Langkah kaki lelaki berambut putih itu menggema di lorong rumahnya. Tatapan mata biru terangnya terlihat tenang, namun memancarkan aura menyedihkan.
Baru saja ingin memasuki pintu kamarnya, suara lelaki yang tak asing memanggilnya menggeram. Membuat putaran bola matanya sekilas tercipta. Badannya dia bawa berbalik, mengahadap Ayahnya yang baru saja memanggilnya. Tatapan mereka berdua beradu, membuat Baekhyun seketika cemberut di tempatnya.
Dengusan keluar dari iblis berambut coklat muda itu, memandang iblis lainnya yang lebih kecil darinya. "Dari mana saja kau, iblis kecil." Suara besarnya mengalun di telinga Baekhyun. Tapi, bukannya menjawab, Baekhyun malah tersenyum lebar menampakan deretan rapi gigi miliknya.
"Irene sakit? Kenapa bisa?" Tanya Baekhyun memastikan jika Ayahnya tidak berbohong. Padahal, dia hanya mengalihkan pertanyaan Ayahnya tadi. Menghindar demi mendapatkan izin pergi ke bumi lagi, menemui lelaki tampan nya.
Kris paham jika anaknya ini berusaha menghindar. Tapi untuk kali ini dia membiarkan, meloloskan iblis kecil ini agar tidak kelayapan lagi.
"Ke kamar Irene sekarang, Ibumu di sana bersama yang lain."
"Ayah mau kemana?"
"Bertemu Denis Kheylopis."
Baekhyun terperangah. Menatap Ayahnya terkejut dengan bola mata membesar. Kris hanya berdecak bosan melihat reaksi anaknya yang berlebihan seperti ini. Mengingat jika dia tak hanya sekali datang kesana.
"Ayah ingin bertemu dengan Denis, sendirian di puncak gunung berapi?" Tanya Baekhyun memastikan jika pendengarannya masih berfungsi dengan baik.
Kris menjawab mengangguk. "Hanya dia yang tau apa obat untuk Irene." Kris masih menatap Baekhyun yang berdiri di depannya. Lelaki berambut putih itu dengan tampang polosnya masih menunggu Ayahnya melanjutkan ucapannya. Berharap Ayahnya memberitahu kenapa Irene bisa seperti ini.
Tapi yang dia dapatkan malah usakan kecil di rambutnya. "Segera ke kamar Irene. Tanya Ibumu." Lalu setelah itu, Ayahnya pergi menghilang entah dengan siapa.
Menelengkan kepalanya sejenak hanya untuk berpikir kenapa bisa Irene sakit, Baekhyun langsung saja melangkahkan kakinya menuju kamar saudaranya yang sakit itu.
Hingga menemukan semua keluarganya sudah berdiam diri di sana. Semua mata mengarah ke arahnya waktu Baekhyun memasuki kamar itu. Apalagi mata merah setajam Ayahnya itu terus saja mengawasi pergerakannya. Baekhyun hanya mengabaikan saja.
"Apa yang terjadi, Bu?" Tanya Baekhyun pada Ibunya yang mengusap surai panjang milik Irene yang terlelap di ranjangnya. Saudaranya itu benar sakit. Wajahnya berubah menjadi putih pucat, ketika Baekhyun menyentuh tangannya, badan Irene memiliki suhu sedingin es.
Baekhyun menatap Ibunya yang masih belum menjawab pertanyaannya.
"Apa pedulimu."
Itu bukan suara Ibunya. Melainya iblis lelaki lainnya yang menjabat sebagai kakak tertuanya. Mata itu masih saja mengawasinya. Menatap tajam Baekhyun seolah dia adalah musuhnya.
"Dia Kakaku."
"Lalu apa kau tau jika Irene sakit sejak dua hari yang lalu?"
Iblis bermata biru itu terperanjat kaget. Kenapa tidak ada satupun yang memberitahunya tentang ini. Matanya menatap Sehun tajam, meminta penjelasan lebih atas perkataannya. Tapi, rambut putihnya mendapat elusan ringan dari wanita yang duduk di samping Irene. Menatapnya dalam dengan senyuman menakutkan bagi yang jarang melihatnya. Padahal, itu senyuman semanis madu.
"Dia sakit, kau hanya perlu menunggu Ayahmu untuk mengetahui apa obatnya." Jessica, Ibu Baekhyun menjawab semua pertanyaan yang menjalar di otak Baekhyun. Tapi, rasanya masih ada yang mengganjal di sini. Apalagi selain tatapan maut yang di layangkan dari mata merah terang Kakaknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ahn Xiolyn Devil [CHANBAEK]
Fanfiction[BOYXBOY] Ahn Xiolyn, sebuah kelompok iblis dengan kekejaman sedang. Park Chanyeol, manusia yang di tempeli sosok mungil bertanduk yang mengikutinya kemanapun dia pergi. Hanya dia yang bisa melihat sosok dengan senyum sabit bermata biru itu. •baku/s...