Sebuat cerita seorang ayah,selamat membaca :)
Temanku sabrina bercerita tentang ayahnya,ayahnya terkenal galak, tidak tergolong manusia yang hangat, aku dan teman-temanku bahkan takut melihat ayahnya,serem hehe.
Sabrina bercerita tentang perjalanan hidupnya, jelas orang lain bilang ayahnya galak ternyata anaknya pun bercerita bahwa ayahnya memang seperti itu. Maklum,ayahnya dididik dengan keras katanya.
Sabrina sering menangis,katanya ia tak pernah di panggil "sayang" ayahku memng jahat,katanya.
Sering kali,ia bercerita padaku ceritanya penuh dengan caci yang ditujukan pada ayahnya,sesekali aku berucap itu kan ayahmu juga sabar aja.
Suatu waktu ia bercerita,kali ini berbeda makanya aku menulis bagian ini "anakku sakit"
Sabrina bercerita:
Aku dulu sakit bagian bawah perut,namun kata dokter itu hanya magh biasa, telat makan,banyak minum air putih.
Aku masih tak yakin karena makin hari sakit sekali,3 kali masi sama ini magh biasa,aku penasaran sangat penasaran akhirnya aku mengunjungi klinik yg lain dan.. "ini usus buntu harus segera di oprasi,kenapa sudah parah baru dateng" langsung pulang menuju asrama dan menghubungi orang tuaku, "istrahat dulu,nanti papa sama mama ke asrama hari ini juga" ya maklum aku asrama dan lumayan jauh dari rumah.
Sambil menahan sakit,stelah menunggu bberapa jam akhirnya orang tuaku datang.
"Sabrinaa anak mamaa kenapaa" sakit mah sakit pulang ayo pulang.
Aku di gendong papa masuk mobil,kami pulang.
Besoknya kami menuju RS karena dokter bilang ini harus segera d oprasi,stelah masuk ke rumah sakit aku segera di periksa dan benar aku positif usus buntu, stelah itu papa d suruh nunggu sm dokter namun aku liat papa sangat gelisah,kayanya papa takut penanganannya lama karena rumah sakit ini terkenal lama dan ya aku melihat beberapa pasien terabaikan, tiba-tiba..
Papa menggendongku "ngga akan bener RS ini mah hayu cari RS lain"
Saat itu di mobil ada papa,mama, aku dan kang supir.
Di perjalanan aku merasa sangat sakit,tak bisa tertahan lagi ini sakit,aku menangis sekejap suasana mobil menjadi tidak karuan "cepet kang" kata papa ke kang supir.
Mobil menjadi lebih cepat "tahan yaa kuat sabrinaa kuat" kata mama sambil mengelus dan mengusap air mataku.
Sampai di gerbang pintu RS ada satu angkot yang malah menghalangi pintu masuk,sudah di klakson masi saja diam akhirnya,
Papa membuka jendela mobil dan..
"Goblokk, setannn, mikir itu pintu masuk anakku sakit, goblokkkk"
Sekilas ku lihat papa sangat marah,dan kang angkot kaget "sabar paa,anak kita sakit,sabar paa" kata mama mencoba menenangkan.
Stelah masuk aku langsung diperiksa dan memang harus segera d oprasi.
Akhirnya aku d oprasi,masuk ruangan tapi ada kaca d situ jadi aku masih bisa liat keadaan d luar, sebelum d oprasi ada beberapa kali suntikan suntikan yg terakhir "suntikan ini bikin kesemutan sebadan badan,tidak boleh d garuk,d usap-usap aja ya anaknya bu" kata dokter yang terbilang tua tapi sangat ramah,aku ditanya nama,sekolah,juga ditanya riwayat penyakit dan ya aku punya asma dan terakhir "kamu anak yang kuat" katanya.
Aku mulai takut,aku menggenggam tangan mama,"ngga akan sakit,sabrinaa kuat".
Masuk ke ruang operasi,ada sekitar 8/10 klo tidak salah dokter di ruang operasi kala itu.
Aku disuruh duduk,kmudian aku rasa ini di bius entahlah seperti di suntik di bagian tulang ekor.
Sangat sakit,kemudian aku disuruh berbaring.
Terdengar pintu terbuka,dokter ahli datang semua menunduk.
"Siapa namanya?" Sabrina kataku, baik sabrina nanti kamu tidak d bius total kamu akan merasakan sayatannya tapi tidak sakit ko" aku masih bingung saat itu, kemudian..
Salah satu dokter membacakan.."hari ini.. tgl.. bulan.. tahun.. saudari sabrina d oprasi.. berdoa masing-masing keyakinan"
"Mari kita mulai oprasi" suara alat2 trdengar lampu-lampu dinyalakan sangat terang sekilas aku seperti akan mati,takut sekali.
"Baik sabrina bismillah" srettt benar saat itu sayatannya terasa sekali aku kaget dan menangis "gak mau kerasa,pengan d bius total" aku terus menangis.. "jangan menangis nak ini darahnya" mendengar itu aku makin panikk.
"Nak kamu kan punya asma ngga bisa d bius total ya" aku trus menangis dan dokter bilang "terakhir kambuh kapan?" Sudah lama beberapa bulanan. Baik kita bius total.
Akhirnya aku d bius total setelah itu aku tidak ingat apapun.
Stelah selesai aku trbangun sangat pusing sekilas aku melihat papa dan mama sedang menangis dan gelisah,tapi aku sangat pusing aku tidur kembali.
Saat itulah karena aku tidur lagi seolah2 belum terbangun semuanya jd panik.
Tidak lama dokter membangunkanku,dia menepuk nepuk badanku agar segera bangun,aku bangun dan melihat kearah kaca mama dan papa liat aku,tapi mataku tertuju pada mama,terlihat menangis dan baru kala itu aku melihat lagi papa menangis dulu aku pernah melihat papa menangis karena aku d teror karena terjatuh dri lantai atas dan harus segera d oprasi menggunakan alat yg mahal ya modus penipuan biar d tf sejumlah uang.
Aku kemudian segera tersenyum.
Stelah kejadian itu setiap menengok mama pasti bercerita bahwa selepas sadar aku tersenyum "alhamdulillah masi bisa senyum" katanya, pada setiap orang yang menengok.
Jadi bagiku papa ternyata segelisah itu,papaku sama seperti papa kalian,hanya saja papa kesulitan mengungkapkannya,papa tak terbiasa,ksian papa tumbuh tanpa penegasan kasih sayang.
Saat itu aku tersadar, naa bahwa papaku manusia biasa juga pasti ada banyak masa lalu yg berpengaruh,ya mungkin masa lalu nya bhkan lebih buruk,aku sayang papa kiranaa" sambil menangis.
Selesai-Cerita sabrinaa aku tulis,akan ku abadikan disini,membaiklah sabrinaa,kenanglah kenangan-kenangan baik..

KAMU SEDANG MEMBACA
Kejora
Short StoryAkhir-akhir ini kata keluarga terdengar asing Banyak yang mencari pelarian,karena merasa terasingkan. Rumah sudah tak ramah lagi. Kehilangan kasih dan peduli. Perkenalkan,namaku kiranaa aku harap kegelisahanmu,rasa sendirimu tak membuatmu putus asa...