Prolog

168 52 47
                                    

Maaf typo bertebaran nama nya juga manusia:v





Anin Pov

Didalam kamar berwarna kuning cerah dengan penerangan cukup terang tanpa menyilaukan, seseorang duduk menghadap cermin yang berada tepat di depannya. Menyelam jauh kedalam retina cokelat yang menghadirkan bayang-bayang menyakitkan. Cahaya lampu memberi kesan germerlap pada retina cokelat tersebut, genangan air mata yang mulai terbendung menciptakan kesan indah yang membenamkan luka.

"Dari sekian banyak orang, aku selalu merasa kesepian, tetapi diantara kesepian yang melenyapkan bisikan jangkrik aku senang bisa menemukan kalian. Aku senang bisa tertawa di tengah kesendirian, aku senang bisa berbagi emosi, meluapkannya walapun itu menyakitkan yang meninggalkan jejak luka."

"Aku tidak gila, hanya menciptakan imajinasi agar tetap berada pada kapasitas kewarasan. Orang lain menyuruhku agar tetap sadar dan sehat tapi tekanan yang diberikan membuatku mulai diambang kehilangan akal sehat."

Anin berdiri, memutuskan untuk melangkah mengambil jarum di dalam kotak putih yang berada diatas lemari, lalu memilih jarum yang mana paling pantas untuk digunakan, "Ini baru permulaan, kita akan melangkah kelangkah selanjutnya secara perlahan."

Liya Pov

Hari menjelang petang, matahari masih tampak tetapi udara sudah mulai berubah menjadi sejuk. Langit memerah, burung-burung mulai hilir mudik untuk kembali kesaranganya. Sore hari adalah waktu yang paling tepat untuk pulang, istirahat dirumah masing-masing walaupun disambut dengan omelan emak yang berisi puisi-puisi indah menyejukkan telinga. Kalau kalian menyadari, sesungguhnya ini adalah nikmat yang ingin dirasakan kembali oleh sebagian anak-anak-waktu adalah penguasa. Menarik apa yang pantas ditarik, merubah ketika kiranya pantas dirubah.

Prangg....

Liya terhenti. Langkah kaki terakhirnya mendadak kaku sebelum menginjak keset kaki bertuliskan welcome, tangannya belum selesai menggapai gagang pintu namun, sudah harus di tarik paksa bersamaan dengan tubuh yang berputar 180°. Dengan tujuan yang masih menerawang, Liya membawa sepeda motor dengan kecepatan sedang.

"Kisah-kisah fiksi di dalam wattpad itu menyakitkan, tetapi mereka masih punya salah satu keindahan didalamnya. Ntah itu uang, pacar yang setia dan baik, sahabat yang setia atau bahkan bibi yang sayang sama para tokoh utama."

"Buat orang yang bilang orang tua gue itu ga sayang sama gue, dia cuma sayang sama uang. Kalian belum pernah ngerasain, disaat jumlah nominal 0 menghilangkan segalanya. Menghilangkan kasih sayang orang tua, menghilangkan harga diri, menghilangkan waktu, menghilangkan ketentraman, apakah kalian tidak melihatnya sebagai sisi lain?"

Dina Pov

Seorang gadis sedang duduk diteras rumahnya, dengan sebuah buku diary di tangannya. Buku bertuliskan home dengan sampul berwarna ungu menjadi teman setia yang selalu dibawanya kemana-mana. Bintang bersinar terang dilangit, anehnya, awan mendung menyelimuti langit malam, menambah dinginnya suhu yang mulai menusuk kulit.

Dina meringkuk diatas kursi, mulai membuka dan mencari halaman-halaman kosong yang tersisa dari lembar yang mulai menipis. Pikirannya melayang ke masalah yang tak kunjunh selesai, malah silih berganti bergandeng tangan.

"Dia pantas mendapatkan cinta, dibalik perlakuan dan sikap yang tidak mencerminkan siapa dia seharusnya, dia adalah sesuatu yang sayangnya menjadi bagian dalam hidup dan tidak dapat dipisahkan bahkan terikat dalam agama, biologis, juga hukum."

"Mencintai dalam benci yang menjadi satu, itu jelas menambah beban. Aku mencintainya tapi sikap yang ia tunjukkan menghadirkan benci."






Selamat datang perubahan dan semoga kita bisa berteman baik!

-
-
-
-
-
-
-
-

Jangan lupa vote dan komen ya!

3¹=3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang