1-ulah Delisa

105 26 30
                                    

Pagi yang cerah telah kembali hadir, menampakkan sinar matahari yang begitu terik. Senyum Delisa terukir,ia beranjak keluar dari kamarnya untuk mengisi perut sejenak sebelum ia berangkat ke sekolah.

Membuka tudung nasi dengan senyum yang mulai memudar,"Nasi putih?" Delisa terdiam melihat nasi tanpa ada lauk apapun.

Namun senyumnya kembali mengembang
"Syukurin apa yang ada,Lisa.Nggak semua orang bisa merasakan nasi."gumamnya. Delisa pun kembali menutup tudung nasi itu, berniat memakannya saat dia pulang sekolah.

Gadis itu berjalan keluar dengan senyum yang tak hilang. Lalu mengunci pintu rumahnya agar aman dan memasukkan kunci itu kedalam tas-nya.

"Gimana mau pergi kesekolah?"tanya Delisa pada dirinya sendiri,berusaha berpikir. "Kalau jalan kaki,telat nggak ya? "
"Coba dulu deh.Kalau hari ini telat,besok naik angkot aja." ucapnya sambil berjalan menyusuri koridor.

Udara pagi ini sangat segar.Delisa selalu menunjukkan senyuman,Mungkin tidak jarang dari pengguna jalan yang menatap Delisa dengan tatapan bingung,berfikir jika Delisa sudah sedikit gila.

Delisa tidak menghiraukan tatapan dari pengguna jalan yang melihatnya dengan berbagai tatapan.Ia selalu mengembangkan senyum,membuatnya semakin cantik.

Tidak bisa dipungkiri,jika Delisa adalah seorang gadis yang cantik. Banyak kaum Adam yang menggilai kecantikannya,Namun Delisa hanya menanggapi dengan senyuman,memilih acuh meskipun ia mengetahuinya.

"Kok berasa jauh banget ya?perasaan kalau di antar nggak sejauh ini"gumam Delisa,terus melangkahkan kakinya.

Kemarin, Delisa pergi ke sekolah di antar oleh kakaknya.Namun tidak dengan hari ini, dan seterusnya.

Semalam, kakak-nya memberi tahu, jika dia akan pergi bekerja di luar kota.Mau tidak mau Delisa harus menerimanya.Tidak jarang dia ditinggal sendiri dirumah, meskipun uang bulanan rutin dikirim setiap bulan,ia tidak bisa berbohong jika, terkadang dia merindukan kakak-nya itu.

***

Braakk...

Seorang gadis yang sedari tadi sedang asik bermain ponsel terkejut dengan gebrakan dari Delisa, membuat gadis itu melihat tajam ke arah Delisa.

Delisa kini telah duduk di bangku-nya dengan nafas yang tidak beraturan.

"Dania tau nggak? "ucap Delisa menggantung kalimatnya. "Lisa tadi ketemu sama kakak kelas,"

"Urusannya sama Dania apa?" tanya gadis yang diketahui bernama Dania itu dengan sangat polos.

"Dania nggak mau ngeliat kegantengan dia? "

"Nggak ah, masih gantengan Song Joong Ki" ucapnya kembali fokus ke layar ponselnya.

Delisa hanya menghembuskan napasnya dengan kasar melihat sikap acuh dari teman sebangkunya ini. Merasa gagal dengan hal yang dia anggap bisa menghibur di pagi hari ini.

Dania Adhysfi, Gadis keturunan German dengan rambut panjang pirang alami yang banyak di gilai kaum Adam karena kecantikannya.Banyak dari kaum Adam yang mengejarnya,namun ia selalu acuh,tak memperdulikannya. Tidak berhenti disitu, ada beberapa dari mereka yang berusaha mendekati Dania dengan meminta nomor ponsel Dania melalui Delisa,membuat Delisa terkadang merasa risih.

Bel tanda masuk sekolah berbunyi. Semua siswa telah duduk di bangkunya masing masing meskipun ada beberapa yang masih membuat sedikit keributan.

"Sudah belajar belum?" tanya Dania, sepertinya mood Dania telah kembali.

"Nggak ada ulangan, nggak usah belajar" jawab Delisa santai.

"Nggak ada ulangan? Lisa lupa?" Delisa melihat kearah Dania yang sedang menatapnya dengan tatapan serius.

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang