TWO

72 29 8
                                    

Assalamualaikum
Welcome back hehe
Makasih udh mau baca cerita gaje ku ini 'v
Jangan lupa vote , komen , follow=follback

Awas typo di mana-mana!

Happy reading 🙌

________________________________________

"Terkadang rasa kasihan dan cinta itu beda tipis"

-Bagian Dua-

Aletha sudah ada di depan rumahnya, ia baru saja mengantar Riana pulang . Otaknya masih belum bisa mencerna tentang kejadian setelah kejadian dipesta tadi.

"Assalamualaikum, Aletha pulang ma " ucap Aletha sambil mengetuk pintu.

Tak lama kemudian seorang wanita paruh baya membuka pintu .

" Waalaikumsalam "

" Maaf ya ma, Aletha agak telat pulangnya "

"Iya ngga papa , lagian ini baru jam 8:30" Aletha meng iya kan " Ya udah ayo masuk, dingin di luar "

"Papa udah tidur mah?" tanya Aletha

"Sudah , baru tidur setelah minum obat barusan" serga mamanya meyakinkan.

"Andaikan mama ngizinin Aletha buat kerja ma, pasti Aletha usahain buat bawa papa ke rumah sakit "

"Mama mau kamu fokus ke sekolah, belajar yang rajin, jangan sampai beasiswa kamu di cabut karma prestasi kamu menurun " ucap Vina mama Aletha.

" Iya ma, Aletha paham " Aletha menunduk,

"Tapi Aletha ga tega liat mama kerja cuci keliling tiap hari, mama pasti cape kan "

" Mama ga papa, selagi mama bisa mama akan melakukan apa yang mama bisa " tanganya seraya membelai kepala putri semata wayangnya.

" Iya ma, ya udah Aletha ke kamar dulu ma, mama istirahat ya "

" Iya, jangan lupa baca doa sebelum tidur "

"Iya ma , assalamualaikum " ucap Aletha sambil berjalan menuju kamarnya.

" Waalaikumsalam , mama harap nasib kamu bisa lebih baik dari papa sama mamamu nak " gumam Vina dengan penuh harap seraya melihat punggung anak kesayangannya itu.

***

Aletha merebahkan tubuhnya di kasur, kasur sederhana ini menurut nya mampu menenangkan. Ukuran kamar yang tak seberapa ini juga menjadi tempat ternyaman yang pernah ia singgahi .

Pandangannya kosong menatap langit-langit, pikirannya masih terbayang bayang tentang kejadian yang di pesta itu .

Apakah ia salah jika harus mengabaikanya, ia hanya tak mau terjalin hubungan yang kenyataan tak akan pernah diridhoi oleh Tuhan, ia dengan Dimas beda agama, derajat kasta mana mungkin mereka akan bersama.

Apalagi tentang kenyataannya bahwa kedua orang tua Dimas sama sekali tidak menyukainya. Dulu saat ia pertama ketemu di pertemuan tak sengaja. Ia mendengar orang tua Dimas berkata jika jangan dekat-dekat dengan gadis rendahan yang miskin. Aku tau jika yang di maksud itu adalah aku .

Seluruh sekolah sudah mengetahui latar belakang keluargaku. Itulah alasan mengapa aku tak mempunyai teman. Hanya Riana yang bisa menerima ku apa adanya. Bahkan keluarganya menerima ku dengan begitu tulus.

Mungkin saat ini perasaan Dimas hanya sementara. Ia pikir mana mungkin seorang yang dulu sangat membencinya bisa mempunyai perasaan.

Atau rasa yang dimiliki oleh Dimas hanya rasa kasihan. Terkadang memang perasaan kasian dan cinta itu beda tipis .

Heart Winner !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang