BAB 1 | OUR RAINBOW

22 8 5
                                    

Pinky kembali ke kelas nya setelah mendengar bunyi bel masuk. Perut nya merasa kencang sekali ia telah menghabiskan 3 tomat saat di lapangan tadi.

Pinky duduk di kursi nya  sambil mengusap perut nya "Zer, kek nya gue mau lahiran deh" rancau Pinky

Zera menggetok kepala Pinky dengan pulpen "sembarangan aja lo kalo ngomong"

"Beneran gue, liat deh perut nya bulet gini sampe sesek, kira-kira bayi nya cewek apa cowok ya" Pinky menunjuk perut nya

"Itu kekenyangan namanya bego!!" Sahut Rara dari belakang

Pinky mengangguk-angguk. Mulut nya menguap lebar.

"Woy Pink, tutupin kalo nguap bisa-bisa si Zera kesedot, mampus lo bisa mati!!" teriak Zaki dari barisan sebelah

"Iye iye maap, manusia tak luput dari dosa" Pinky melipat tangan nya di atas meja lalu merebahkan kepalanya

"Kebiasaan, perut kenyang langsung molor" Zera menggelengkan kepalanya, ia jadi ikut-ikutan mengantuk. Zera pun melakukan hal yang sama.

"Woy!! Guru Woy!!!" Fakhri menggebrak meja setelah melihat Bu Wida dari dalam kelas.

Pinky dan Zera langsung terduduk dengan tegap. Pinky mengumpat dalam hati nya

Bego, Fakhri Bego!!!

Kelas mendadak hening. Bu Wida masuk ke kelas. Lalu melihat sekeliling. Pinky kembali menguap lebar "kalo ada yang ngantuk keluar dari jam pelajaran saya" suara menggelegar Bu Wida membuat Pinky memaksa menutup mulut nya kembali sebelum menguapnya semakin lebar.

"Mampus lo!!" Bisik Zera.

-

Tiba waktu pulang sekolah, Pinky membereskan alat tulis nya dan di masukan ke dalam tas. Pinky terus melirik Zera di sela-sela kegiatan nya.

Merasa diperhatikan Zera menoleh "napa si"

"Nggak, gue penasaran aja apa kemungkinan bayi gue kembar gitu soal nya gue gak kuat sakit perut"

"Pink" panggil Zera serius

"Hah"

"Kek nya elo harus ke rumah sakit deh" Zera menepuk pundak Pinky

"Ayo sekarang temenin keburu gue berojol di jalan"

"Rumah sakit jiwa maksud nya" lanjut Zera, ia langsung pergi keluar kelas meninggalkan Pinky sendiri di kelas.

Pinky berpikir keras "hm ide bagus"

Pinky melangkah kan kaki nya keluar ia masih tetap berpikir "masa iya gue disuruh ke rumah sakit jiwa sih, perasaan gue itu buat orang gangguan. Emang gue juga termasuk ya" Pinky menempelkan jari telunjuknya di dagu.

Pinky menghentakan kakinya "Gak bisa di biarin ini, gue harus tanya ke Bunda nama apa yang bagus buat bayi gue ini" gadis itu kembali mengusap perut nya.

Padahal perut nya rata hanya saja Pinky merasa perut nya besar dan seperti mau meledak. Ia Parno karena semalam ia melihat peliharaan tetangga nya lahiran padahal perut nya biasa saja rata. Kucing yang gemuk.

Pinky melewati teman nya yang bersiap untuk latihan Tari.
"Pink!!...latihan gak?" Tanya salah satu teman

"Nggak ah gue mau lahiran, dadah gue pulang dulu ya. Semangat latihan nya. Doa in gue ya" Pinky melambaikan tangan nya

Teman-teman nya tercenung. Salah satu ada yang sedang makan biskuit baru saja mau memasukan biskuit itu kedalam mulut, setelah mendengar kata Pinky orang itu menoleh ke arah Pinky dengan mulut masih terbuka.

Memikirkan apa maksud dari 'gue lahiran' yang di ucap Pinky. Pinky sudah berjalan jauh.

"Beneran Pinky mau lahiran?"

"Positif Thinking aja, ya mungkin ibu nya atau sodara nya gitu" 

"Kalian kan tau Pink suka ngomong nya ngawur, masa iya mau percaya"

"Gimana kalo bener?"

"Ntar kita ajarin Tari ke anak nya"

Mereka mengangguk sepakat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OUR-RAINBOW Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang