1⃣

5 2 0
                                    

Vote dulu ya... Biar autornya rajin nulis٩(๛ ˘ ³˘)۶♥

Maksih udah baca crita ini
Semoga kalian suka...
Komen juga ya(^.^)

Song:
A milion dreams

Selamat membacaaa٩(♡ε♡ )۶

🍭🍭🍭

Malam ini udara cukup dingin. Tapi tidak untuk gadis berumur 16th tengah mengamati taburan bintang indah malam ini. Berharap salah satu dari mereka dapat menjadi temanya malam ini.
Perlahan air mata jatuh dari pelupuk matanya.

"Bun, apa bunda disana? Apa bunda bersama bintang bintang itu?"

Gadis itu menyeka air matanya. Tersenyum pada bintang bintang lalu masuk kedalam kamar tak lupa juga menutup pintu balkon kamarnya.

Berjalan gontai kearah ranjangnya.. Kini gadis itu berbaring sembari menatap langit langit kamarnya.

Menarik nafas panjang perlahan menutup matanya.

"Semoga besok akan lebih baik"

🍭🍭🍭

Ruang makan keluarga  Albert dihiasi canda dan tawa. Atas tingkah Gean anak bungsu keluarga ini.

"Dimana Gema?"

Sammuel Albert selaku kepala keluarga menatap semua yang ada dimeja makan.
Sedangkan mereka hanya diam.

"Biar aku panggilkan ayah"

Sibungsu berlari menaiki tangga.

Skip

Kini Gean berada didepan pintu bertuliskan 'Gema room'
Laki laki berumur 11 tahun itu perlahan mengetuk pintu kayu yang ada dihadapanya.

"Kak..kak...udah bangun?"

2 menit tidak ada sahutan.

"Woi kak!"

Gean mulai berteriak keras.

Perlahan pintu itu terbuka menampakan gadis tinggi dengan seragam siap.

"Brisik lo"

Gean memutar bola matanya malas.

"Nih"

Gean terkejut dengan pemberian gadis di depan ya.
Komik edisi terbaru kesukaanya. Ah, kakaknya ini memang yang terbaik walau kadang menyebalkan.

Senyum terpatri di wajah tampan Gean. Lalu mengambil komik dari kakaknya.

"Thank's kak"

Gema hanya tersenyum simpul.
Adiknya ini sangat membantu dirinya selama ini.

"Lain kali kalo lo beli kanvas sesuai sama ukuran yang gue kasih, kemarin kekecilan"

Gean menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Lalu tersenyum bodoh.

"Hehe sory kak, ntar Ean beliin lagi oke"

GEMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang