Bab 3

9 1 0
                                    

" Kau ni kerja stalk dia aje . Tak bosan eh . " soal Najwa sambil kakinya dilunjurkan ke bawah . Badan meniarap . Malam ini merupakan malam jumaat . Jadi , esok cuti . Malam ni , melencong sikit dari buku yang berselerak atas meja .

" Entah . Muka dia hensem . Aku stalk la . Lagipun , dia tak ada girlfriend pun aku tengok  . Jadi , tak salah kan ? " kening dijongketkan sedikit mempersoalkan kepada Najwa . Suhana sibuk memakai mask dihadapan cermin .

" Kalau kau tatap muka dia pun . Bukannya dia tahu kau suka dia pun . Buang masa aje . Baik kau pergi try dia . " selamba Najwa berkata , baju yang baru sahaja diangkat dari ampaian pada tadi dilipat . Baju disimpan kemas di dalam almari .

Ardel mendengus kasar . Itulah masalahnya . Ego dia sebesar - besar alam . Tak boleh dibawa bincang , " Tak nak aku . Nanti orang kata perigi cari timba pula . Aku lagi rela single . "

" Aku ni tak cantik ke weh , cantik aje aku tengok . " angkat bakul sendiri . Ardel memuji dirinya di hadapan cermin besar . " Tapi , asal tak ada siapa nak suka aku ? pelik betul lah . "

" Jodoh belum sampai . Allah nak jaga hati kau baik - baik biar tak terluka . Dia dah tetap kan yang paling baik untuk kau . Tak apa , buat masa sekarang kau jadi doktor cinta aje la Del . " sahut Najwa di hujung katilnya .

" Betul , betul , betul " sokong Suhana yang siap memakai mask .

Ardel dan Najwa mengusung tilam ke lantai . Lalu , mereka bertiga baring bersama di situ sambil melayan drama korea yang dipasang di laptop Ardel . Maggi samyang juga diletakkan di hadapan , boleh dijadikan sebagai kudapan . Girls night ...


" Jadi kiranya aku bukan perempuan yang tak laku kan " gumam Ardel sendiri . Risau sangat . Macam lah tak ada teman lelaki , boleh mati .

-

Pagi ini , Ardel lincah mengambil seluar track bersama baju t-shirt adidas . Kasut sukan yang terletak elok dalam kotak di bawah katilnya dicapai . Kasut yang tidak selalu dipakai , perlu disorok . Takut nanti , ada tangan panjang .

Ardel hanya mengenakan tudung bawal hitam sahaja . Hari ini , mereka berdua bercadang untuk turun ke padang . Bagi , membuka ruang udara untuk otak mereka sebelum assignment datang bertimbun - timbun .

Telefon di atas meja diambil bersama dompet kulit yang berisi beberapa not 20 . Biasa lah student , masa - masa terciduk tu kerap ada .

" Woi ! " laung Ardel di tangga . Menegur Suhana yang baru sahaja menuruni tangga  bloknya . Luruh juga jantung mendengar jeritan Ardel . 

Ardel pula dengan selamba memaut lengan Suhana . Tidak diendahkan pandangan pelik dari sekeliling  . Biarlah kawan kita . " Kau ni pagi - pagi dah buat hal . Malam semalam , mimpi tertelan mic ke ? "

" Amboi .. Amboi .. mana ada . Dah mood harini macam ni , aku hyper sikit . Kau , bab dengki dengan aku . Ada je kan ? " mulutnya memuncung .

Suhana memandang pelik dengan kerutan di dahi ke arah rakannya , dia ni tertelan pil tidur sampai bangun mabuk macam ni ke ? " Kau ni memang tak siuman dari first time kita kawan lah . Hah , sekarang nak pergi mana ? "

" Jom , main basikal . " sahut Ardel , dia sudah berlari ke hadapan Suhana . Sudah diajak main lari - lari pula di hadapan blok . Suhana pula masih berjalan relax sambil menikmati udara pagi .

Matanya  tertangkap pada satu figura lengkap berbaju melayu yang baru sahaja keluar dari kafe perempuan . Amboi , pagi - pagi dah pergi kafe perempuan . Nak cari siapa la tu , tebak Suhana sambil matanya mencerlung memandang ke arah Daniel . Hanya di hujung mata . Tak boleh pandang lama - lama , nanti yang dekat depan tu tahu , mampus .

Daniel yang terasa seperti ada orang memandangnya , memperbetulkan posisi badannya . Dia berkali ke bahunya menghadap wanita di hadapan kafe itu . Lalu , senyuman manis dihadiahkan .

Suhana , malas bermain mata . Terus berjalan meninggalkan Daniel . Eeee tak nak kawan lagi . Jangan cari saya lagi ! Hish , kenapa nak jeles sangat ni . Bukannya ada perempuan pun dekat kafe tu tadi .

" Nanti aku pujuk lah " ujar Daniel perlahan , kembali menghadap rakannya yang sibuk mengunyah . Lalu , dibuang pandangannya menghadap televisyen yang menyiarkan siaran berita pagi .

" Su , cepat lah . Jalan macam siput . Terkedek - kedek . " ujar Ardel , dia sudah tidak sabar bermain basikal . Mereka berdua berada di hadapan stor yang menempatkan basikal . Perlu didaftarkan nama terdahulu . Ada seseorang yang menjaga stor tersebut . Jangan risau , manusia . Bukan hantu ya .

" Kau sabar boleh tak budak " kata Suhana kasar . Tanah dipandang sebelum dipijak - pijak menggunakan kasutnya . Terbayang wajah Daniel di tanah tersebut . Ha , padan muka . Sakit tak , sakit tak . Padan muka .

" Kau ni kenapa ? Gila ? " soal Ardel , tangan dicekak ke pinggang . Matahari yang mula terbit memancarkan sinarannya ke muka Ardel , terpampang wajah yang sebarang cacat cela .

Suhana mendengus kasar . Matanya mencerlung memandang Ardel di hadapannya , lalu dia menoleh ke pelajar - pelajar lelaki yang sudah turun padang . Main bola sepak rasanya .

Tiba - tiba matanya tertancap pada seseorang . Daniel ! dan ada lagi seorang yang membuatkan dia tersengih dan gelak tawanya pecah . ' memang betul  rasanya kawan dia dah gila ' desis Ardel sendirian .

" Wey , kau jangan lah takutkan aku . Aku janji lepasni tak ajak kau keluar main basikal pagi - pagi lagi . Kau kenapa dho ? " nak nangis Ardel dibuatnya . Terpinga - pinga dia melihat Suhana yang bergelak sampai air mata pun terkeluar di tubir mata .

" Dho , cuba kau pandang arah sembilan kau . Cepat - cepat . " arah Suhana dengan segera . Ardel melihat ada dua orang yang sedang duduk senang di sebelah court bola tampar .

Tangan dikepalkan . Menahan geram di dada . Suhana pantas bangun dari duduknya , dan mendehem kecil . Dia berhati - hati memandang Ardel , lalu dipaut bahu rakannya untuk menuju ke stor basikal .

" Dah lah ! tak ada mood betul nak main basikal . Sakitnya mata tengok orang dating . " Nak sahaja dia jerit , bagi mukadimah kepada dua orang itu . Tapi pantas dia menutup mulutnya . Jangan buat malu . Ramai orang dekat padang ni . Bukan aku seorang sahaja .

" Eh ! mana boleh . Penat tau aku dah berjalan dekat sini . Tak kira , jom main basikal . " ditarik lengan Ardel pantas . " Okay ! Fine . Tapi jangan lalu belah sana . Kita lalu belah sini dan ronda blok aje . "

" Yaaaa " Suhana hanya mengiyakan sahaja . Salah dia juga tadi , pergi gelakkan Ardel . Lama kelamaan , rasa kesian pula tengok budak kecil di sebelahnya . Itu lah , lambat . Mana cik abang awak tak kena rampas .

' Tak boleh Ardel ! Sekarang masa untuk kau belajar . Balas balik jasa mak ayah kau yang penat cari duit untuk kau . Bukan untuk bercinta ! ini lain kali pun boleh . Faham ? Faham ? ' hati kecilnya berbicara .

xrushWhere stories live. Discover now