7. DIALOG TAG

46 3 0
                                    

🦋 Kaiwa no Kakikata🦋

Dialog adalah percakapan antar tokoh dalam suatu cerita, baik cerpen maupun novel.

🦋 Titik pada dialog.

"Arana selalu percaya penuturan Darma". ❌

"Arana selalu percaya penuturan Darma." ✅

》》  Tanda baca ditempatkan sebelum tanda kutip di akhir dialog. Apabila diiringi naskah narasi di akhir maka akan menjadi seperti ini:

"Aku mencintaimu, Haayi." Mata Alshaf menatap Haayi lembut. ✅

"Aku mencintaimu, Haayi." mata Alshaf menatap Haayi lembut. ❌

Huruf awal narasi harus memakai kapital.

Jika naskah narasi di awal, maka ketentuannya seperti ini:

Haayi tersenyum. "Aku selalu percaya padamu, Alshaf." ✅

Haayi tersenyum, "Aku selalu percaya padamu, Alshaf." ❌

》》 Perbedaannya terletak pada penempatan titik dan koma. Contoh kedua salah karena memakai tanda baca koma, yang harusnya titik.

🦋Penggunaan tanda koma, biasanya diikuti dengan dialog tag.

"Putri yang menemani Kak Drakula nanti," kata Putri. ✅

"Putri yang menemani Kak Drakula nanti." Kata Putri ❌

》》 Perbedaannya terletak pada tanda baca titik yang seharusnya koma. Kemudian, huruf awal setelah dialog besar padahal seharusnya huruf awalnya adalah kecil.

Ley berkata, "Aku amat menyukai aktor-aktor Korea itu." ✅

Ley berkata. "Aku amat menyukai aktor-aktor Korea itu." ❌

🦋Penggunaan tanda seru pada dialog.

Tanda seru biasanya digunakan untuk menegaskan, memberi peringatan, ungkapan marah dan berteriak.

Contoh salah : “Kak Mila jahat.” seru Okta.

Contoh benar : “Kak Mila jahat!” seru Okta.

》》 Perhatikan narasi setelah dialog. Di situ, narasinya adalah “Seru” yang mana sudah pasti intonasinya tinggi, bukan? Untuk itulah, tanda bacanya menggunakan (!).

🦋Penggunaan tanda tanya di akhir dialog.

Tanda tanya digunakan untuk melengkapi kalimat tanya.

Contoh salah : “Ngapain lu di sini?”, Tanya Mila.

Contoh benar : “Ngapain lu di sini?” tanya Mila.

》》 Contoh awal salah karena setelah tanda kutip di akhir dialog, penulis kembali menggunakan tanda baca. itu jelas salah karena menggunakan dua tanda baca.

Selain itu, posisinya pun tidak sesuai aturan. Jadi, buanglah tanda koma pada tempatnya ya. Dan lagi, huruf awal dalam narasi menggunakan huruf kapital, yang mana seharusnya menggunakan huruf kecil.

🦋Tanda Elipsis/Titik tiga (…)

Tanda ini biasanya digunakan untuk memberikan jeda pada dialog.

Contoh: “Jadi … lu benar-benar nggak sayang gue?"

Cara menggunakan elipsis dalam dialog adalah ketika ada jeda dalam dialog tersebut. Sebelum menggunakan elipsis, beri spasi terlebih dahulu.

Setelah menggunakannya pun beri spasi lagi. kemudian silahkan mulai kata selanjutnya. Ingat, kata baru setelah elipsis huruf awalnya harus kecil. Lihat contoh untuk pehamaman lebih detail.

Bagaimana bila elipsisnya berada di akhir?

Contoh:

“Jangan nangis lagi, April. Gue mohon …,” ucap Furi pelan.

🦋Penggunaan en dash (—) dalam dialog.

Biasanya digunakan untuk dialog yang terputus-putus atau terpotong.

Contoh 1 :

Ti—tidak. Bukan itu maksud gue.” (terputus-putus).

Contoh 2:

Jadi lo pe—” (terpotong karena seseorang langsung menyergah ucapannya).
“Iya. Gue pelakunya,” ucap Dea cepat.

🦋Penggunaan kata “kan” dalam dialog.

Contoh :

“Dia itu pacar lu, kan?”

》》 Perhatikan cara meletakannya. Tak jarang kita menemukan kalimat seperti ini dalam beberapa cerita.

Letakkan tanda (,) sebelum menulis kata “kan” dalam dialog.

contoh serupa :
Belajar yang rajin ya, Nak.”

Kalimat seperti itupun berlalu penggunaan tanda (,) sebelum kata “Nak.”

》》 Catatan : kata “Nak” dalam dialog huruf awalnya besar, karena itu merupakan panggilan pengganti untuk seorang anak. (Nak, Nduk, Non, dll).

Kenapa harus begitu? Karena memang ketentuannya sudah seperti itu. Dan tulisanmu pun akan semakin enak dibaca serta para pembaca tidak salah dalam menafsirkan makna.

Berlaku juga untuk kata panggilan seperti :

Warna senja itu indah. Iya kan, Mil?”
“Aku enggak bohong kok, Sen.”

🦋Penggunaan nama dan panggilan dalam dialog.

Contoh 1 :
“Aku harap Ayah merestui hubungan kami,” ucap Hani penuh harap.

Contoh 2 :
“Aku harap ayah kamu merestui hubungan kita,” kata Putri lirih.

》》 Perhatikan antara contoh satu dan dua. di contoh pertama, kata “Ayah” diawali dengan huruf kapital. kenapa? karena orang yang dimaksud ada di sana. Atau terlibat dalam percakapan tersebut.

》》 Sedangkan di contoh kedua, kata “ayah” di awali dengan huruf kecil yang mana menandakan sang ayah tidak ada di sana, atau tidak terlibat dalam percakapan tersebut.

Contoh 3 :
“Menurut pak Alshaf, tidak seharusnya kita melewatkan jawaban ini.”

Contoh 4 :
“Terima kasih Pak Darma atas kerjasamanya.”

Nah, apabila menemukan kalimat seperti pada contoh nomor tiga dan empat, perhatikan baik-baik.

》》 Di contoh nomor 3, kata “pak Alshaf” huruf awalnya ditulis kecil dan huruf keduanya ditulis besar karena merupakan nama orang. ini sama seperti contoh nomor 1, yang mana pak Alshaf tidak terlibat dalam percakapan tersebut.

》》 Di contoh nomor 4, kata “Pak Darma” huruf awalnya ditulis besar dan huruf keduanya ditulis besar karena merupakan nama orang. Ini sama seperti contoh nomor 2, yang mana pak Darma terlibat dalam percakapan tersebut.

Tambahan :

-Huruf awal dalam dialog harus kapital.
-Nama orang atau panggilan pun harus menggunakan huruf kapital. (Sendi, Mila, dll).

🦋Semoga bermanfaat.🦋

MATERI GSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang