Suara detak jarum jam yang terdengar konstan menjadi pemecah keheningan di dalam ruangan dokter Vizan. Tapi tidak mampu menghantarkan kenyamanan bagi pasangan suami istri yang sudah berdiam diri selama lima belas menit disana. Nampak dari raut mereka, jika Pasutri itu sedang di landa ketegangan.
Di depan mereka, dokter Vizan terlihat fokus membaca hasil pemeriksaan dan melihat rontgen pasien nya. Raut sendu kentara terlihat di wajah Dokter Vizan.
Hingga helaan nafas yang keluar dari mulutnya, mengundang atensi pasutri itu.
"Gimana Zan. Hasil pemeriksaan Navy baik-baik aja kan?." Tanya salah satu dari mereka. Yang tak lain dan tak bukan adalah Jiwoon.
Dokter Vizan kembali menghela nafasnya, ia menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi lalu menyerahkan sejumput Amplop besar kepada Jiwoon yang langsung di tolak mentah-mentah oleh laki-laki itu.
"Lebih baik lo yang jelasin ke kita. Biar jelas." Ujar Jiwoon lagi. Ayah enam anak itu tampak begitu gelisah di tempat.
"Baiklah." Putus dokter Vizan menegakkan tubuhnya lalu memandang Jiwoon dan Mona bergantian.
"Patent Ductus Arteriosus, penyakit itu kembali lagi Ji." Singkat padat dan jelas. Tapi entah kenapa menimbulkan gelenyar tak nyaman yang di rasakan oleh Jiwoon dan Mona. Bahkan Mona langsung meneteskan air matanya, kala ucapan Vizan mengalir begitu lancar bak air di tengah lautan.
Mona menutup mulutnya menatap Vizan tak percaya.
"Lo jangan ngada-ngada Zan. Yang lo omongin itu anak gue." Sangkal Jiwoon. Matanya bahkan memerah entah menahan tangis atau amarah.
Vizan menatap Sahabatnya Sendu. Ingin sekali ia juga bilang jika dia mengada-ngada. Tapi masalahnya apa yang ia ucapkan itu adalah sebuah kebenaran, hasil dari pemeriksaan nya yang di lakukan beberapa hari yang lalu pada Navy.
"Lo bilang setelah mengganti jantung Navy dengan jantung yang baru dan sehat. Anak gue ga bakalan ngerasain sakit lagi. Tapi sekarang apa Zan. Lo bohong." Kata Jiwoon berteriak lantang.
Di tempatnya Vizan masih mempertahankan ketenangan nya kendati demikian jika di dalam diri Dokter itu, dia tengah berteriak kencang mengudarakan rasa penyesalan.
"Sorry Ji, gue ga bisa apa-apa jika tuhan sudah berkehendak. Dari hasil pemeriksaan tadi menunjukan jika ada lubang atau shunt yang persisten antara Aorta dan arteri pulmonal melalui ductus arteriosus yang tidak menutup sehingga mengakibatkan darah yang kaya oksigen dari aorta bercampur dengan darah yang miskin oksigen dari arteri pulmonal."
"Jika di lihat dari gejala yang Navy Alami kemungkinan besar jika lubang itu terbuka lebar. Oleh sebab itu, Waktu Navy tumbang dia kesulitan Nafas dan juga Ritme jantungnya yang berdetak begitu cepat. Sorry, Ji. Gue ga tau jika penyakit itu kembali datang ke tubuh anak lo." Jelas Dokter Vizan penuh penyesalan. Jiwoon yang semula di liputi oleh amarah perlahan meluruhkan emosinya. Sementara di sampingnya Mona menangis tersedu mendengar penjelasan Vizan.
Wanita itu tidak menyangka jika putranya, putra paling berisik dan cerianya kembali di uji dengan penyakit yang bahkan hampir pernah meregang nyawanya beberapa tahun silam. Lalu setelah ini, apa yang harus Mona katakan pada putra bungsunya itu. Sungguh Mona tidak ingin keceriaan Navy hilang.
"Jiwoon Mona. Coba lo tanya baik-baik sama Navy, tentang Gejala yang di rasakan nya. Gue curiga jika Navy menyembunyikan sesuatu hal dari kalian. Di lihat dari kasus Navy bukaan ini semakin membesar, itu artinya Navy telah merasakan gejala PDA sudah lama." Lanjut Vizan. Yang mampu membungkam mulut Jiwoon dan Mona. Bahkan tangisan Mona pun terhenti seketika.
Sepasang suami istri itu saling menatap satu sama lain, sebelum akhirnya mengangguk pelan. Yang di balas senyuman miris Vizan.
Dulu.. dulu sekali Vizan pernah berada di posisi Jiwoon. Dimana Putra bungsunya memiliki riwayat penyakit yang sama seperti Navy. Tapi sayang penyakit yang di derita putra bungsunya--Agam semakin parah tiap harinya. Satu yang mereka sesalkan mereka terlambat dalam mengambil langkah pengobatan. Sehingga mengakibatkan nyawa sang putra meregang di usia muda di akibatkan oleh Gagal Jantung yang kian hari semakin parah dan akhirnya tidak tertangani.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZENNAVY [END] ✅
General FictionNavy namanya. seorang fanboy yang amat menggilai idolanya. hobinya? tentu saja berteriak, rebahan, dan yang paling penting menghalu. orangnya tidak bisa diam, ada saja tingkah Navy yang selalu membuat anggota keluarganya pusing tujuh keliling. tap...