6. Toy Box

3.4K 310 178
                                    

Awan mengabu menyelubungi sinar rembulan, menjadikannya meredup. Kala sayup dedaunan bergeser tertiup angin malam, berharap ini hanyalah mimpi buruk kemudian terbangun di pagi selanjutnya.

Binar cahaya di mata itu perlahan meredup, bertahan hidup untuk siapa lagi? Pikirnya.

Gemercing rantai menjuntai, Baron menarik Gean ke bawah brankar. Tersungur di sebelah Lauren dengan darah yang mulai mengering di wajah manisnya. "Lauren aku akan menyelamatkanmu, " penuh tatah Gean menjatuhkan air matanya lagi.

Tangan Gean dibentangkan ke kanan dan kiri dengan rantai ganda yang mengikatnya. Baron memaksa kaki Gean untuk berselonjor, membawa tubuh Lauren ke atas pangkuannya.

"Kau ingin menyelamatkannya? Persetan! Lihat dirimu, bahkan kau memeluknya saja tidak bisa!" Baron tergelak dibuatnya, ia menunduk turun berlutut di depan Gean. Mendekat ke arah lengkungan leher, berbisik di sana, "aku akan menjadikanmu karya seni, kau akan abadi bersamaku, "

Baron mencengkram leher Lauren, mencekiknya kuat kuat hingga mata Lauren berputar. Tangan kirinya mengeluarkan sebilah pisau runcing bermata dua. Mengayunkannya kuat-kuat menembus tengah perut Lauren di bawah rusuk, menariknya dari sana hingga ke perut bawah. Bahkan napas Lauren tidak sempat menghabiskan hembusan di akhir hidupnya.

Suara Gean turun ke ujung tenggorokan, suaranya bergetar kuat. Melihat isi perut Lauren menyeruak keluar perlahan menjuntai di kakinya, raga Gean melemas terbang arwah pingsan seketika.

🪓

Goresan pensil kayu di atas kertas membangunkan Gean. Perlahan membuka matanya, menunduk melihat mayat Lauren masih di kakinya. Ia menggelinjang, bahkan ini lebih buruk dari mimpi buruk yang ada di dalam hidupnya.

Darah Lauren membanjiri sepanjang kaki serta lantai yang beralaskan seperti matras sekali pakai. Gean merintih, ia masih merasakan tekstur lunak dari organ dalam Lauren yang masih terasa hangat.

"Berhenti merusak model, jika kau terus saja meronta aku akan memotong kakimu!" Gean berhenti bergerak lagi, ia jelas mengerti jika ancaman itu bukan hanya sekedar pengingat. Dia akan benar-benar melakukan jika ia tidak menuruti perkataannya.

Tatapan kosong Gean menyeruak kepada Baron, "Apa aku pernah berbuat kesalahan kepadamu? Bahkan apa mungkin itu kesalahanku di kehidupan sebelumnya? Aku sudah tidak punya siapapun di hidupku lagi, lebih baik kau membunuhku juga aku rela dengan itu."

Kekehan tawa menggema, "Hah? Apa kau tuli? Ini kesalahanmu karena merusak karyaku di danau," Baron menghentikan tarian tangannya dengan pensil. "Dan tidak, aku membiarkanmu hidup di sini. Bersama denganku," sambungnya dengan acuh.

"Aku tidak mengerti apa yang kau inginkan, tapi aku tau kau gila! " Gean menghunuskan emosinya. Ia benar-benar bingung melihat Baron setenang ini yang dimana di hadapannya ada mayat berlumuran darah dengan organ dalamnya yang keluar. "Seharusnya tempat tinggalmu bukan di bumi, tapi di neraka!" Baron yang mendengar kata itu tersenyum tipis, "jika aku ke neraka kau juga akan ikut denganku," ia melanjutkan lagi mengarsir di bukunya.

Baron meluruskan lagi pandangannya ke arah Gean, "apa kau penasaran apa yang aku lakukan?" Gean hanya menatapnya tanpa ada jawab, "menjadikanmu abadi."

Baron mengangkat buku di tangannya, menunjukkan sebuah sketsa diri Gean dengan mayat Lauren yang ada di pangkuannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TOY BOX [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang