entre🔞

69 6 1
                                    

"Oppa, tolong yang ini juga" Wanita berparas manis itu menyodorkan paper bag biru itu pada suaminya dan diterima hangat oleh sang suami, lalu menatanya dibagasi mobil.

"Masih ada lagi?"

Wanita itu menepuk tangan seolah ada debu menempel. "Tidak, sudah beres."

Mereka kembali kedalam rumah setelah membenahi barang yang akan dibagikan. Sebuah kebiasaan untuk berbagi kepada orang yang kurang mampu.

Bukankah terasa sempurna? Pasangan muda yang amat serasi, hidup berkecukupan, bahkan masalah pun rasanya enggan menyapa mereka.

Park Ryu Jin, Wanita dengan otak cerdasnya, yang selalu bahagia apapun yang terjadi. Karirnya yang terus memuncak, ia bahkan menjadi seorang istri yang baik. Walaupun harus bekerja di rumah sakit, menjadi dokter kandungan. Itu sebuah perjanjian, kalaupun ia sudah menikah tetap harus bekerja.

"Kau berangkat sekarang?" Tanya sang suami menatap Ryujin memakai mantelnya.

"Iya, kau hanya tinggal menghangatkan makanan dilemari pendingin." Si suami mengangguk, lalu pergerakan Ryujin melambat. "Kurasa aku melupakan sesuatu."

"Ada apa?"

Ryujin melepas mantelnya kembali, lalu menghembuskan napasnya panjang. "Jimin. Apa aku tidak memberitahumu?"

"Jimin? Ohh ya, tentu saja."

Ryujin menarik tangan sang suami "bantu aku masak!"

"Kau tidak jadi pergi?" Tanyanya sambil mengolah bahan makanan.

"Kurasa akan mengundur beberapa menit. Setidaknya aku menyambut walau hanya sebentar."

.

.

.

"Jiminie!!"

"Nunaaa" mereka berpelukan layaknya tidak bertemu bertahun-tahun, walaupun memang kenyataannya begitu.

"Wahh kau makin gemuk saja." Jimin terkekeh lalu mengecup pipi yang lebih tua kilas.

"Bagaimana perjalananmu?"

Mereka masuk lebih dalam. "Tentu saja menyenangkan. Sepi, dimana uri aegi?"

"Apa-apaan? Kau menyindirku, huh?"

Jimin terkekeh dan duduk dengan nyaman. "Aku selalu menunggu kabar itu tapi kau tidak pernah menghubungiku."

"Dia terlalu sibuk, jim."

"Jungkook!" Mereka berpelukan sekilas lalu Jimin melemparkan senyuman manisnya. Tepat dihadapan wajah Jungkook. "Wahh lihatlah kalian, sudah tua dan tidak ada anak?"

"Kau juga tua tidak ada kekasih?"

Mereka melanjutkan obrolan dengan santai, sambil menyantap makanan.

"Kau harusnya tinggal dirumahku saja. Lagipula hanya sementara kan?" Ryujin menatap Jimin yang menikmati santapannya. Lalu bergantian menatap Jungkook. "Jungkook juga tidak keberatan, iya kan?"

"Uhukk uhukk"

"Hey, ini." Ryujin menyodorkan minum pada sang suami sambil menepuk punggungnya pelan. "Hati-hati." Ia mengangguk lalu menatap Jimin dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Tidak apa, nuna. Lagipula apartemen mu lebih dekat dengan kantorku jadi lebih akurat. Dan aku hanya takut mengganggu kalian."

Jungkook mengangguk. "Benar, akan lebih mudah."

Ryujin meminjamkan apartemennya pada Jimin, dan pasangan itu tinggal di perumahan yang mewah. Jimin juga tidak mungkin ikut tinggal disana walau hanya berminggu-minggu di korea kan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KookMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang