DAY 1

6 0 0
                                    

Gadis dengan setelan casual berjalan cepat dengan beberapa berkas ditangan kanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis dengan setelan casual berjalan cepat dengan beberapa berkas ditangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya, membenahi selempang tas baby pink-nya yang hampir saja melorot jatuh.

Suasana lobby BitesLand hari ini sangat ramai. Entah itu karena hari senin, atau mungkin kedatangan tamu penting Nessa tidak peduli!

Yang ia pedulikan saat ini, adalah sampai tepat waktu diruangannya. Kesal mendominasi dirinya saat melihat di depan lift banyak sekali staff kantor yang mengantri.

Sebagai alternatif, Nessa memilih untuk melangkah ke arah tangga darurat. Persetan dengan tenaga dan kakinya yang akan menjadi korban nantinya. Yang penting, ia harus sampai ke mejanya lebih dulu.

Dengan langkah panjang-panjangnya, ia membuka pintu tangga darurat. Dan dengan cepat, tubuh rampingnya melesak masuk mengexpansi tangga.

"Nessa!"

Teriakan seorang cewek menginterupsi langkahnya saat akan menaiki anak tangga ke-lima. Otomatis, ia menoleh ke belakang dan mendapati teman se-divisinya, Caca. Sedang menatapnya sambil terengah-engah. Penampilannya cukup berantakan dengan rambutnya yang mekar terhempas angin, mungkin di perjalanan.

Nessa hanya menatapnya sebentar, lalu buru-buru menaiki anak tangga lagi. Ingat, ia hanya peduli pada jam!

"Ih, Nessa! Tungguin gue bego!" Teriak Caca sambil berlari menyusul Nessa.

"Ternyata lo mepet juga ya berangkatnya?" Tanya Caca sambil sebentar berhenti mengatur napas.

Nessa diam saja. Bukannya ia tidak ingin menjawab, serentetan cerocosan Caca tadi membuatnya gatal menjawab dengan ketus. Tapi, napasnya juga tidak bisa diajak berkompromi. Keadaannya, tidak beda jauh dengan Caca. Hanya saja, ia masih bisa mengendalikan napasnya yang memburu.

"Udah, yuk cepet Ca!" Ucap Nessa gemas sendiri.

Caca hanya meringis dan segera melangkah lagi. Ruang kerja mereka ada di lantai 7, untuk sampai sana mereka harus menaiki 7 lantai dengan ratusan anak tangga.

Lantai 1, selesai. Lantai 2, lantai 3, lantai 5 sudah mereka lewati. Tinggal 2 lantai lagi mereka sampai.

"Duh, Nes.. gue nggak kuat!" Teriak Caca mengeluh sambil menyender ke tembok.

Nessa yang juga menyender ke tembok sama-sama meringis menahan penat. Dilihatnya Caca, gadis di depannya kentara sekali berantakannya. Walaupun sama-sama menenteng flatshoes mereka, tapi Caca jauh lebih parah.

Nessa merasa oksigen  dalam paru-parunya menipis. Gila, menempuh waktu 6 menit untuk menempuh 5 lantai bukan perkara yang mudah.

Diliriknya lagi Caca, gadis itu mengambil cermin di tasnya. Lalu terkesiap kaget, sebelum akhirnya kembali meraung.

"Huaaaa! Make-up gue hancur Nes! Berantakan banget, gila!"

"Udah deh, entar aja lo benahin dikubikel. Entar Pak Andre keburu dateng, nih" Ucap Nessa, ia membujuk Caca agar kembali bergerak cepat.

Dan di sambut ogah-ogahan dengan Caca. Walaupun mereka kembali bergerak cepat dengan menggadaikan napas mereka, sepanjang jalan Caca terus mengeluh dengan keadaan. Membuat Nessa jengah dengan gadis yang 2 tahun lebih muda darinya tersebut.

Setelah beberapa menit, mereka sampai. Diruangan mereka sudah banyak anggota yang sampai, dan mereka terburu-buru mengejar meja kerja mereka.

Mbak Maya, leader divisi Design creator melirik kedatangan mereka.

"Nggak usah kaya diuber setan kaya gitu kalian"

"Percuma girls, Pak Andre gak masuk. Bininya beranak!"Jelas Mbak Maya, setengah berteriak mengingat jarak mereka.

Nessa dan Caca yang kubikelnya berdampingan segera melongokkan kepala mereka.

"Seriusan mbak?" Tanya Nessa.

"Iya serius. Mangkanya kita santai-santai begini, kan lo pada juga tahu kalau bagian kita sama-sama belum kelar, gara-gara kita teler di Cafe kemarin, Nes" Jelas mbak Maya panjang lebar.

Caca menyender lemas dikursinya, begitu juga Nessa.

"Gila! Demi apa, nih?! Gue rela lari marathon, ternyata Pak Andre gak dateng!" Cerocos Caca, kesal sendiri.

Mendengar Caca, Nessa jadi pusing sendiri. Masih belum percaya bahwa perjuangannya mengejar waktu terbuang sia-sia begitu saja. Ia bertanya pada Ahwan yang berada dibelakangnya.

"Wan!"

"Kenapa sih, Nes?" Tanggap Ahwan, kalem.

"Itu, Pak Andre beneran nggak dateng buat narik laporan dari kita?" Tanya Nessa sedikit berbisik.

Pria yang ia tanyai berbalik dan menghadap kepadanya. Tawanya yang renyah menyambut Nessa dengan ceria.

"Iya, Pak Andre gak masuk. Beliau ijin hari ini, HRD yang informasiin ke kita" Ucap Ahwan dengan senyumannya yang khas. Nessa mengangguk-angguk paham.

Tiba-tiba Caca masuk ke dalam obrolan mereka. Dengan nada curiga dan make-up yang sudah tertata lagi dengan baik.

"Terus bininya Pak Andre kok udah lahiran, serius? Secara gitu, Pak Andre kan nikahnya baru 8 bulan yang lalu. Iya, nggak?!"

Pertanyaan Caca kali ini membuat kedua rekan kerjanya tersebut menoleh dengan raut bingung. Benar juga, Manager Divisi mereka yang terkenal sebagai sosok yang halus dan hangat itu. Bukannya baru menikah 8 bulan yang lalu?!!

"Iya juga ya?"

Nessa terkesiap. Suara dibelakangnya membuat ia merinding dibarengi dengan deru nafasnya yang hangat. Mengenai jilbab Nessa.

"Ih, kalian ngapain?!" Jerit Caca menggelegar saat melihat teman-teman se-divisinya bergerombol mengerubungi kubikel mereka.

PROJECT!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang