DIA PERNAH DENGANNYA

20.7K 249 15
                                    

"Al ini nama dan tempat untuk kamu melamar. Siapkan semua dengan benar. Nanti kalau sudah biar aku yang antarkan surat lamaran kamu" ujar Aan.

Aldi, ponakan Jono, menerima kertas itu dengan berseri. Sudah hampir sebulan dia tinggal di gubug Jono. Dia pikir mudah mencari pekerjaan di antara ribuan kantor Jakarta. Aldi telah bertemu Aan beberapa kali. Aan yang menginformasikan kalau TU di kampusnya membutuhkan staf yang bisa mengoperasikan komputer untuk entri data.

"Mas Aan, terimakasih loh sudah membantu ponakan saya" ujar Jono sewaktu Aan mengambil berkas lamaran yang sudah disiapkan.

"Sama-sama mas. Kan kita harus saling membantu" ujar Aan tersenyum penuh arti.

Singkat cerita Aldi mendapat panggilan wawancara dan diterima bekerja di kampus tempat Aan kuliah. Sebagai pegawai baru dan juga high quality jomblo, nama Aldi segera meroket ke seantero kampus. Tidak hanya cewek-cewek yang memperbincangkan pegawai TU baru tapi juga para mahom (mahasiswa hombreng). Banyak yang pura-pura nanya ke TU hanya untuk melihat tampang Aldi. Aldi sendiri tidak menyadari semua hingga Aan memberitahukannya.

"Masa sih mas sampai sebegitunya?" Aldi bertanya tidak percaya.

"Iya Mas. Aldi kan hanya cowok desa begitu..." Jono juga ikut tidak percaya.

"Bener Mas" kata Aan sambil memandang Jono.

Lalu Aan melanjutkan.

"Malah ni mas, ada seorang cewek yang jadi model tuh meminta saya agar saya membujuk Aldi agar melamar sebagai model di tempatnya. Kamu mau, Al?"

Aldi hanya tersenyum.

"Mau nggak Al? Jangan cuma senyam-senyum begitu"

"Walah Mas Aan ini bercandanya keterlaluan. Tampang pas-pasan begini kok jadi model."

"Kalau kamu ga percaya, begini saja. Sabtu nanti kamu kuantar ke tempat manajemen temanku
itu"

Jono memandang ponakannya yang dianggapnya sangat beruntung. Mengapa aku tidak seberuntung dia? Namun kebahagiaannya juga kalau bisa mengantarkan ponakannya hingga ke jenjang lebih tinggi dalam kesuksesan.

"Ya sudah nanti sabtu berangkat saja sama mas Aan" Jono ikut mendorong.

***

"Menurut Pak Lik, apa iya saya ini pantas kalau jadi model?"

"Yaaa kamu cukup ngganteng sih" Jono tidak bisa memberi pujian lebih dari 'lumayan'.

Jono sendiri tidak paham dengan kriteria ganteng. Di wajahnya sama sekali tidak terkesan bule. Hidungnya juga tidak mancung. Aan pernah mengatakan kalau wajahnya khas pria Indonesia yang tampan. Orijinal, katanya. Memangnya spare part sehingga di sebut orijinal. Nanti jangan jangan ada wajah KW 1 dan KW 2 lagi... Tapi memang Aldi enak dipandang. Ah ya, dia ingat pernah mengandaikan jika di Jakarta mungkin Aldi jadi artis. Mungkin yang kuasa mendengar doa baiknya.

Sabtu sore itu juga, Aldi pulang dengan wajah berseri.

"Pak Lik. Kabar gembira...."

Jono yang sedang membersihkan mesin motor pada cairan minyak tanah yang sudah menghitam mendongak sebentar.

"Apa? Main film ya...?" ujar Jono ikut senang.

"Yeee Pak Lik. Belum lah..."

"Lah terus apa?"

"Aku akan ikut sesi foto ke Ujunggenteng minggu depan"

"Hah, foto seksi? sama cewek?" Jono kini memperhatikan Aan yang tersenyum-senyum.

"Bukan foto seksi, Pak lik. Ini mau foto-foto dan aku dibayar. Aku jadi model"

"O begitu. Pak Lik kira mau jadi model bokep begitu" Jono tertawa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TUKANG TAMBAL BAN MACHO DAN BIRAHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang