THREE

56 21 10
                                    


Assalamualaikum readers
Author ga bisa tidur
Nimbang boring mending up yekan😂

Maap typo !

Happy reading 🙌

Bacanya pelan soalnya ga panjang 🤣

_________________________________________

"SAYA TIDAK AKAN SETUJU !!!!! "

Ntah kebranian dari mana, Vina tak lagi perduli jika di hadapanya sekarang ialah anak dari juragan di desa mereka. Ia tak mau mempertaruhkan nasib masa depan putri semata wayangnya itu.

" Berani-beraninya kamu menukar anak saya dengan hutang hah! " Vina tak lagi bisa memendam amarahnya lagi, sudah cukup ia diam .

"Sudah mah, istighfar " ucap Aletha seraya menenangkan mamanya. Ia juga tak menyangka jika Fadhil, teman masa kecil yang sekarang menjadi pria asing tengah menjadi penghancur keluarganya .

"Kita bicarakan nanti, sekarang pergilah " sergah Aletha dengan penuh kecewa tanpa memandang Fadhil.

"Baiklah, saya melakukan ini karena dari dulu memang saya sangat tertarik dengan kamu Aletha, tapi apa balasan kamu. Tak sekalipun kamu memandang saya sebagai laki-laki, bukan hanya teman !"

Ada jeda kecewa dari sorot mata Fadhil

" Aku harap kamu memikirkannya " ucap Fadhil seraya meninggalkan halaman rumah Aletha .

Aletha melihat raut wajah Fadhil tanpa ada seringai tajam seperti beberapa menit yang lalu, ia benar melihat ada raut kesedihan di wajahnya. Apakah ia telah melukainya sebegitu dalam? Apa ia salah jika tidak mempunyai rasa apapun selain hanya sebagai teman? Namun perlakuan Fadhil tak seharusnya begitu ! Ayah Fadhil telah menipu ayahku dengan hasil penggelapan hasil tani ayah selama bertahun tahun sampai akhirnya jatuh sakit dan melayangkan nominal hutang yang sebelumnya tak pernah ada dengan alasan biaya pengoperasian transpostasi hasil dagang. Fadhil berubah drastis sejak saat aku menolaknya. Waktu itu aku baru lulus smp, masa aku tak seharusnya mengetahui apa itu cinta .

" Tenang mah, kita masuk ke dalam dulu "

"Bagaimana mama bisa tenang, Dia akan mengancurkan masa depan kamu nantinya"  ucap mama dengan penuh nada khawatirnya.

"Aletha akan cari jalan keluarnya "

"Kita lanjut masak aja ya ma "

Akhirnya mereka kembali ke dapur, namun suasana masih saja belum berubah. Aletha dan mama nya masih saja bergelut dengan pemikiran mereka masing-masing.

***

Minggu pagi, sambil menatap pemandangan lewat balkon kamar dengan meminum secangkir kopi , aku belum bisa melupakan kejadian yang di pesta tadi malam.

Apa masih ada harapan untuk bersama Aletha?
Apakah ia harus berjuang lebih keras lagi?

Banyak temannya mencoba membuatnya untuk menyerah, ( sedikit info kalau sebenernya teman Dimas tak semuanya sewena wena, mereka juga sama halnya boneka Investasi ayah ayah mereka. ) Namun entah dorongan apa yang membuatnya tak kunjung juga menyerah .

Aletha semacam magnet yang mampu mengubah pola pikir seorang Dimas!.

Tak lama kemudian mama Dimas memanggilnya untuk turun ke bawah.

Hari itu Dimas melalui hari-harinya seperti biasa. Beribadah ke gereja, tidur , makan , nongkrong , main ps . Satu lagi pikiran tentang di pesta itu meracuni otaknya lagi . Ntahlah .

Apakah perasaannya akan terus bertahan?
Apakah perasaan ini nyata?
Jika takdir ada di tangan Tuhan, maka Tuhan Aletha atau Tuhan Dimas?

****

Jatuh cinta,
Aku kira akan seindah buku dongeng
Semenarik novel tentang cinta

Tapi aku salah,
Cinta tak seindah itu ,
Cinta begitu menyakitkan

Banyak bagian dimana
kamu harus merindukannya
Yang tak merindukanmu

Menunggu dengan penuh harap,
Mencintai tapi tak di cintai
Dan itu hanyalah
Sebagian hal menyakitkan
Yang harus di rasakan
Ketika engkau jatuh cinta.
Cinta bisa menjadi kekuatan sekaligus kelemahan bagi perasanya.

_Dimas

_____________________________

Yang baca gabut yaa?
Author cuma iseng maaf kalo gaje 😭🙏


Maap typo bertebaran

Salam manis

_S.A💙

Heart Winner !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang