3。「cygnus」

295 59 5
                                    

〜☆*☆*☆〜
c y g n u s
Celestial Swan
〜☆*☆*☆〜

"Hwang, kau sering melakukan itu?"

Hyunjin mengangguk tanpa beban. Posisinya tak berubah. Masih menolak diangkat oleh Chris. 10 menit berlalu dan Chris yang menurut hanya mengganti tangannya dengan tangan lain.

Merasa bodoh karena kedua lengannya akan sangat pegal dan tak bisa diregangkan, Chris menghela napas. Sedikit banyak kesal dengan tingkah kekanak-kanakan tetangganya itu.

"Kapan kau mau naik?"

"Aku tak minta untuk dipegang seperti ini, kau biarkan aku jatuh juga tak masalah."

"Kau gila," desis Chris.

"Kalau yang kau maksud melompat dari gedung itu sering kulakukan, jawabannya tidak," Hyunjin tersenyum. "Aku mengiyakan pertanyaanmu jika menyangkut tentang bintang."

"Kutarik kau naik, ya," naasnya, saat Hyunjin mengangguk, sebelah sepatu yang terpasang di kaki lepas dan terjatuh. Pemiliknya menoleh ke bawah, agak lama kemudian kembali melihat Chris dengan mata membola.

"Hanya sepatu," gumam Chris. Tangannya mulai menarik pergelangan Hyunjin. Tubuh jangkung yang menggantung itu mulai terangkat. Chris tak mau buru-buru sampai Hyunjin harus jatuh.

Sampai akhirnya sebelah kaki Hyunjin menapak pipa, barulah Chris menghembuskan napas lega. Tangan Hyunjin yang lain ikut memegang sebelah jendela yang kebetulan berada di dekatnya.

Pemuda itu berusaha naik, saat pipa di kakinya patahㅡpegangan Chris pada tangannya yang mulai longgar karena mengira Hyunjin akan aman, membuatnya kembali jatuh.

Posisi Hyunjin benar-benar tidak aman. Chris tak lagi bisa menjangkau satu pun pergelangan tangan Hyunjinㅡtangannya hanya mencengkram erat ujung lengan jaket pemuda Hwang. Chris mengerang keras karena lengannya mulai pegal.

"Hyunjin, maaf!" sesalnya karena lengah. Hyunjin menggeleng cepat, ia kembali menampakkan senyum yang entah tidak ingin Chris lihat saat ini.

"Lepaskan aku," ucapnya jelas. "Chris! Lepas!"

"Tidak, akan kubantu kau naik!" Chris mendengus. Mencondongkan badan untuk meraih tangan Hyunjin, tapi mustahil.

Lengan Hyunjin terlalu kurus sampai menyelip dengan mudah melalui lengan jaketnya sendiri.

"Hyunjin, naik!"

"Tidak bisa! Capek..."

Chris menggigit bibir, kembali menarik Hyunjin melalui ujung jaket yang ada di tangan. Tangannya yang lain menyangga badan pada tembok kecil pinggiran atap, kemudian menjauhkan dirinya dari tepi dengan mencoba duduk.

"Kau akan celaka, Chris! Lepaskan aku!"

Chris menulikan telinga. Lututnya ditumpu kuat-kuat pada pijakan atap, lalu menjauhkan Hyunjin dari udara.

Usahanya berhasil, ia bisa memegang satu tangan Hyunjin. Sedikit lagi percobaan, Hyunjin akan selamat.

Seolah memahami maksud Chris, Hyunjin kembali memegang sebelah jendela dan mendorong dirinya dari udara. Kedua tangannya bisa bertumpu pada pinggiran atap, tapi Chris yang napasnya sudah memburu tak mau melepaskannya barang sedikit.

Hyunjin kembali ditarik kuat-kuat sampai keduanya jatuh bertindihan di atap.

Tanpa peduli posisi, tangan Hyunjin mengeratkan genggaman pada apapun yang ada di dekatnya. Matanya terpejam erat. Bisa ia dengar jelas detak jantung Chris di telinga kirinya.

Setelah sibuk mengais udara, Chris mengusap lembut surai arang Hyunjin yang mengusak dadanya.

"You're okay?"

"Harusnya kau lepaskan aku."

Chris menghembuskan napas kasar. Namun usapannya pada kepala Hyunjin makin lembut.

"Kepalaku pusing," keluh Hyunjin. Ia menggulingkan badan dari atas Chris, lalu menutup wajah dengan sebelah lengan. Dadanya naik turun tak teratur.

Badannya seolah membeku, berbanding terbalik dengan Chris yang bermandikan peluh.

"Chris, apa yang kau lihat di langit?"

"Bintang," jawabnya singkat. Hyunjin merentangkan tangan. Posisinya telentang pasrah, keduanya kembali ke posisi awal sebelum Hyunjin nyaris jatuh.

Menggunakan tangan kirinya yang tak terlalu pegal, Hyunjin menunjuk satu arah.

"Kau lihat itu?"

Chris mengangguk, dari arah kepalanya jelas Hyunjin tak bisa melihat, tapi ia lanjut berbicara.

"Konstelasi itu namanya Cygnus," jarinya menggambar abstrak pada tebaran bintang di langit, mencoba menghubungkan titik-titik putih itu dengan garis imajiner.

"Kau lihat bentuknya?"

"Seperti burung."

"Ya, sayapnya terentang bebas-"

"Jadi kau mencoba mengasosiasikan dirimu dengan rasi itu?"

Hyunjin nyengir. Ia berbaring menghadap kanan, menghadap Chris dengan kepala ditumpu lengan.

"Aku ingin jalan-jalan,"

"Ya sudah, ayo bertualang."

Next chapter: Orion

Yoru's corner:
Semakin ke sini semakin nggak jelas:(

Regards,
Yoru☆

in the starsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang