"gatau,makanya sana bilang sm ketua kelas mu suruh ketemu sma miss umi" sahutku kesal
"apa gara gara kemaren kita ngk ngumpul tugas ya mba" ucap zifa
"iya mungkin" sahut ku malas
Banyak omong ni anak gerutuku dalam hati
Aku dan arranda pun kekelas karena panas matahari yang menyengat kulit,jam ke 3 adalah penjaskes tapi berhubung pak agus (guru olahraga kami) gk masuk jadi seperti biasa aku,arranda,dewi,dan fiona duduk duduk didepan kelas sambil berbincang dari tadi aku hanya diam memikirkan kejadian kemarin,tapi aku sangat lega karna telah mengungkapkan perasaanku
Di lapangan masih ada segelintir laki laki yang sedang bermain bola yag tentu juan ada juan disitu, aku berusaha melupakannya namum tak bisa,sepertinya dia lah orang yang benar benar kusukai.Note: Suka, Cinta, Sayang kata adzkia itu berbeda makna ya teman teman,kalau aku ke juan itu suka aku belum mengerti arti cinta dan syang karena umurku juga masih terlalu remaja untuk memahami hal itu
Sekarang sudah jam 9 tapi belum ada guru yang masuk dan mengajar dikelas kami,disitu niatan untuk kekantin semakin besar
"eh udah boleh istirahat belom?" tanya dewi
"iya gurunya geh gk masuk masuk,kentin yok" tambah fiona
"eh nanti dimarahin" ucap arranda
"alah biasanya kmu yang sering ngajak kekantin yeuu arranda arranda" ledek fiona
"Yaudah lah ayok gausah berantem" dewi menengahi
Kami ber4 pun berjalan menuju kantin lewat belakang kantor agar tidak ketahuan guru, yap emang laknat sekali,jangan ditiru ya teman teman, biasanya kalo ada guru ngajar dikelas kita ngk kekantin kok hehe
Dikantin terpampang jelas wajah wildan yang membuat arranda merengek untuk berbalik lewat ruang pramuka,padahal wildannya tu gk makan lho kesel gua sm arranda ni
Untung temen jadinya kita muter arah lewat ruang pramuka,dan naasnya disitu ada segerombolan laki laki siapa lagi kalau bukan fernando fans ku hadehh,tapi untungnya karna kantin sudah agak ramai jadi tidak masalah"bude bakso bude" ya itu juan yang memesan bakso di bude wildan
Spontan aku tangsung menunduk dan memakan jajanku sanbil terdiam, tiba tiba didepanku
"Nih kacamata titipan dari angel"
Terima kasih yang sudah baca gimana suka ngk?bantu Vote dan follow ya sahabat,lanjut besok lagi
Makasih dadaa sahabat
Salam manis ninahalina ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Is Beautiful
Teen Fictiongadis barbar yang tidak punya malu, maaf karna telah lancang menyukaimu, aku tidak mengenalmu tapi aku menyukaimu, hari demi hari jadi lebih indah tanpa seseorang(kau)