Tiga

126 30 25
                                    

Renzo terus menggerutu dan menyumpah serapahi gadis di hadapannya. Kakinya dengan malas ikut melangkah di belakang gadis itu.

"Nggak elit banget. Bolos macam apa ini? Gue berasa cosplay jadi anak rajin."

Bagaimana tidak? Seorang Renzo yang terkenal badboy dan brandalan tiba-tiba memasuki toko buku. Peristiwa yang cukup langka. Melihat banyaknya buku yang terpajang saja membuatnya pusing bukan kepalang. Apalagi jika harus membacanya.

Padahal Renzo sudah mengajak Killa untuk menonton di bioskop, tapi cewek itu justru dengan kerasa menolaknya. Memilih mengunjungi toko buku untuk mencari novel dan beberapa buku referensi untuk belajar. Renzo benar-benar salah mengajak gadis polos seperti Killa untuk membolos. Terlaku nub untuk kalangan Renzo yang sudah pro.

"Berisik banget. Ini bolos yang berfaedah. Kamu bisa sekaligus belajar di sini." Killa sibuk memilih beberapa buku dan novel yang akan ia baca.

Hobinya yang satu ini selalu membuat pikirannya tenang. Aroma buku-buku menjadi candunya. Ingin rasanya Killa membeli toko buku beserta isinya dan mengunjungi setiap saat.

Renzo menyandarkan tubuhnya di salah satu rak buku yang cukup tinggi. Mulutnya menye-menye tidak jelas menatap Killa. Sudah hampir setengah jam mereka mengelilingi toko buku, dan Killa baru mendapat satu buku yang ia incar. Menemani cewek membeli buku adalah hal yang membosankan bagi Renzo.

Killa yang melihat kelakuan Renzo refleks menginjak kaki Renzo cukup keras.

"Bangsat!" Untuk kesekian kalinya Renzo mengumpat. Entah berapa banyak dosa yang sudah ia kumpulkan.

"Kurang-kurangin ngomong kasarnya. Aku jadi males temenan sama kamu."

Nggak tahu diri juga bocah satu ini, batin Renzo.

"Astagfirullah. Kakanda khilaf wahai Adinda," ujar Renzo berlebihan. Nada suaranya yang cukup keras mampu menyita perhatian beberapa pengunjung toko buku. Bahkan mereka menatapnya aneh.

"Nggak usah bikin malu!" sewot Killa menyentak tangan Renzo yang bergelayut layaknya monyet.

"Ngelunjak juga lama-lama," gumam Renzo yang tak dipedulikan oleh Killa. Cowok itu memilih memainkan ponselnya untuk mengusir rasa bosan.

Killa kembali mencari, ia menemukan sebuah novel yang menurutnya menarik. Tingginya yang tak seberapa membuatnya harus berjinjit untuk menggapai novel tersebut.

"Renzo! Tolongin, dong. Jadi cowok kok ga peka banget!" kesal Killa yang tak dapat menggapai novel incarannya.

Renzo kembali memasukkan ponselnya, mendekati Killa lalu menarik kerah baju gadis itu. "Lo nya aja yang terlalu pendek," ujarnya sambil menimpuk kepala Killa menggunakan novel yang sudah ia raih.

"Renzo!" geram Killa.

"Kenapa, Sayang?"

Killa melototkan matanya tak suka, tapi menurut Renzo justru menggemaskan. Cowok itu bahkan menggoda Killa terus-menerus. Mencolek-colek bahunya saat Killa mulai melangkah di hadapannya.

Rasanya Killa ingin melempar Renzo dengan rak buku yang ada di toko buku itu. Mimpi apa Killa bisa mengenal spesies macam Renzo. Dari sikapnya saja bisa Killa simpulkan jika Renzo termasuk playboy cap buaya.

Namun, siapa sangka jika sikap dan ucapan Renzo berhasil membuat jantungnya berdebar-debar. Apalagi Renzo yang berbisik di telinganya. Killa ingin sekali menghilang dari hadapan Renzo. Bisa-bisa dirinya dicap baperan oleh cowok itu. Jika Renzo tahu ia pasti akan diolok-olok.

***

Killa memasuki rumahnya dengan mengendap-ngendap layaknya seorang maling yang takut ketahuan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKILLA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang