REYLEN 00

290 22 0
                                    

Gadis cantik, imut, mungil, rambut terurai yang membuat satu sekolah terpesona dengan ke cantikkanya.

Gadis itu bernama Alena Wanda Amira sosok yang sangat periang tapi itu dulu berbeda dengan yang sekarang.

"Cantiknya."

"Wihh bidadari ini mah."

"Siapa tuh namanya."

"Boleh lah gue gebet." Ucap Gilang.

"Mana pantes sama lo mending sama gue." Ucap David.

"Masalahnya tuh neng bidadari ga mau sama lo berdua bengek." Ledek Surya.

Sementara itu berbeda dengan Rey, dia hanya diam, ternganga, terkejut dengan perempuan yang sedang berjalan menuju dirinya.

"Diem diem bae woyy." Teriak David.

"Hah? Apa?"

"Lo kenapa."

"Gue ga papa."

"Lo ga terpesona sama tuh bidadari cantik."

"Ga lah."

"Lo sehat bro?"

"Sehatlah."

"Tuh cewe cantik masa lo ga terpesona."

"Cantik? Haha b aja."

"Anjingg segitu cantiknya kek bidadari lo bilang b aja? Emang dasar bego!"

"Ada yang lebih cantik dari tuh cewe."

"Eh eh tuh cewe tambah ngedeket ke sini woyy." Ucap Gilang.

"Anjirrr gue mau pingsan." Ucap David.

"Najis alay lo." Desis Andika.

"Meleleh gue."

"Najis! Bukan temen gue."

"Iriii aja lo kunyukk."

"Jijik gue."

Gadis itu semakin mendekat ke arah Rey cees dan gadis itu sudah tersenyum lebar kepada Rey tapi sangat disayangkan Rey langsung pergi meninggalkan semuanya.

Senyum manis itu seketika berubah menjadi sedih saat melihat orang yang sudah lama sekali tidak pernah ia lihat dan sekalinya bertemu dengan orang yang ia rindukan kini malah menjauh darinya.

"Hai cantikk." Ucap semua sahabat Rey

"H-hai." Ucap Alena sembari tersenyum terpaksa.

"Masyaallah cantiknya bini gue." Ucap David.

"Mimpiii woyy-!"

"Irii aja lo."

"Tuhann kenapa rasanya sakit banget." Batin Alena.

"Cantik kantin yukk."

"Gue duluan ya."

"Ga mau ke kantin bareng abang nich."

ReyLenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang