Perpisahan

33 4 0
                                    

Sore itu hujan,tiba-tiba agi bercerita
"Kiranaa kamu inget guru kita yang waktu itu bilang bahwa kamu akan nikah dluan"
"Tentu sajaa,kenapa memangnya gi?"
"Sekarang dia duda,mantan istrinya malah curhat ke aku"
"Iya? Masa ah ,Kasian anaknya,punya anak 2 kan yaa?"
"3 naa udah 3 yg kecil lucu banget"
"Kenapa ya?ko bisa bercerai gtu? Aku kasian sama anaknya"
"Tau naa lgian aku udah ngga asing sama perceraian"
Entah kenapa aku sangat berharap bahwa cinta sejati itu nyata untukku gi,kau ingat cerita ila?sedih aku,kenapa bisa yang saling mencintai tiba-tiba berhenti apalagi sudah ada buah hati lalu kenapa saling meninggalkan dan pergi?
Aku sering bertanya -tanya Aku juga sudah tak asing dengan kata perceraian,sedari kecil aku punya teman yang juga bercerai,temen bermainku namanya dirgantara,dia pandai melukis mungkin itu ketika aku tk 0 besar,aku bertanya-tanya apa itu cerai.
Kemudian menginjak sekolah dasar ada temenku yang pemurung namanya eva dia sering di jadikan bahan olok-olok suatu waktu,eva ga masuk,kebetulan aku ketemu dia di jalan sambil menggendong bayi.
Lantas aku mengejarnya,aku bertanya kenapa dia tidak sekolah, dulu aku tak mengerti kenapa dirgantara sering banget melukis orang tuanya,pas sd aku mulai sadar sesedih apa dirgan,karena evalah aku sadar.
Eva dengan bayi yang ia peluk kemudian diam dan berusaha menjelaskan,aku melihat matanya,matanya berbeda tidak seperti temanku yang lain,dia sedikit kaget memang,lalu..
"Eh kiranaa iya aku izin,aku harus jaga adik,entah mungkin tak lama lagi aku akan berhenti sekolah"
"Lah ko kmna orangtuamu? Kenapa berhenti?"
"Ada udah yah aku masi banyak pekerjaan"
"Bentar,bentar dlu vaa,kenapa kamu berhenti ?"
"Kirann aku tidak sama seperti kamu,aku harus merawat adik, aku hidup bersama bibi,ayah dan ibuku bercerai mereka pergi meninggalkan kami" lalu dia menangis,sayang aku awam dalam menghadapi situasi seperti itu dulu seharusnya aku memeluk eva,eva..maaf kan aku.
1 minggu kemudian ternyata eva benar-benar berhenti,lalu aku mencari tahu tempat tinggal eva dan syukur aku mendapatkannya.
Aku datang menemui eva,ia membuka pintu,lagi-lagi bersama bayi lucu itu.
Beberapa percakapan dimulai lagi tapi yang membuatku ingat adalah..
Kiraan kamu ingat bahwa teman-teman sering mengejekku,karena aku tak punya mainan bagus,tas bagus,tempat pensil yang bagus,juga karena aku miskin,aku tak pandai,dan aku kotor,kiraan apakah aku pernah membalas mereka?apakah aku pernah bilang bahwa mereka jahat? Tidak kirannn,aku ingin sekali bilang bahwa mereka jahat tapi aku takut,aku takut orangtuaku marah,aku takut menimbulkan masalah.
karena pasti yang akan disalahkan jika aku melawan ya aku,mungkin aku akan di labrak oleh orang tua temenku yang jahat itu lalu orang tuaku marah.
Saat itu orang tuaku belum bercerai kiran,sampai aku bertanya tanya kenapa mereka meninggalkanku,aku bahkan tak menimbulkan masalah sedikitpun..
aku tak meminta apapun..
aku menerima semuanya..
kiraan jika kamu jadi aku,lantas alasan apa orang tua kami,bercerai dan meninggalkan kami seperti ini?.
Saat itu aku menangis,betapa terlukanya eva,saat itu pun aku tersadar teman kecilku dirgantara,dirgan sekarang aku sadar kenapa kamu sering melukis orangtuamu,dirgan kamu dimana ?apa kabar?
Beberapa pengalaman itu gi,membuat aku tersadar betapa terluka teman-temanku dimasa anak-anaknya,mereka bahkan tidak mengerti,tidak tahu kenapa mereka ditinggalkan.
Sampai sekarang aku menyimpan pertanyaan pada orang tua teman-temanku,aku ingin bertanya pada mereka apakah dengan meninggalkan darah dagingnya,lalu bercerai apakah mereka saling berhenti mencintai?apakah dengan berpisah mereka lebih tenang?
Apakah mereka tenang dalam tangisan kerinduan,anak-anaknya?

KejoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang