*****
Menjadi mahasiswi semester empat di universitas ternama di daerahnya sejenak tidak ada salahnya. Namun berbeda kasus kalau kondisinya seperti seorang Alisandra Hendrawan— perempuan 20 tahun itu nyatanya kelabakan untuk memenuhi tuntutan biaya kuliah yang jumlahnya terbilang tidak kecil untuknya itu. Berbagai usaha dia lakukan, di mulai dari jualan online, mengerjakan tugas teman-temannya, kerja part time di berbagai kafe dan tempat makan sudah Sandra lakukan hanya untuk mendapat pemasukan tambahan.
Namun lagi-lagi, semuanya tidak berjalan semulus yang Sandra bayangkan. Usaha online-nya yang malah menjumpai ujung kerugian, dirinya yang baru saja keluar hari kemarin dari kafe tempat dia bekerja, dan jangankan untuk mengerjakan tugas orang lain, memikirkan wajah dosen yang sudah dua kali menegurnya agar segera membeli buku paket membuat kepala Sandra pusing bukan kepalang.
“Yaelah, mukanya jangan ditekuk gitu. Kayak kanebo kering tau gak!”
Tanpa harus mendongak pun Sandra sudah hafal betul dengan suara tersebut. Siapa lagi orang yang memiliki nada bicara sarkasme yang kalo ngomong jarang mikirin perasaan orang lain itu? Namanya Silfyla Indira.
“Fy ...” Sandra menggeser posisinya semakin dekat dengan Ify. Mereka berdua tengah berada di kantin kampus. Kelas mereka baru akan dimulai satu jam lagi, memungkinkan Sandra dan Ify harus menunggu terlebih dahulu. Dan sepertinya kantin adalah pilihan yang tepat untuk dijadikan tempat nongkrong di samping juga untuk mengisi perut mereka yang kebetulan belum diisi apapun dari rumah.
Ify yang waktu itu masih sibuk dengan nasi goreng yang dia makan menjawab dengan deheman.
“Hm?”
“Bantuin gue dong!”
“Bantuin apa? kalo bantuin lo PDKT sama Arjun gue gak bisa.”
“Bukan itu.”
Alis Ify terangkat ke atas mendengar itu. "Trus?"
“Lo punya rekomendasi tempat kerja sampingan yang gajinya lumayan gede, nggak?”
“Kenapa emangnya? Bukannya lo masih kerja paruh waktu di kafe deket—”
“WHAT? JANGAN BILANG LO DIPECAT LAGI?!” pekik Ify heboh.
Sandra hanya merespon dengan senyum innocent yang langsung membuat Ify berdecak.
“Bukan dipecat, tapi ngundurin diri!”
“Sama aja. Buat salah apa lagi lo di tempat kerja?” todong Ify dengan pertanyaan.
Sandra mengernyit.
“Lah, gue gak buat kesalahan kali. Lagian lo gak tau aja bos pemilik kafe itu ternyata ganjen. Masa pas kasih gaji dia sempet buat remes-remes tangan gue? Tatapannya mesum lagi. Gue gak terima, makannya kemarin buru-buru ngundurin diri!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating with a Junior
Novela JuvenilAlisandra Hendrawan tidak lain hanyalah seorang mahasiswi berkantong tipis yang sedang wara-wiri mencari uang tambahan untuk membiayai kuliahnya. Bisa didamprat pihak kampus kalau dia tidak segera melunasi tunggakan SPP-nya! Alisandra atau yang akra...