Iffa Afi

36 5 1
                                    

"Fi, gue bosen, skuy jail" Iffa mengedipkan sebelah matanya genit.

"Skuy, siapa korbannya?" Iffa dan Afi menatap teman-teman sekelasnya satu persatu, tampak berfikir keras.

"Qila aja, anaknya baik, gak bakal mukul" Afi memberi usul, Iffa mengangguk setuju.

Tangan Iffa merogoh kantong baju seragamnya, mengambil sedotan, "Lo buat gulungan kertasnya"

Afi mengangguk, ia merobek kertas dari bukunya, membuat beberapa bulatan-bulatan kecil, "Ini"

"Oke" Iffa mengambil salah satu bulatan, memasukannya kedalam sedotan, menarik nafas dalam-dalam.

Satu

Dua

Tiga

Puf!

"Anjir!, Kena kepala Ari!" Afi refleks berteriak, Iffa melotot marah, kalau saja Afi tidak berteriak, mungkin Ari cuma akan bertanya didepan kelas, lalu menuduh Fauzi dan Kara, tapi Afi berteriak barusan.

Mampus.

Iffa berdiri, "Afi yang niup!, Udah gue larang tadi!" Ini satu-satunya cara.

Ari berdiri, ia mendekati meja Afi dan Iffa, melotot ganas, "Sini lo!, Sebagian ludah lo nyampur sama kertasnya tau gak?!"

Afi menelan ludah, melirik Iffa gemas, "B-bukan gue Ri, sumpah gue gak-"

"Gue gak nyuruh lo ngasih alesan, ikut gue" Ari menarik tangan Afi, Afi hanya pasrah, kalau ia memberontak, nyawa taruhannya.

Awas aja lo fa!!

*****

"Fi!" Iffa mendekati Afi yang berjalan memasuki kelas, menatapnya khawatir.

"Gue marah sama lo!, Minggir!" Afi melotot, Iffa menggaruk kepalanya canggung.

"Maaf atuh', lagian tadi lo teriak-teriak, nanti gue traktir coklat deh, toko coklat nyokap gue terkenal se-Kabupaten loh" Afi menatap Iffa berbinar.

"Oke!, Deal!" Iffa menghembuskan nafas lega.

"Permisi, apa ada Iffari Nayyara Nayya dan Afira Camelica Nayazka?" Afi dan Iffa saling lirik, menatap seorang lelaki diambang pintu kelas.

"Kita" Afi mencicit pelan, lelaki itu menoleh, menatap keduanya dengan raut datar.

".... Kalian ikut gue" Afi dan Iffa saling melirik lagi, lalu melangkah mengikuti si cowok tadi.

"Kita... Mau diapain?" Afi berbisik, Iffa geleng-geleng.

"Kalian mau dipenggal" hening, cowok itu berdeham pelan, "bercanda"

Candaan apa itu woi?!

"Kalian dipanggil Bu Melica" Bu Melica adalah guru drama mereka, "Ditawarin ikut pentas buat dua minggu lagi"

"Humm... Nama kakak siapa?" Afi menatap punggung cowok didepannya lugu.

"Eh, baru tau gue kalo ada orang yang gak tau nama gue" suara itu terdengar datar, tapi ada sedikit keterkejutan "Bily Daaniy, Bily"

"Oh.." Afi mengangguk, "nama gue-"

"Udah tau" Bily memotong cepat, "Lo berdua masuk"

Afi dan Iffa memasuki ruang milik Bu Melica, mengucapkan salam sebelumnya.

"Kenapa Bu?" Afi memulai percakapan, menatap Bu Melica dengan lipatan kulit di keningnya.

"Kalian mau ikut pentas?" Bu Melica menyunggingkan senyum manis tapi menyeramkan dalam satu waktu.

"Harus ikut ya?, Kalo enggak kalian pulang tinggal nama" Iffa dan Afi saling lirik, menelan saliva masing-masing, "Bercanda"

"Guru sama murid sama aja, sama-sama creepy candaannya njir" Iffa bergumam, lalu menghembuskan nafas "kita—"

"Yang tadi itu bukan candaan" Bu Melica menatap kedua siswi didepannya tajam.

"—ikut" Iffa mengangguk kaku, begitupun dengan Afi.

"Oke, kalian jadi cheeleader, ibu dengar kelenturan kalian bagus, muka kalian juga pas buat masuk anggota"

"Gak mau Bu!, Kita itu jelek kok!, Kita kaku, noh, saya gak bisa split payah kan Bu?, Saya payah Bu!, Gak usah cheeleader!, Kita ikut anggota bola aja!" Iffa mengangguk setuju mendengar ucapan Afi.

"Enaknya langsung dikepala atau perut dulu?"

"AMPUN BU!, KITA BERCANDA, IYA KITA MAU JADI ANGGOTA CHEELEADER!" Bu Melica tersenyum manis, menepuk-nepuk kepala dua siswinya.

"Keputusan gak bisa ditarik lagi" Iffa dan Afi mengangguk patah-patah, lalu pamit pergi kekelas.

"Lo ngerasa gak sih?, Kayaknya semua orang yang masuk sekolah ini punya gangguan mental sama jiwa, jangan-jangan sekolah ini sebenernya rumah sakit jiwa yang disulap jadi sekolah?" Iffa bersungut-sungut, memikirkan banyak kemungkinan jelek tantang sekolahnya.

"Iya.... Pantes kalo gue mau buang hajat selalu kentut duluan" Afi ikut bersungut-sungut.

"APA HUBUNGANNYA JUBAEDAH?!"

*****
Part ini pendek Krn Saia lg males nulis, semoga suka y.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Piece Of StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang