Nay melihat ke arah Kara saat dia mendengar umpatan. "Lo kenapa sih Ra?" tanya Nay heran, tak biasanya Kara mengumpat.
Kara tak memperdulikan pertanyaan Nay, yang dipikirannya saat ini. Bagaimana caranya mengembalikan keamanan yang telah ia pasang?
Kara bahkan tidak memperdulikan yang lain, dia sibuk mengotak-atik laptopnya. Bahkan dia telah menyebutkan semua nama hewan di kebun binatang.
"Lo kenapa sih Ra?" tanya Aya, teman Ava yang sedang mengusap-usap senjata kesayangannya.
"Ada yang sengaja menyabotase komputer gue di apartemen. Dan dia mengirim virus yang gak gampang buat dilenyapkan. Kalau gue gak bisa memusnahkan virus itu, rencana kita akan gagal. Orang yang telah kita curigai, bisa kabur kapan pun dia mau tanpa kita tahu," jelas Kara yang masih fokus mengotak-atik kode rahasia.
Penjelasan Kara membuat satu mobil tercengang. Bagaimana bisa?
"Cloe, percepat mobilnya. Kita harus ngomong ini ke Ava, dia yang tau apa rencana kita selanjutnya," perintah Nay.
Cloe langsung menginjak pedal gas. Dia melesat, menyalip teman-temannya yang di depan. Cloe memang seorang pembalap mobil, tapi dia terlalu malas untuk mengikuti turnamen besar yang legal tentunya.
Setelah berhasil menjangkau Ava, Nay menurunkan kaca mobilnya.
"Ava gawat! Ada yang sengaja kirim virus di komputernya Kara, semua data orang yang telah kita curigai bisa saja hilang. Kita harus gimana?!" tanya Nay dengan teriakannya yang membahana.
Mendengar teriakan Nay membuat Ava naik pitam. Teknologi yang Kara gunakan bukan teknologi sembarangan, bukan orang sembarangan pula yang mengirim virus itu. Siapa pun yang melakukan ini Ava tak akan tinggal diam.
Dengan perlahan Ava mengentikan motornya dan diikuti yang lain. Jika sudah seperti ini, ada sesuatu yang penting.
"Ada apa Va?" tanya Cua tanpa embel-embel bos atau semacamnya karena Ava sendirilah yang meminta.
"Putar balik. Kalian semua putar balik. Langsung ke markas rahasia. Jangan sampai agen Rey tahu! Gue mau ke Jakarta, ada sesuatu hal yang harus gue pastiin sekali lagi." setelah itu Ava menghidupkan motornya kembali dan melaju kencang. Dia harus ke Jakarta, di mana tempat kedua orangtuanya terbunuh. Tempat yang selama ini dia hindari sebisa mungkin.
"Cabut! Ke markas rahasia!" teriak Chen, orang kepercayaan Ava.
Semua langsung putar balik. Beruntung perjalanan yang mereka tempuh belum terlalu jauh. Jadi masih ada waktu untuk mendiskusikan langkah apa yang akan diambil, selama Ava pergi ke Jakarta.
Kara masih berkutat dengan laptopnya. Dia benar-benar geram dengan orang yang sengaja memasukkan virus itu. Selama ini keamanan yang dia buat tidak pernah terjamah oleh siapa pun. Hanya saja...
Tunggu, Kara merasa ada yang janggal di sini. Kode keamanan hanya diketahui oleh kara seorang. Tapi teknologi yang Kara pakai atas saran 'Dia'. 'Dia' pernah bilang, jika 'Dia' sangat ahli menggunakan tekonologi itu.
Kara berusaha menghalau pemikirannya itu walaupun 'Dia' sangat ahli, tapi untuk menembus keamanan yang Kara buat tidak lah mudah, apalagi memasukkan virus ke dalamnya. Sebenarnya Kara memasang anti virus, tapi Virus yang ini sangat kuat. Anti Virus yang dipasang Kara saja tidaklah mempan. Virus ini bukan hanya Virus biasa. Dia harus meneliti virusnya terlebih dahulu, tekadnya.
"Cloe, nanti antar gue ke apartemen gue dulu ya, ada beberapa perlatan yang mungkin akan membantu gue nantinya," pinta Kara yang diacungi jempol oleh Cloe.
Hari semakin larut, mereka harus cepat sampai di Bandung sebelum matahari mulai menampakkan wujudnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Game Over [SELESAI]
Mystery / ThrillerApa yang akan kalian lakukan saat kedua orangtuamu dibunuh tepat di depan matamu? Membalasnya? Atau pasrah menerima begitu saja? Bagi Ava nyawa harus dibalas dengan nyawa. Bahkan sampai ujung dunia pun akan Ava kejar, dia harus mati di tangan Ava se...