[AT 00.07 AM]

67 14 14
                                    

Voment, jangan lupa.
👑
So look me in the eyes
Tell me what you see
Perfect paradise
Tearing at the seams
I wish I could escape
I don't wanna fake it
Wish I could erase it
Make your heart believe

Bad Liar — Imagine Dragons
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ini adalah awal yang baik untuk kita. Jadi, bolehkah jika aku berdoa agar kita selalu membaik. Selamanya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
👑

Athala berfikir, bagaimana bisa ada orang yang se kepo Ghaza. Apalagi dari sekian banyak murid dikelas ini hanya dia seorang yang menjadi korban kekepoan Ghaza. Mulai ditanyai dari a sampai z dan masih banyak lagi. Jujur, Athala merasa risih.

"Baiklah setelah perkenalan tadi. Apa ada yang ditanyakan kepada kakak?"

Atania mengangkat tangan kanannya, Athala geram sekali melihatnya. Kenapa sih mentor musiknya sedari tadi tidak berhenti berbicara. Apa dia tidak lelah mengoceh terus-terusan? dan sekarang malah dia memberi peluang untuk pertanyaan. Oh my god.

"Ah, iya kamu. Apa pertanyaanya?"

"Status kakak?"

Beberapa orang diruangan itu membulatkan mata. Ini cewek gak ada malu apa gak ada harga diri sih?

"Sejauh ini saya hanya membuat status di WhatsApp dan Instagram."

Kelas musik suara-gitar langsung ricuh, mereka tertawa melihat ekspresi Atania yang tidak bisa dideskripsikan. Athala bahkan menyunggingkan senyum, dia menikmati semua ini.

"Eh bukan itu kak maksudnya. Kak Ghaza punya pacar apa enggak sebenarnya?"

Ghaza hanya manggut-manggut, "Oh itu. Saya punya, tapi masih calon." Diliriknya salah satu orang diruangan itu. Tapi, banyak yang tidak menyadari. Hanya Ghaza, orang yang dilirik Ghaza, dan dia.

Raut wajah Atania langsung sedih. Eh, masih calon kan tadi? Jadi dia masih punya kesempatan dong?

"Yahh ... Kasian cabe ijo tercampakan hahahaha ...," sindir Sasya, salah satu anggota DS yang kebetulan juga masuk kelas ini.

Gelak tawa terdengar lagi.

"Apasih terong busuk. Gajelas banget lo! Karena lo anggota DS bukan berati lo bisa bersikap sok kaya Athala ya!" Atania berdiri, menatap Sasya tajam.

Athala yang namanya dibawa-bawa langsung tak terima, dia berjalan mendatangi meja Atania, "Apa lo! Pake bawa-bawa nama gue segala! Kalo lo mau iri sama gue. Mau sok kaya gue. Ngaca dulu bisa kan? Orang wajah kaya pantat gajah aja bangga, tubuh juga mirip beruang. Apa yang mau lo sombongin? Dan kalo anggota DS emang sok, itu karena kami punya harta, tahta, dan muka. Jadi wajar dong kalau kami emang sok."

"Nah bener! Gajah oleng masa mau saingan sama bidadari? Belum tanding udah kalah kali!" kompor Sasya yang semakin menggebu karena mendapat pembelaan dari Athala.

"Sudah berhenti. Kalian ini apa-apaan sih? Sesama teman itu harus saling menghormati ... Athala silahkan kembali ke meja kamu sekarang."

"Orang macam dia gak perlu dihormati dan tanpa lo suruh. Gue juga bakal duduk kembali," desis Athala tajam.

Ghaza menghela napas pelan.

"Baiklah, sekarang langsung ke pembagian partner. Tapi, sebelum itu saya mau kalian memilih ketua, wakil, sekretaris dan bendahara. Siapa yang mau kalian pilih dari teman-teman kalian ini?"

ATHALFA [TAMAT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang