Outlaws.

285 15 0
                                    

"Gini, ravispa minggu kemaren diserang bro ama geng outlaws, kita masa diem aja? Gila lo!". Kali ini anak buah raka terdiam.

Bagaimana tidak kesal? Basecamp mereka sudah hancur acak acakan oleh geng sekolah Bina Bangsa. Yang sekolahnya berada 5Km dari sekolah raka.

"Ravispa kemaren udah menang lawan the riddle! Masa geng ecek ecek kaya gitu kalian gabisa? Inget! Disekolah ini kita punya 2 geng tempur!".

Raka menatap satu persatu anggota nya. Untung saja kantin hari ini tidak ramai. Karena memang 5 menit lagi bel masuk berbunyi.

"Hell angels? Lo tau kan geng cewe cewe kelas 12 IPS-2? Jangan sampe kali ini mereka yang ngalahin outlaws! Buktiin kita bisa bro!".

Mereka masih terdiam menunduk. Raka langsung membuang puntung rokoknya sembarangan yang kalau dilihat oleh guru pasti sudah dikenai SPP.

Brak!!

"Eh copot jantung gue!".

Raka menoleh, mendapati sosok gadis berambut sebahu dengan dengan sedikit poni yang mengembang.

Gadis itu menatap raka sambil melipat kedua tangannya di dada. Ia tersenyum sambil menghampiri raka dan cees nya.

"Bel? Ngapain kesini?". Bella terdiam menatap wajah raka yang sedikit memerah. Bella sudah tahu betul kalau seperti ini berarti raka sedang marah kepada anggotanya.

"3 menit lagi bel, nanti lagi aja omelin nya. Nanti kamu kena hukum lagi sama bu vika." Raka menghela nafasnya pelan. Ia tersenyum sambil mengangguk kearah bella.

Sebelum pergi raka sempat menyuruh anggot gengnya pergi mendahului. "Istirahat lanjut di rooftop!" Teriak raka pada mereka yang dibalas acungan jempol.

Raka melihat kearah bella, ia sedang mengambil puntung rokok bekas miliknya yang dibuang ke sembarang arah.

"Cape aku tuh ya, coba buang ke tempat sampah sekali aja. Ga mungkin aku selalu mungutin puntung rokok kamu kaya gini." Kali ini bella yang mengomel.

Raka tersenyum. Setelah selesai, bella menggandeng tangan raka untuk mengajaknya keluar kantin.

"Jadi sahabat yang baik buat aku ya ka." Ucapnya. Raka hanya mengangguk angguk.

Jujur saja, ia seperti ini juga hanya untuk melampiaskan kesedihannya. Raka sangat menyesal, akibat kecerobohannya. Sahabat satu satu nya raka kini hilang. Pergi jauh.

Raka selalu berharap agar sahabatnya kembali lagi. Barangkali harapannya akan dikabulkan oleh tuhan. Raka selalu menduga bahwa ini hari adalah hari keberuntungannya untuk menjumpai sosok sahabat kecilnya.

Gue disini na, gue masih inget lo. Bahkan setelah beberapa tahun lama nya. Gue gapernah bisa buat lupain sosok lo. Gue rindu na,gue nyesel pernah ngajakin lo nyebrang tanpa mama sama papa. Kembali na, please.

✋✋✋✋✋

09:12

Aluna dan kawan kawan hari ini berada di warung kecil belakang sekolah. Yap, itu adalah basecamp mereka yang tidak diketahui oleh banyak siswa maupun siswi.

Aluna terlihat sedang mencari seseorang. Namun, ia tak kunjung sampai. Akhirnya aluna mengambil ponselnya lalu menelfonnya.

Halo?

Lama banget?

Iya, kantin lagi rame.
Sebentar ya.

Oh.

Tutt...

Aluna mengambil permen karet yang sudah ia beli sejak tadi. Menatap teman temannya yang sedang asik merokok.

Aluna memang nakal, tapi ia masih belum bisa kalau ikut merokok bersama kawan kawannya. Padahal mereka sudah menghasut aluna untuk ikut merokok.

Mereka punya prinsip untuk aluna. Buat apa nongkrong kalau ga ngerokok? Asem mulut lo bego!.

Tetapi aluna ya aluna, ia tetap tidak mau. Ia hanya takut ginjal nya semakin memburuk akibat merokok.

"Denger denger, ada geng yang mau nyerang kita ya?". Kata silvi salah satu teman aluna.

Aluna langsung memicingkan matanya kearah silvi. "Outlaws?". Silvi buru buru mengangguk.

"Kok lo tau?". Aluna langsung berdecih meremehkan. Ia kembali mengalihkan pandangannya kearah jalan raya.

"Si geng tengik itu yang bakal ngalahin. Lo liat aja, sejauh apa keberanian mereka ngalahin outlaws." Katanya dengan nada meremehkan.

"Lo kayanya benci banget ama geng ravispa? Ngapa dah?". Aluna menatap tajam kearah laras. "So jago! Gayanya, tingkahnya, bikin gue ilfil.".

Kali ini salsa yang berbicara. "Ganteng anjir, lo mau katain dia juga ya mereka mah tetep ganteng anjir. Udahlah kita bertemen aja sama mereka."

Aluna menatap sinis kearah salsa. "Ogah! Najis banget gue sama mereka. Apalagi tuh si bos yang so kepedean."

Salsa menyengir. "Kita cari tau yuk nama bos nya? Lumayan". Kali ini silvi menoyor kepala salsa.

"Bego! Lo kira bos geng kaya gitu gampang buat cari tau namanya? Liat noh si aluna. Nama dia aja dibikin samaran. Chealsea! ".

Salsa mengangguk angguk. "Berarti bos geng itu sama temen temennya sama dong kaya kita? Pake nama samaran?".

Aluna berdecak. "Kalo kita pake nama asli. Musuh bakal gampang buat ngelacak keberadaan kita. Kalo bisa lo acak noh GPS biar makin susah!". Kesalnya.

Tak lama disa datang membawa 4 kantong plastik. Menaruhnya dimeja warung itu. Lalu duduk disamping aluna.

"Mereka ada dikantin?". Tanya aluna sambil membuang permen karetnya ke tempat sampah.

Disa menggeleng. "Gaada, di rooftop kayanya mereka." Jawabnya.

Sedangkan aluna hanya mengangguk singkat sebagai tanggapan.

《》《》《》


Finish.

Author cuma mau coba coba aja bikin cerita bad boy yang beginian:v karena emang author suka banget sama cerita cerita bandel kaya gini wkwk.
Kaya gambarannya tuh menceritakan masa muda author aww😂.
Tapi ini juga ada yang diambil berdasarkan kisah nyata, ada juga yang lewat gitu aja di otaknya author wkwk.
Ravispa? Iya itu nama geng author dulu:v bener bener ada kok geng nya. Wkwk.

Jangan lupa voment gaissss..

Bad Boy VS Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang