[3. Epilog]

24 6 10
                                    

Defrian memeriksa satu persatu kamera yang berserakan itu, siapa tahu mereka menemukan sebuah petunjuk.

Diantara banyaknya tumpukan kamera, Defrian menemukan satu yang masih berfungsi, dia pun melihat isi rekaman pada kamera itu.

Pada tanggal 13 Mei 2019 video itu direkam, sedangkan sekarang tanggal 20 Mei 2019, Itu artinya satu minggu yang lalu ada orang lain yang pergi ke Heavens School

Sekilas video itu terlihat seperti sebuah vlog biasa, namun yang membuat Defrian terkejut adalah seseorang di dalam video itu memberitahukan cara agar dapat keluar dari Heaven School.

Caranya yaitu dengan kembali ke lift dan menekan tombol seperti pada saat mereka ingin pergi ke Heaven School ini, namun angka kebalikannya.

Jika kita ingin pergi ke Heavens School, tekan angka 1,3,5,8,9,1. Sedangkan jika kita ingin kembali ke dimensi kita tekan angka 1,9,8,5,3,1 pada lift.

(dengan catatan, lift yang kita masuki harus sama ketika kita berangkat. Jika ada yang berbeda maka kita akan tersesat entah dibawa kemana.)

Misalnya, ketika kita berangkat tadi lantainya berwarna kuning, namun ketika kita ingin pulang lantainya berwarna merah, itu berarti bukan lift yang kita masuki sebelumnya. Kita harus mencari lift yang sama persis ketika kita berangkat tadi.

Defrian senang karena mengetahui cara untuk keluar dari sini, namun Defrian penasaran darimana orang itu tau cara untuk keluar dari sini. Ah, itu tidak penting. Defrian pun memberitahu Dirsya tentang apa yang ditemukannya.

"DI, DI. Liat geh. Gw tau gimana caranya kita keluar dari sini." Ucap Defrian semangat

"Hah. Gimana-gimana?" Dirsya yang semula lesu jadi semangat kembali.

"Lo liat ini." Ucap Defrian sambil memutar video rekaman itu.

"Jadi kita cuma perlu balik ke lift tadi."

"Iya, tapi harus lift yang sama yang kita masuki sebelum kesini." Jelas Defrian.

"Yaudah ayok kita cari lift nya, kayaknya gw inget dimana tempatnya" ajak Defrian.

"Eh, kita cari Syahila dan Mikaila dulu" pinta Dirsya.

"Dy, kita gak tau mereka dimana, kita gak tau mereka masih hidup atau gak. Kita harus keluar dari sini secepatnya."

"Gw gak akan pergi sebelum nemuin mereka! Kalo lo masih tetep mau pergi, lo pergi aja sendiri." tegas Dirsya

Mana mungkin Defrian tega meninggalkan Dirsya mencari temannya sendiri, akhirnya Defrian ikut mencari Syahila dan Mikaila.

Tiba-tiba saja, Syahila dan Mikaila berada tidak jauh dari Defrian dan Dirsya, mereka berdiri sambil melambaikan tangan, dengan tatapan yang kosong.

Tidak lama Syahila dan Mikaila pergi, Dirsya pun mengejar mereka diikuti oleh Defrian.

Sebenarnya Defrian curiga, mengapa Syahila dan Mikaila hanya melambaikan tangan lalu pergi? Dan bukannya menghampiri Dirsya. Namun sekarang Defrian hanya diam melihat apa yang sedang terjadi.

Mereka pun tiba di sebuah ruangan, didalamnya terdapat banyak sekali tengkorak-tengkorak dan mayat manusia. Disana juga ada mayat teman-teman mereka, dengan kondisi yang mengerikan.

"Kalian juga akan berakhir seperti ini." Syahila buka bicara.

Lalu setelahnya, tubuh Syahila dan Mikaila
berubah menjadi tengkorak seperti disekitar mereka.

Dirsya tersungkur di tanah, ia tidak kuat lagi, ia ingin pulang kerumahnya, dan berharap ini semua hanyalah mimpi.

Namun apa daya, ini semua nyata dan bukan mimpi.

Defrian menepuk pundak Dirsya menguatkan

"Yang sabar ya Di. Yang lebih penting, sekarang kita harus keluar dari tempat ini." kata Defrian lembut.

Belum selesai kepanikan Dirsya, tiba-tiba saja, keluar asap yang sangat tebal di sekitar mereka. Asap itu menutupi pandangan dan juga menyesakkan nafas.

Dirsya dan Defrian pingsan karna sesak nafas.

Ketika mereka membuka mata, mereka sudah berada diruangan kaca yang sangat besar dan juga tebal. Di samping kaca itu terdapat selang yang ntah gunanya untuk apa. Defrian mencari kamera kesayangannya, tapi tidak ada. Mungkin jatuh ketika mereka pingsan.

Di balik kaca, terlihat seseorang yang mengenakan jubah menyeramkan

Orang dibalik jubah pun angkat bicara.

"Hai anak-anak manis, kenapa kalian pergi kesini padahal sudah tau tempat ini berbahaya. Oh aku tau, kalian pasti tergiur dengan apa yang ada disekolah ini bukan, sama sepertiku dulu." Ucap orang itu dengan nada sedih

"Aku lupa belum memperkenalkan diri, namaku Death" ucap nya menyeringai.

"Apakah ada yang ingin kalian tanyakan di detik-detik terakhir?"

"Ehm.. anuu.. siapa kamu dan kenapa kamu bisa ada disini?" Tanya Dirsya ragu.

"Pertanyaan yang bagus, perlu kalian ketahui aku manusia sama seperti kalian. Aku lah orang pertama yang pergi ke tempat ini. Seharusnya aku sudah mati, namun sepertinya nasib baik berpihak padaku. Aku tidak jadi dibunuh, dengan syarat aku harus mengurus tempat ini, dan membunuh siapa saja yang datang kemari." Jelas nya

"Pasti kau yang memberitahu cara agar bisa keluar dari sini yaitu dengan pergi ke lift yang sama ketika ingin datang kemari. Kenapa kau memberitahunya." tanya Defrian penasaran.

"Ya karena, aku tidak akan membiarkan siapapun yang sudah datang, mencapai lift tersebut" ucapnya menyeringai

"Oke. Sudah cukup basa basi nya. Selamat tinggal~" ucapnya kemudian menekan tombol yang ada disampingnya

Dan tiba-tiba saja, kaca tempat Dirsya dan Defrian berada terisi air.

Dirsya dan Defrian panik, mereka berusaha memecahkan kaca tersebut, namun percuma, kaca itu sangat tebal.

Mereka pun hanya bisa bertahan kurang dari lima menit.

Inilah akhir dari orang-orang yang berusaha mencari tahu tentang Heavens School.

-TAMAT-


Huaa maap gaes aku telat update dari 2 episode sebelumnya dikarenakan kelupaan wkwk. Ada yg punya obat lupa?:v *gaje nih author:v

Mohon maaf kalau misteri nya kurang dapet. Semoga kalian bisa mengambil hikmahnya. Apa hikmahnya? Ya kalian cari aja sendiri:v

Next aku mau buat teenfict. Setuju?

Terakhir, aku mau promosi cerita pertama aku. Judulnya Mysterious Day. Diliat aja dulu. Sapa tau suka. Sapa tau...

Oke keknya aku udah kebanyakan ngetik. Jan lupa klik ⭐ dan ramein kolom komentar👌 aku pamit.

Sekian, lupain mantan //ditabok netijen

Heavens SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang