Sekian lamanya 'ku melangkah
Lewati cerita
Begitu jauh dan berwarna
Namun tetap saja
Tak ada yang sanggup tandingimu
'Tuk membuatku luluh
Abadi di hati
Kau yang tak pernah hiraukanku
Tak pernah pedulikan
Aku yang selalu kagumi dirimuSuatu Saat Nanti—Hanin Dhiya
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Gue gak boleh nyerah buat dapetin cintanya Alfa. Gue harus berjuang lagi!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sesuai janji kemarin. Athala dan Mei berjalan-jalan bersama dengan Yura juga. Dan toko ice cream selalu menjadi tempat favorit setelah Mall.
"Lo mau kemana habis ini, Thal?" tanya Yura yang menunggu Mei memesan ice cream. Begitu juga dengan Athala.
"Entah. Gue juga bingung." Athala berfikir, tempat yang bisa mengusir kebosanannya itu dimana? Mendadak dia teringat belakang asrama putra.
"—Jalan-jalan di belakang asrama putra yuk. Di sana banyak makanan enak loh."
Kawasan belakang asrama putra. Itu bukannya lokasi yang banyak pedagang kaki lima kan? Sejak kapan Athala mau menikmati makanan kelas bawah? Pikiran Yura berkontradiksi.
"Pedagang kaki lima?"
Athala mengangguk antusias. "Iya. Di sana enak-enak loh masakannya. Apalagi nasi goreng petainya. Uhh sip banget deh."
"Petai? Hah seriously?"
"Ha? Emangnya kenapa? Ada yang salah?"
"Menjijikkan kali Thal. Apalagi bau mulut kalo abis makan petai, eww." Mata Yura membola. Seolah petai adalah makanan yang tidak layak di makan.
"Bau mulut bisa di hilangin Yur. Tapi kenikmatan pas makan itu enggak bakal ada duanya deh. Apalagi kalo makannya bareng orang banyak."
Athala membayangkan dirinya dan Alfa yang makan nasi goreng petai bersama. Di warung tenda ditemani semilir angin sore yang membuatnya semakin betah.
"Hell! Itu benar-benar menjijikan Athala. Sejak kapan lo bis—"
"Heh ngapain rame-rame sih. Ini ice creamnya." Mei memberikan ice cream sesuai pesanan Athala dan Yura. Percakapan Yura dan Athala harus terputus karenanya.
"Enggak papa, Mei." Athala mengambil ice cream greenteanya. Dan mulai menikmati ice cream favoritnya itu.
"Athala tuh. Ngajak makan di belakang asrama putra. Padahal lo tau sendiri kan Mei. Makanan di sana tuh belum tentu higenis," jelas Yura sambil mengambil ice cream strawberry kesukaannya.
"Yura sotoy deh. Makanan di sana tuh enak-enak. Harganya juga terjangkau."
Bom.
Ternyata Mei sepemikiran dengan Athala. Melihat kedua sahabatnya yang menjengkelkan itu membuat Yura emosi.
"Udah ah kalian nyebelin. Kalo mau ke sana yaudah ke sana aja! Gue mau pulang. Bye."
Yura meninggalkan meja mereka. Athala dan Mei hanya mengendikkan bahu. Bukan mereka tidak perduli. Tapi jika meladeni emosi Yura sama saja membiarkan persahabatan mereka hancur.
"Habis ini ke sana ya, Thal?"
"Sip lah."
Mereka berdua menghabiskan ice cream masing-masing. Tak menyadari jika ini awal dari kata hancur.
👑
Di taman belakang sekolah, Alfa menunggu kedatangan seorang cewek yang menganggu waktu istirahatnya. Sepuluh menit lagi bel masuk akan berbunyi, tapi Athala belum menampakkan batang hidungnya. Hal itu membuat Alfa kesal hingga dia harus berteduh di bawah pohon palm, dia bersandar di sana.
Dari kejauhan nampak Athala yang tergesa mendekat ke arah Alfa. "Al maaf gue telat." Jawaban Alfa hanya mengangguk seakan tak acuh.
Athala meremas rok yang ia kenakan sampai terbentuk lusut yang sangat ketara. Bukan apa-apa, ini pertama kalinya dia berjuang untuk mengungkapkan rasa. Seharusnya tidak sampai begini kan, entah mengapa sekarang dia yang takut menghadapi seorang Alfa.
"Gue mau lo pacaran sama gue sekarang." Athala mengucap sebaris kalimat itu dengan satu tarikan napas. Dia merasa dadanya dag dig dug, mempermalukan diri sendiri. Sialan.
"Gue benci sama lo." Tembak Alfa tepat mengenai ulu hati Athala. Dia merasakan sakit yang luar biasa. Pasalnya dia tidak pernah dijawab seperti ini.
Athala menggigit bibir bawahnya, mencoba menatap sosok jangkung Alfa yang terlihat ganas didepannya. "Tapi gue cinta sama lo."
Alfa berjalan kearah Athala. Alfa berhenti sejenak, lebih dekat dengan Athala. Napas Alfa sangat terasa di telinga Athala, sampai membuat Athala menutup mata sejenak untuk menetralisir detak jantung yang semakin tidak karuan. "Gue gak peduli," desis Alfa pelan, melewati Athala yang ingin menangis.
"Gue peduli sama lo Fa! " teriak Athala. Alfa berhenti, berbalik arah. "Gue gak suka tukang bully. "
Athala mendekati Alfa. "Gue bakal berubah, demi lo." Alfa menggeleng, tersenyum. Tapi bukan senyum itu yang Athala inginkan, senyum itu mematikan.
"Gue kaya, gue juga cantik, Fa. Kenapa lo gak bisa terima gue. Yang lain aja berjuang buat dapetin gue, tapi kenapa lo malah nolak gue?"
Alfa semakin menajamkan senyumannya. "Iya lo emang kaya, lo juga cantik, tapi bagi gue cantik itu relatif. Percuma lo cantik, tapi sikap lo tidak berperikemanusiaan. Lebih ke berperikehewanan." Air mata Athala langsung jatuh. Dia merasa sangat dipermalukan, ini pertama kalinya.
"Gue bakal berubah, Fa. Bantu gue memperbaiki diri ...." Athala menarik nafasnya dalam dalam, hatinya tertikam. Apa dia sekejam itu selama ini?
"Lo gak bisa, Thal."
"Gue bisa."
"Lo gak bisa maksain dunia terus berputar untuk lo. Lo egois, gue gak suka. Dan satu lagi, lo bukan tipe gue." Alfa berjalan menuju lapangan, dia tidak peduli apa yang akan dikatakan Athala. Dia sudah terlanjur benci. Dan benci ini tidak akan pernah menjadi cinta, ingat.
Bagaimana mungkin si pematah hati yang ulung harus dipatahkan hatinya hanya dengan beberapa kata. Mungkin ini salah satu kisah dalam sejarah ~sang pematah yang patah~
Athala menggigit bibir bawahnya dalam sampai mengeluarkan darah, air matanya terus turun. Menambah perih di bibirnya.
"Pertama kali berjuang untuk cowok eh malah dibalas kaya gini? Terus gue harus gimana Tuhan ...."
"Apa gue sekarang udah gak cantik seperti dulu lagi?"
"Atau bully yang pernah gue lakuin memang keterlaluan?"
Iya Athala. Kenapa selama ini lo gak sadar kalo bully yang lo lakuin itu menyakiti banyak orang. Enggak cuma fisik mereka aja yang terluka, mental mereka lebih terluka.
"Gue gak boleh nyerah buat dapetin cintanya Alfa. Gue harus berjuang lagi!"
Athala menyeka air matanya. Mulai besok dia harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan cinta Alfa. Iya, harus.
👑
Haloo gaissssssssssssssssssssssss
Kalian takde niat baca ceritakuu?Judulnya Nabellta, di akun chochopony
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALFA [TAMAT] ✓
Non-Fiction~Sang pematah yang patah~ Berjuang-Patah-Berjuang-Patah Siklus yang harus dialami Athala untuk mendapatkan Alfa-orang pertama yang membuat hidupnya jungkir balik. Sebelum itu Athala harus memutuskan Rangga dan menjadikannya mantan yang ke-duabelas...